37. DEG

1.3K 48 0
                                    

Saat ini Shesil sedang di antar pulang oleh Aldo, di sana hanya ada keheningan karna Shesil sedang berpikir bagaimana cara ia berbicara pada Aldo untuk mengakhiri drama ini, karna jujur Shesil tidak ingin menyesal dikemudian hari atas pilihannya ini.

Ngikkk

Motor yang dikendarai Aldo mengerem  mendadak, otomatis badan Shesil pun terdorong ke depan mengenai punggung Aldo, sontak lamunannya terhenti seketika.

"Lo apa-apaan sih? Lo sengaja ya mau Modus?!! Biar-" omel Shesil tetapi di potong terlebih dahulu oleh Aldo

"So-sorry sill, tadi ada kucing nyebrang sil, ya gua kaget, jadi gua ngerem mendadak" balas Aldo menengokkan kepalanya ke arah shesil, dan tiba-tiba Shesil sakit di kepalanya kembali

"Ahhhkk" ringis Shesil turun dari motor Aldo sembari memegangi kepalanya, sakitnya sama seperti kejadian yang kemarin, dan pikirannya pun seakan berputar, memorinya penampakan 2 orang jelas seperti kejadian barusan, tetapi lagi-lagi hanya suara dan selebihnya ngeblur di ingatan Shesil.

"Sil, Lo gapapa?" Tanya Aldo khawatir, ikut turun dan memegang bahu Shesil, dan shesil hanya mengangguk yang masih keningnya.

"Okke, sekarang gua Anter lo langsung pulang ya. Gua takut Lo kenapa-napa lagi sill" aldo pun naik ke motor sembari memasang helm full facenya, diikuti Shesil yang menahan pusing

"pegangan sil, gua mau langsung ngebut, biar cepet sampe rumah" tambahnya dan shesil melingkarkan tangannya di pinggang Aldo dan menyenderkan kepalanya di punggung Aldo, sontak Aldo merasakan kemenangan di dalam dirinya langsung dia tersenyum kecil sembari melajukan kembali motornya.

Ca ae lu ahh do, nyari momentnya wkwkwk

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada seseorang memperhatikan mereka di balik pohon dengan tersenyum miring.

"God job Aldo, Lo udah pinter sekarang ya tanpa gua kasih tau lagi. Ushhh shesil-shesil, dari pada Lo terus menderita sama sakit kepala Lo itu. Mending Lo mati, percuma Lo idup kalo tanpa ingatan!! Mau gua bantu supaya Lo cepet mati Shesil?? Hahahaha" tawa jahat seseorang di balik pohon.

*Sesampainya di depan rumah Shesil.

"Makasih ya" singkat Shesil yang sekarang sudah terlihat fit.

"Sama-sama, mungkin obat Lo itu gua sil, secara gitu abis lu meluk gua pusing lu itu langsung ilang kan??" Kekeh Aldo menggoda Shesil.

"Apaan sih Lo, dari kemaren juga gua kaya gini terus kali, Tanpa meluk Lo sakit gua udah cepet ilang kalee." Balas shesil

"Ohh gitu" Aldo pun mengangguk kecewa "yaudah gua balik dulu ya?" Pamitnya, ingin memakai kembali helmnya tapi di tahan oleh shesil

"Ehh tunggu Aldo"

"Iyya kenapa lagi? Masih kangen?" Ledeknya dengan senyum mautnya

'duhh apaan banget sih nih Aldo, ledek recehan gitu, makin ilfeel gila!! Dari pada ledekannya Aldo yang garing mending juga ledekannya Dipta!! Ehh apa sih kok malah ke Dipta? Yakali gua mikirin si cupu  itu!! Eww nggak lah ya' batin Shesil

"Heyyy shesil?? Kenapa bengong??" Ucap aldo memetikan jarinya di wajah Shesil

"Ehh iya, maksud gua nahan Lo pulang itu mau bilang, hm itu anu hmm. Mulai sekarang Lo gak usah Anter jemput gua lagi, dan gua minta Lo batalin perjodohan kita" ucap Shesil terbata-bata

"Kenapa?" Tanyanya menaikan alisnya sebelah

"Gua gak bisa lanjutin ini do, perasaan gua sebulan ini gak pernah berubah di tambah sikap pengertian lo juga, gua masih biasa aja" jelasnya dan Aldo pun menghela napas

"Hmm sil, gua tau cinta gak bisa dipaksain. Tapi ini permintaan bonyok gua sill, gua gak mau jadi anak yang durhaka, harapan mereka cuma gua supaya anaknya itu bahagia dengan calon pilihannya. Gua tau ini berat buat lo, tapi Lo juga ngerasain diposisi gua kan? Jadi gua mohon Lo mau kan bantu gua?" Tuturnya wajah lesu. Shesil pun terdiam sembari memutuskan keputusannya.

