30. Firasat buruk

1.3K 55 0
                                    

*Shesil pov

"Gak lucu Ihh bintang, gua hampir aja mau pingsan tau gak saking takutnya gelap hiks" lirih ku yang memukul dada bintang dengan buket yang ia berikan tadi dan tak lama bintang pun menarik tangan ku lalu masuk ke pelukannya dan ia pun mengelus lembut rambut gua dengan tawa geli di wajahnya.

"Iya-iya maaf ya? Kan sengaja ini moment buat pacar gua tersayang hehe" balasnya dengan sikap yang sama.

"Jadi kita sekarang pacaran?" Tanya gua polos dengan mendongakkan kepala yang menatapnya.

"Iya lah, kalo gak pacaran ngapain tadi kamu Nerima aku sayangggg" jawabnya yang semakin mempererat pelukannya.

"Hmm" dengus bahagia ku yang bersandar di dada bintang yang mengingat kejadian yang baru saja terjadi barusan, sesekali bintang pun mencium keningku yang sangat nyaman dan berharap waktu ingin ku hentikan saat ini juga.

*Flashback on

"Aaaaaaaaa" teriak Shesil sambil menutup kupingnya seperti terdengar suara ledakan.

Dan 1 lampu kecil di tengah ruangan menyala, disitu terlihat bintang dengan duduk di depan piano milik fahrul, yang menekan not dan mengalunkan irama pada yang ingin ia nyanyikan.

Yups dari iramanya saja, gua udah tau dia akan bernyanyi lagu barat yang berjudul perfect dari ed sheeran

Bintang :
I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love

Gua saat ini cuma bisa kaget dengan telapak tangan yang menutup bibir gua dan air mata yang terus ngalir dari mata gua. Gua bingung, lidah gua berasa kaku gak kuat ngucap sepatah katapun.

Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath
But you heard it, darling, you look perfect tonight

Semua mata malam ini hanya tertuju pada gua dan bintang, bintang pun berdiri dan berjalan mendekati gua, alunan lagi di ambil alih oleh Fahrul.

Bintang pun berlutut satu kaki di hadapan gua, dengan memberi 1 buket mawar putih. Jantung gua dua kali berdetak saat liat aksi seperti di film Drakor yang selama ini gua liat tapi hari ini gua ngalaminnya sendiri.

"Aku tidak ingin jatuh cinta karena jatuh cinta itu sakit, aku lebih memilih bangun cinta karna aku yakin kamu akan membantu ku untuk membantu cinta kita bersama" menjeda perkataanya

"So, Will you be my girl friend Shesil Alprilia Azzahra??" Tanyanya tak lama waktu lama gua pun mengangguk tanyaan bintang tersebut.

"Yes, I Will Bintang Samuel Syahreza Pradipta" menerima buket pemberiannya dan bintang pun berdiri sesekali aku melihat wajah yang sangat bahagia atas ucapan ku dan ia pun meletakan kedua telapak tangannya di wajahku yang mengusap lembut sisa air mataku yang menetes.

*Flashback off

****

Bintang masih merangkul tanpa melepaskannya, tawa serta canda sangat menunjukan sekali betapa bahagianya ia malam ini, begitupun denganku tak bosan aku terus memandangi wajahnya itu.

Mungkin saat ini aku merasa wanita yang sangat beruntung malam ini, di kerjain habis-habisan dengan mereka semua. Saat ini aku merasa bahwa ada yang memperhatikan aku dari tadi tapi mungkin itu hanya firasat ku saja.

"Kamu gak makan?" Tanyanya dan aku hanya menggeleng

"Kenapa?kamu sakit?" Tanyanya lagi

"Gak tang, aku gapapa, cuma firasat aku aja yang gak enak"

"Mau pulang sekarang?"

"Nanti aja, lagi juga pestanya belom selesai" jawabku, bintang hanya tersenyum sambil mengelus rambutku. Tak lama Kenzo meneriaki kami yang sedang berdiri di bawah lampu gantung yang berukuran lumayan besar.

"BINTANG AWAS!!DIATAS LO!" bintang pun menengok ke atas dan langsung menarik ku untuk menjauh dari sana dan tak lama kita menjauh dari situ

PRANGGG

lampu gantung itu jatuh tepat di tempat tadi, tamu tamu di kagetkan dengan lampu gantung yang lumayan besar itu mungkin jika terkena orang lain sudah menelan 5 korban jiwa tapi untungnya semua terselamatkan, dan om surya pun langsung menghampiri kami

"Kalian gapapa??" Tanya om Surya

"Gapapa om" jawab bintang sedangkan aku masih mengatur napas atas kejadian yang baru tadi, entah kebetulan atau apa firasat burukku memang benar terjadi.

Om Surya serta sekeluarga pun heran bagaimana lampu gantung yang diatas sana bisa jatuh begitu saja, karna bertahun tahun ia tinggal di rumah itu tidak ada yang aneh selain ada yang sabotase lampu gantung itu.

Tak lama om Surya pun membubarkan pesta tersebut, dan aku diantar pulang oleh bintang menggunakan mobilnya.

Dijalan aku terus bersandar di pundaknya sampai tidak minat untuk memakai sabuk pengaman, padahal bintang sudah memperingatiku tapi aku tetap saja bantah.

"Aku takut bintang" ucap merangkul erat lengan bintang yang fokus memegang stir mobil

"Gak usah dipikirin, tadi cuma kebetulan doang sama firasat kamu. So kamu tenang aja ya" balasnya dengan mencium keningku, aku pun tersenyum menggeliat di pundak bintang, rasanya aku ingin terus bersamanya..

'jangan pisahkan kami Tuhan, aku ingin bintang jadi pelabuhan terakhir untuk selamanya' batin ku

Saat kita asik mengobrol dan bercanda. Sebuah mobil truk dengan kecepatan tinggi oleng di hadapan kami dan menabrak bagian pinggir mobil bintang. Mobil kami pun ikut oleng tak terkendali dan berakhir dengan menabrak pohon besar.

Bugghhh

Aku merasa darah yang keluar dari pelipisku serta di hidungku atas benturan kencang yang tadiku rasakan. Sulit rasanya untuk membuka mata hanya untuk melihat kondisi bintang. Tapi tidak mataku berkunang-kunang dengan napas tak berdaya dan semuanya pun gelap seketika.

######

Bukan Dilan 1990 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang