EKSTRA PART³

1.4K 53 0
                                    

"bintang. Gimana jadinya Lo bawa Seli ke rumah sakit?" Tanya Fahrul mendekat ke bintang

"Tadi dia namu di rumah gua rul, trus gua di suruh jaga anaknya Seli, katanya dia mau ngomong 4 mata sama shesil, gua juga gak tau mereka ngomongin apa. Ya maen lah tuh sama anaknya Seli di taman belakang rumah gua. Sekitar 1 jam lah gua maen sama Aurel. Shesil teriakin gua sampe nangis-nangis. Gua kira mereka berdua berantem, taukan masa SMA dulu gimana? Ehh pas gua Dateng Seli lagi meringis kesakitan gitu. Trus Shesil malah bentak gua nyuruh gua bawa buru-buru ke rumah sakit" jelas bintang

"Ohh gitu" jawabnya mengangguk

Sisi lain Shesil terus menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi tetap saja gagal, airmatanya terus membasahi pipinya dan sesekali Aurel lah yang menghapus air mata Shesil.

"Tante?? Katanya mamah cuma sakit perut? Kenapa Tante yang nangis terus?" Tanya Aurel memegang pipi shesil.

"Tante gapapa sayang." Jawab shesil tersenyum simpul, memeluk dan mencium pipi aurel

"Aurel sini sama omah, tuh liat di perut Tantenya lagi ada Dede bayi. Nanti kalo adenya ke jempet, nanti nangis Lo Dede bayinya" ucap Tante Maya selaku tantenya Seli,

"Dede bayi maafin kaka Aurel ya? Kaka lupa kalo ada Dede bayi hehe" ucap polos Aurel, dan mengelus perut Shesil. Aurel langsung memeluk omahnya

"Sil, tenangin diri Lo dulu ya, kasian janin di perut Lo takutnya dia tertekan kalo Lo nangis terus. Gua ngerti posisi Lo kok" ucap vika mengelus tubuh shesil, dibalas anggukan oleh shesil

*****

3 jam kemudian

Dokter keluar dari ruang operasi, yang beberapa menit yang lalu terdengar suara tangis bayi, itu bisa membuat semuanya lega.

"Dok gimana lahiran lancar?? Apa ada kendala?" Tanya om Tyo

"Semuanya sehat, bayinya laki-laki. Pasien akan di bawa ke ruang rawat inap. Setelah itu kalian bisa menjenguknya" balas dokter tersebut

"Ohh terima kasih banyak dok"

"Kalau begitu saya pergi dulu" pamit dokter.

Beberapa saat kemudian Seli pun sadar, telah mendapati banyak orang yang tengah tangis bahagia.

"Bintang tolong adzanin anak aku" pinta seli, bintang kaget, lalu Shesil memberi kode untuk melakukan, lalu bintang pun mengangguk.

Setelah anaknya selesai mendengarkan anaknya di adzani, tatapan Seli beralih pada Shesil yang tengah mengusap air matanya.

"Shesil?? Jangan nangis.." ucapnya menghapus air mata Shesil "Shesil tolong janji, kamu akan merawat anak aku dan membesarkannya seperti anak kamu sendiri" lirih ikut menangis, Shesil pun mengangguk demi kepulihan Seli.

"Iyya, aku janji bakalan jaga anak kamu sel hiks" balasnya dengan tubuh bergetar

"Bintang kamu juga janji ya, menyayangi anak aku seperti kamu menyayangi anak kamu sendiri hiks" bintang pun ikut mengangguk, suasana saat ini hanya ada haru di sekitar, semua keluarga merasakannya.

"Om?? Tante?? Makasih sudah jaga Seli, rawat Seli. Sekarang anak aku akan di didik dengan baik oleh shesil dan bintang, biar kelak nanti kesalahanku tidak terulang lagi pada mereka. Tante sama om gak keberatan kan kalo aku beri anak aku ke Shesil dan juga bintang?" Tanyanya memegang tangan om dan tantenya.

"Asal demi kebaikan kamu om ikhlas" sahut Tyo dan juga anggukan Maya yang menangis. Sejujurnya di sisi Aurel ia tidak paham apa-apa, kenapa semua orang menangis, pikirnya.