"Iyya gua tau Lo emang gak ada perasaan apapun sekarang, tapi nanti setelah kita nikah, Lo baru ngerasain itu semua sil, dan gua juga gak tinggal diem, gua akan buat Lo cinta sama gua sampai bikin Lo bener-bener takut kehilangan gua" tambahnya tersenyum kecil sambil mengusap wajah Shesil.

Shesil pun tersenyum kecil "Iyya gua mau, dan akan gua usahain" jawabnya

"Makasih Shesil, i love you. Kalo gitu gua balik ya udah sore, takut nyokap nyariin" Shesil hanya mengangguk sambil tersenyum sembari melihat arah perginya Aldo.

*****

4 bulan kemudian

Dipta, fahrul, shesil, Vika telah menyelesaikan ujian nasional dari sebulan yang lalu. Dan begitu juga dengan perjuangan Dipta alias bintang bersama temannya untuk menyembuhkan penyakit yang di derita Shesil.

Semua upaya dan usaha telah mereka keluarkan, tetapi hasilnya nihil. Shesil hanyalah merasakan sakit di kepala tetapi masih saja tidak bisa mengingat bintang.

"Bintang papah udah daftarin kamu di universitas Harvard di Amerika serikat. Disitu universitas bagus bintang, dan papah udah masukin kamu ke jurusan bisnis. Supaya kamu bisa melanjutkan perusahaan papah"

Trang

Sendok yang berada di tangan bintang terjatuh ke bawah, betapa terkejutnya ia mendengar pernyataan yoga yang selaku papahnya tadi

"Ta-tapi pahh, Shesil belom sembuh total, bintang juga gak bisa ninggalin dia dalam keadaan gitu pah"

"Shesil dan selalu saja Shesil yang ada dipikiran kamu itu!! Mau sampai kapan kamu merjuangin dia? Sampai sekarang saja dia sama sekali tidak mengingat kamu bintang!!" Sentak yoga menaik oktaf suaranya.

"Yang dibilang papah kamu ada bener juga bintang. Kamu harus lanjutin pendidikan kamu, jangan jadiin Shesil suatu alesan untuk tidak melanjutkan pendidikan kamu ke jenjang berikutnya bintang" balas Dian

"Iya mah pah, bintang tau, dan bintang akan melanjutkan pendidikan bintang sesuai yang papah mau, tapi tunggu Shesil sembuh dulu pah dan setelah itu bintang akan turutin kemauan papah" jelas bintang menatap kedua ortunya tersebut

"Gak bisa bintang. 3 hari lagi kamu akan langsung berangkat ke sana. Papah sudah persiapin semuanya lewat teman papah. Keputusan papah sudah bulat. Dan kamu tidak bisa mengganggu gugatnya. Apa kamu ngerti Bintang Pradipta??!!!" Jelas yoga menatap tajam bintang.

Bragg

Bintang langsung pergi dari meja makan tersebut dan berlari ke kamarnya. "Bintang!! Apa kamu tidak diajarkan tatakrama selama ini?! Meninggalkan keluar yang sedang makan bersama itu tidak sopan!!" Teriak yoga yang sangat memperlihatkan kemarahan di wajahnya, bintang tetap berlari ke kamarnya, menyuekki teriakan yoga.

"Arrrgghh" membanting dirinya ke sofa yang berada di kamarnya. Sedang kesal-kesalnya mendadak hp yang berada di sampingnya pun berdering, terpaksa ia menjawab telfon itu dalam keadaan marah.

"Hallo?!! Kenapa?!!!" Bentaknya kepada orang di ujung telfon itu.

"LO HARUS CEPET KESINI!! PERNIKAHAN SHESIL SAMA ALDO DIMAJUIN JADI MINGGU DEPAN!!!"

DEG

#####

Bukan Dilan 1990 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang