Mark sudah diantar oleh Suho ke ruangan Kim uisa. Disana dia sempat berbicara empat mata. Suho sempat meminta Kim uisa untuk menolak permintaan Mark, namun Kim uisa juga tidak bisa mengabulkan permintaanya, karena dia sudah berjanji pada Mark.
Suho hanya menunggu Mark sendirian, sementara Kibum pergi untuk menemui suami dan putranya yang sedang ada di kantin rumah sakit.
Setelah menunggu selama hampir satu jam, akhirnya Mark keluar dari ruangan Kim uisa dengan wajah yang sangat lelah. Suho tau, keponakannya pasti merasa kelelahan. Belum lama dia sadar dari pingsanya, kini harus menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui apakah ginjalnya cocok apa tidak untuk Jaebum.
Suho mengambil alih kursi roda Mark, dia berterimakasih pada perawat, sebelum kembali mendorong kursi roda Mark kembali ke kamarnya.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara di antara mereka. Mark terlalu lelah untuk sekedar berbicara pada samchonnya, sedangkan Suho juga sibuk dengan pikiranya.
Setelah sampai di kamar Mark, Suho membantu keponakanya untuk kembali berbaring di ranjangnya. Dia melakukanya dengan perlahan.
"Istirahatlah Mark! Samchon akan pergi dulu. Mungkin sebentar lagi halmonie mu akan kembali lagi kesini" ucap Suho sambil merapikan selimut yang dipakai oleh Mark.
"Ne samchon, gomawo samchon sudah mau menolong ku" jawab Mark sambil menatap samchonnya dengan sayu. Mark sudah mengantuk, ditambah lagi usapan lembut yang dilakukan oleh samchonya, membuat Mark tidak dapat menahan kantuknya, akhirnya kedua mata Mark tertutup, terdengar dengkuran halus dari Mark.
Suho tersenyum melihat keponakannya sudah tidur, dia merapikan sekali lagi selimut yang dipakai oleh Mark, lalu mencium lembut kening Mark. Setelah itu dia pergi dari ruangan Mark.
Skip......
Kibum sudah berada di kantin rumah sakit dengan suami dan putranya. Dia menitipkan Mark pada Suho, sementara dia pergi untuk menemui suaminya.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Kibum sambil menatap suami dan putranya. Dia sudah menceritakan semuanya pada mereka.
"Bagaimana kita mempunyai cucu yang keras kepala seperti ini" ucap Siwon. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran cucu bungsunya, kenapa cucunya masih memikirkan kebahagiaan daddynya, sementara sang daddy tidak pernah peduli padanya.
"Daddy baru tahu kalau cucu daddy itu keras kepala? Mark itu sama seperti Kris hyung, dad. Kris hyung saja yang terlalu bodoh karena tidak menyadari semua kesamaan Mark dengan dirinya" kata Sehun.
"Kau benar Hun, ternyata sifat mereka sama. Kalau sudah menginginkan sesuatu, mereka akan melakukan apapun untuk meraihnya".
"Terus kita harus gimana yeobo? Aku tidak ingin kehilangan kedua cucuku".
"Tenanglah Bumie, semua pasti ada jalannya. Aku yakin cucu kita pasti akan bertahan".
"Tapi yeobo,,,,Mark sudah memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi hyungnya. Bukannya aku tidak menyayangi Jaebum, tapi aku juga tidak ingin kehilangan Mark".
"Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan kedua cucu kita adalah kita harus menemukan donor lain untuk Jaebum" ucap Siwon.
"Bagaimana caranya dad?".
"Kalian tenang saja daddy akan meminta tolong pada Prof. Jung untuk mencarikan donor ginjal untuk Jaebum. Semoga saja dia bisa membantu kita".
"Siapa Prof. Jung, yeobo?".
"Kau tidak ingat Bumie?" tanya Siwon yang hanya dijawab gelengan oleh Kibum. "Dia Jung Yunho teman SMA kita dulu, dia yang mempunyai rumah sakit ini" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family
Teen FictionSeorang anak yang menginginkan pengakuan dan kasih sayang daddy nya. Walaupun dia harus menukar seluruh waktu yang dia miliki untuk sebuah pelukan dari daddy nya dia rela.