Sehun POV
"Mom, aku pasti datang." kataku lagi meyakinkan Mommy tentang kehadiranku di makan malam hari ini.
"Iya... harus... kau harus datang... ingat. Jam 7 malam." ucap Mommy lagi yang entah keberapa kalinya.
Kuraih tangan Mommy dan menatapnya.
"Mom, aku pasti datang. Mommy akan melihatku di makan malam nanti. Mommy harus bahagia melihatku datang nanti. Jangan khawatir, Mom." kataku meyakinkan Mommy"Maafkan Mommy, sayang." dan Mommy menangis.
Hatiku lagi-lagi tersayat melihat tetesan air mata Mommy, wanita yang selalu menjadi prioritasku. Aku memeluk Mommy sangat erat, berharap sedikit risau di hatinya sirna. Aku tahu betapa pentingnya makan malam nanti. Aku sadar karena aku penerus semua apa yang dimiliki Keluarga OH.
"Mommy jangan khawatir. I love you, Mom." bisikku.
"Terima kasih, sayang. I love you much more." katanya sambil melepas pelukan kami.
"Mom, aku sudah mendapatkan sekretaris baru." aku baru memberitahukan hal ini pada Mommy, namun aku yakin Mommy sudah tahu.
"Hm? Benarkah? Wah, akhirnya Mommy tidak harus mencarikannya lagi untukmu. Siapa dia? Kapan kau mendapatkannya?" tanya Mommy.
"Iya, Mom. Namanya Irene. Dua hari yang lalu, Mom." jawabku.
"Irene? Nama yang bagus. Jangan terlalu keras, ingat." kata Mommy yang hanya kubalas dengan anggukkan.
"Yasudah, ayo kita sarapan."Diperjalanan ke kantor, aku sibuk dengan sebuah website yang diberikan Tao, sahabatku. Aku meminta tolong kepadanya agar membelikan sebuah gaun dan harus ada siang ini. Tao segera menyuruhku memilih di website yang dikirimnya itu. Namun gaun-gaun itu terlalu mewah dan berlebihan untuk makan malam saja...ya walau makan malam itu sangat penting. Aku membatalkan permintaanku pada Tao dan menelfon Irene.
"Halo, ini siapa?" Oh iya aku belum pernah menghubunginya sebelumnya.
"Ini bosmu."
"Tuan... maaf."
"Hm. Bagaimana persiapanmu untuk makan malam nanti?"
"Ah....itu...sudah siap, Tuan."
"Bagus."
"Tuan.. tapi.."
"Yasudah, sampai nanti."
Aku tahu dia pasti kesal. Tapi aku senang mengerjai dia, Irene sangat imut jika sedang kesal. Sejak hari pertama aku melihat Irene, dia sangat berbeda dari calon lainnya. Hanya dengan pewarna bibir dan senyuman dia mampu membuyarkan fokusku seharian. Dia juga tidak segan-segan berbicara denganku. Rasanya berbeda...aku tidak pernah diperlakukan tidak sopan seperti dia namun ketidaksopanannya membuatku nyaman.
Semalam dia berulangtahun, dia dengan bangga memberitahuku hal tersebut sehari sebelum ulangtahunnya yang juga menjadi hari pertama dia berkerja bersamaku. Aku sama sekali tidak peduli dia berulangtahun kapan, tapi entah mengapa aku membelikannya sebuah hadiah. Sungguh aku mati rasa saat kemarin memberi hadiahnya itu, sama sekali bukan diriku. Aku tidak pernah bersikap baik pada sekretarisku. Bahkan aku beberapa kali lupa wajah sekretarisku bila bertemu entah dimana.
Aku membelikan Irene sepasang sepatu yang aku pikir pas untuk kesibukkannya. Aku sangat tidak menyukai orang yang akan menghabiskan waktunya disisiku mengeluh karena masalah di dirinya. Irene memang tak ada mengeluh, sama sekali tidak ada. Namun, kakinya tersiksa setiap aku melihat kebawah kakinya. Dia memakai sebuah sepatu yang bertumit tinggi dan tipis. Aku tahu sakitnya, Mommy beberapa kali membuatku mengoleskan obat dikakinya karena terluka saat memakai sepatu seperti itu. Karena itu aku sangat tidak suka itu terjadi pada Irene yang pasti akan mengurangi kinerjanya dalam bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
FanfictionCeritanya ngebuat kalian seneng deh pokoknya. Namanya juga HAPPINESS. Happiness is a choice, not a result. Nothing will make you happy until you choose to be happy. ♡ HUNRENE. Follow dulu biar makin seneng bacanya😚 Dec, 2018©jisunzisun FINISHED