akhirnya shesil pun mengalihkan pandangannya ke lain arah, dan tatapannya berhenti pada 4 orang yang memakai berseragam SMA, 2 cowo dan 2 cewe itu membuat mengingat masa SMAnya dimana ia, vika, bintang dan juga Fahrul selalu bersama.
"Kenapa? Suka sama brondong?" Tanya pria itu ikut menatap 4 anak SMA
"Ya nggak lah, 4 anak SMA itu ngingetin saya pas jaman SMA dulu. Sama kaya mereka" menunjuk ke arah anak SMA
"Ohh, lalu dimana ketiga temanmu itu?" Tanyanya
"Vika kuliah di Jakarta, Fahrul katanya kuliah di London, dan bintang yang tadi saya bilang dia kuliah di Harvard"
"Btw saya juga dari Harvard loh" ucapnya yang membuat shesil membulatkan matanya
"Kamu kenal bintang?? Bintang Samuel syahreza Pradipta?? Kamu kenal dia?? Anak fakultas bisnis?!" Cerocosnya
"Heyy santai, ya aku kenal dia. Nama dia bukan bintang, di sana di panggilnya 'Sam'. Kamu benaran pacarnya Sam?" Tanyanya heran
"Iyya, kenapa kamu nanya gitu?"
"Dia itu anak Bar, tiap hari juga cewe yang dibawa ke tempatnya beda-beda. Kamu itu polos sekali membiarkan hubungan pacaran terus berjalan. Ahh payah" tuturnya menyenderkan punggungnya ke sofa
"Gak!! Aku gak percaya!! Bintang gak mungkin berbuat Setega itu ke aku, kamu ngerti!!" Bentak Shesil melotot ke pria itu
"Yasudah kalo kamu tidak percaya, aku sudah ngebilangin baik-baik ke kamu daripada nantinya kamu kecewa" ketusnya
"Brengsek bintang!!!" Kesal Shesil mengepal telapak tangannya, sedangkan pria malah menyuingkan senyum miring.
"Udahlah gak usah kamu pikirin. Itu udah jadi tradisi di sana. Mending kamu sama aku, kita bisa balas perbuatan pacar kamu itu" balasnya menaik turunkan alisnya
"Kalo bintang bisa kaya gitu!! Gimana model kaya Lo!! Lebih baik gua pergi dari sini. Lo pasti sama brengseknya kaya dia!!" Sentaknya membenahi semua barangnya.
"Hahahaha kamu pasti akan menyesal nolak aku kaya gini. Sedangkan kan kamu aja belom liat wajah aku seutuhnya" Shesil hanya terdiam beranjak dari duduknya dan berbalik tetapi...
"INI AKU, BINTANG, PACAR KAMU SAYANG"
DEG
langkahnya tertahan oleh teriakan pria itu. Jantung Shesil berasa pengen copot setelah mendengar teriakan itu. Ia pun berbalik arah yang mendapati pria yang sejak tadi mengobrol dengannya telah pembuka kacamatanya dan topinya tadi. Dan benar itu adalah bintang yang sedang tersenyum geli sembari memainkan alisnya itu.
Brugg
Shesil langsung berlari kecil lalu menambrak tubuh bintang dan langsung memeluknya dengan erat sangat erat, betapa rindunya ia pada kekasih itu yang dalam 4 tahun ini hanya bisa diliat dalam layar hp dan sekarang untuk pertama kalinya ia bertemu lagi, dan air mata pun tumpah ke pipi shesil yang saat ini membasahi jaket kulit punya bintang.
"Aku tau ini pasti kamu hiks. Kenapa kamu boongin aku segala hiks. Kamu jahat, jahat, jahat hiks. Kenapa kamu gak hubungin aku kalo kamu mau pulang hah??" Tangisnya yang saat ini jadi bahan tontonan gratis pengunjung coffeeshop sedangkan bintang hanyalah tertawa geli
"Ehhh udah cup cup cup ya.. kamu mending duduk dulu, kita ngobrol lagi ya, tuhh diliatin sama pengunjung sama karyawan kamu. Nanti kalo kita viral gimana? Kamu juga nantinya yang nyesel gara-gara aku jadi inceran banyak cewe hahahah" di balas pukulan keras tepat di dada bintang dan mereka pun kembali duduk di sofa. Kali ini mereka duduk sejajar, Shesil terus menyender di pundak bintang dengan tangan yang melingkar di pinggang bintang, begitu juga bintang yang mengelus lembut rambut shesil yang masih tertawa geli. Sampai mereka tidak sadar banyak pasang mata yang memperhatikan mereka tapi mereka tidak peduli, mereka hanya menganggap dunianya hanya milik berdua. Eahhh
"Kamu kok tau aku ada sini?" Tanya Shesil melepas senderan dan juga pegangannya
"Kan aku masih punya kontaknya bang Dimas sayang. Jadi aku tanyalah ke dia. Oh Iyya katanya bang Dimas udah nikah ya??" jawab simpel bintang tersenyum kecil
"Iyya, 6 bulan yang lalu bang Dimas resmi jadi suami orang. Ehh kok kamu pulang gak bilang-bilang sih?" Tanya ketus karna masih kesal perihal tadi.
"Ya gak surprice lah kalo bilang kamu dulu hahaha"
"Ihh jahat,, trus oleh-oleh buat aku mana?" Pinta Shesil dengan mengarahkan telapak tangannya ke bintang, tetapi bintang hanya menggaruk tengkuknya.
"Hm, itu sayang. Kan aku di sana kuliah sekaligus kerja bukan liburan. Jadi aku gak bawa apa-apa buat kamu hehe" ucapnya grogi takut Shesil kembali marah tapi memang benar, ekspresi Shesil langsung berubah total dan memalingkan wajahnya karna enggan menatap bintang
"Ehh sayang kok ngambek sih?" Bujuk bintang pada Shesil
"Au ahh!! Sayang-sayang pala lu peyang!! Bujuk tuh tembok!!" Marah Shesil tatap melirik bintang dengan melipat tangannya di dadanya
"Ehh tunggu kayanya aku kelupaan sesuatu" ucapnya meraba kantongnya yang sangat terlihat gelisah lalu pindah ke tasnya. Shesil yang melihat itu sedikit aneh karna tidak biasanya seorang bintang melupakan sesuatu.
"Ohh Iyya ada" mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Berupa kotak kecil dengan lapisan beludru yang berwarna merah maroon. Bintang pun membukanya yang berisi cincin berlian dan menyodorkannya ke Shesil sontak saat itu Shesil tidak berkutik sama sekali. Ia tidak paham maksud bintang saat ini. Bintang mengajak Shesil berdiri di depan para pengunjung dan langsung berlutut di depan Shesil bagai pangeran di dunia dongeng.
"Bintang?? Ini apa maksudnya??" Tanyanya yang memperlihatkan pipinya seperti udang rebus.
"Ini salah satu kejutan buat kamu, karna kamu telah setia nunggu aku selama 4 tahun. Ini adalah lambang cinta aku, dan ini adalah akhir cerita pacaran kita yang akan berlanjut pada suatu ikatan pernikahan. Jadi Shesil. WILL YOU MARRY ME?" Shesil tidak kuat membendung air matanya lagi, mulutnya tertutup oleh telapak tangannya dan lagi-lagi mereka jadi bahan tontonan gratis pengunjung coffeeshop
"Terima aja mba" ucap salah karyawannya
"Berasa nonton drakor hm baper"
"Ya Tuhan pengen dong jadi cewenya"
"Yank pengen kaya gitu"
"Terima udah, bonus LDR"
Ya seperti itulah omongan dari berbagai tamu. Tak lama Shesil pun mengangguk dan berkata "YESS I WILL" otomatis teriakan gemuruh dari dalam ruangan, sorak bahagia tertuju untuk mereka berdua. Setelah bintang memasang cincin itu di jari manis Shesil, Shesil kembali memeluk bintang dengan dan bintang pun membalasnya
"Makasih kamu udah nepatin omongan kamu" bisik Shesil
"Sama-sama, makasih telah setia menunggu 4 tahun ini" balasnya "besok malam aku bawa keluarga aku ke rumah kamu ya?" Shesil pun membalas dengan anggukan serta senyum bahagia.
Keesokan harinya bintang membawa seluruh keluarga untuk menemui keluarga Shesil sekalian menentukan tanggal pernikahan untuk mereka. Selama 4 tahun itu juga bintang kuliah sekaligus kerja di sana, dan hasilnya ia tabung untuk modal nikahnya, lalu hasil perjuangan itu berbuah manis.
Baginya tidak ada perjuangan yang sia-sia, mereka sama-sama yakin akan cinta mereka. Meskipun banyak sekali perjuangan yang mereka lalui di masa lalu, tapi itu tidak mengurungkan niat mereka untuk tetap bersama sampai ajal memisahkan mereka.
TAMAT
######
HAH TAMAT JUGA GUYS, YA AMPUN PUSING PALA EYKE HAHAHA. SLOW GAES MASIH ADA EKSTRA CHAPTER KOK SLOW. SPESIAL LOH INI 1 HARI 2 CHAPTER KURANG BAIK APA LAGI COBA AUTHOR HEHE.
YANG PENASARAN NASIP BINTANG DAN SHESIL SETELAH NIKAH.
YUKKK STAYYY TERUS YAA JANGAN DI HAPUS DULU YA PERPUS KALIAN HEHEH KARNA MASIH ADA BEBERAPA EKSTRA CHAPTER LAGI OKKKE??? JANGAN LUPA VOMENT GUYSSEKSTRA CHAPTER OTW🛫🛫💓💓💓😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dilan 1990 (COMPLETED)
Fiksi Remaja[NO COPAS-COPAS!!... REAL IMAGINATION] "Yaudah gua balik ya, jangan lupa makan, mandi, kerjain tugas, terus istirahat jangan mimpiin gua yang buruk lagi, mimpiin gua ngucapin ijab kabul kan bagus juga tuh wkwkkw" receh bintang yang lagi-lagi membuat...