"Makasih om, Tante. Aurel?? Aurel baik-baik ya sama Tante Shesil dan om bintang. Aurel jangan nakal inget pesan mamah. Aurel harus jaga adik Aurel dan juga adik yang ada di perut Tante Shesil ya? Aurel jangan bikin tante Shesil nangis ya?? Okke?? Aurel harus sayang sama Tante Shesil dan juga om bintang seperti Aurel sayang ke mamah dan papah. Aurel janjikan sama mama?" Mengusap wajah putrinya penuh kasih sayang

"Iyya mahh, Aurel janji. Emang mamah mau kemana? Kenapa Aurel yang harus jaga adik Aurel??" Tanya polos Aurel

"Mamah mau temenin papah kamu nak, kasian dia sendirian di sana" jawab Seli tersenyum kecil

"Aurel mau ikut mahh, Aurel kangen sama papah. Mamah gak boleh ninggalin aurel. Huahhh" tangis Aurel yang langsung di gendong oleh tyo

"Gak boleh nak, perjalanan Aurel masih panjang. Mulai sekarang Aurel panggil Tante Shesil 'mamah' dan om bintang 'papah' ya??" tetapi Aurel tetap merengek dan langsung memeluk erat Seli yang tertidur di brangkar dan Seli pun membalas dengan tangis, tak lama Aurel pun mengangguk sembari menangis. Seli langsung melepas pelukannya dan Aurel beralih pada gendongan Tyo

Sekarang tangan Seli memegang tangan Shesil dan bintang dengan senyum yang melingkar di wajahnya.

"Sekarang aku bisa pergi dengan sil, Aldo tidak akan marah jika aku menemuinya" Shesil hanya bergeleng "maafin kesalahan aku dan Aldo di masa lalu. maafin aku semua kesalahan aku, Vika? Fahrul? Om?Tante? Aurel mamah harus Per-gi ya?" semua mengangguk memaafkan Seli, Aurel terus merengek di gendongan Tyo, bintang bersenyum sesekali ikut sedih karena mengingatkannya ketika mamah kandungnya meninggal.

"BINTANG?? SHESIL?? TO-LONG JA-GA AN-NAK A-KU" ucap Seli dengan napas yang tak kuat lagi, Mereka mengangguk sembari mengusap air matanya, Seli pun tersenyum "MA-KA-SIH" seketika pegangan tangan pun terlepas, dan alat pengidentifi jantung hanya menunjukan garis lurus.

"DOKTER!!! DOKTER!!!" Teriak histeris shesil. Mengacak rambut kasar. Tak lama dokter pun datang, mencoba membangunkan Seli tapi tidak bisa. Seketika ruangan jadi suara tangis orang di sekitarnya. Bintang yang memeluk, mencoba menguatkan Shesil agar ia tidak terlalu stress, bisa-bisa berdampak pada janinnya, dan shesil pun mengerti.

Kini badan Seli telah tertutup kain, Aurel tak hentinya menangis. Kini bintang yang sekarang memeluk Aurel, dan diikuti oleh shesil mereka sama-sama memeluk aurel, Aurel pun membalas pelukan mereka.

"Aurel sayang mama Shesil dan juga papah bintang hiks" mereka pun mengangguk

"Kita juga sayang kamu Aurel" balas kedua serentak.

Keesokan harinya, Seli di makamkan tepat di samping makam suaminya. Banyak kerabat yang berdatangan untuk mengantar Seli ke tempat peristirahatan terakhirnya. Kini tersisa bintang Shesil dan juga aurel, Aurel sangat mengalami kepergian yang sangat mendalam.

"Mamah, nama adik Aurel : Rayvino Anvaldo Pradipta. Gimana bagus gak? Sengaja Anvaldo supaya ingetin ke papah aldo. Hehehe sekarang Aurel tadi malem tidur sama mama Shesil dan juga papah bintang, mereka baik mah, Aurel betah sama mereka. Mamah jagain papah di sana ya hiks? Aurel sayang mamah Seli dan papah aldo" tutur Aurel mencium nisan Seli. Shesil dan bintang pun tersenyum

"Mau pulang sekarang?" Tanya bintang, lalu Aurel pun mengangguk antusias

Tanpa mereka sadari, di sisi lain ada yang memperhatikan mereka, satu pasangan suami istri yang tengah tersenyum bahagia dan bergandengan tangan, kini mereka hidup bersama lagi setelah 1 bulan mereka di pisahkan oleh takdir.

#####

Bukan Dilan 1990 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang