6: Senyum di Wajahku

2.6K 278 13
                                    

Sehun POV

Tunanganku, Jennie. Wanita itu kukenal sebagai adik yang imut, manja namun mengerikan. Dia selalu mengatakan hal-hal yang diluar dugaanku. Kupikir sikapnya yang manja padaku membuatnya tidak mengerti perkataan kasar. Ternyata selama aku bertunangan dengan Jennie selama 2 tahun, aku paham sifatnya yang semena-mena itu.

Aku dan Jennie bertunangan sebagaimana yang sudah disepakati kedua keluargaku sejak dulu. Kakek merancang semua ini. Bukan hanya pertunanganku, namun pernikahan Tante Bella, Pernikahan Mama dan Papa juga banyak lagi. Aku sama sekali tidak menentang rencana ini sejak awal. Aku juga sudah mengenal Jennie sejak kecil, aku menjaganya seperti adikku, dan kami menghabiskan waktu bersama, jadi tidak ada yang perlu kutentang dari pertunanganku.

Namun, semenjak kami bertunangan, aku masih melihat Jennie sebagai adikku. Tidak ada perasaan lebih ketika Jennie menciumku atau duduk berlama-lama di pahaku. Semuanya sama ketika waktu dulu dia menangis mengadu permennya diambil abangnya. Bahkan, perasaan sayangku kepadanya sebagai adik berkurang ketika aku memahami sifat aslinya. Aku jenuh karena sikapnya yang sama dan selalu mengatur semua sesuka hatinya. Maka itu aku menyarankan Daddy mengatakan pada Kakek untuk Jennie menjauh dari hidupku atau dia akan selalu menggangguku. Dan diapun dikirim entah kemana untuk bersekolah.

Aku menjalankan tugasku sebagaimana biasanya tanpa ada gangguan sejak Jennie pergi. Aku bahkan tidak ada waktu menghubunginya. Aku tidak ada berpikiran untuk menanyakan kabarnya. Aku adalah tunangan yang jahat, aku tahu. Sampai suatu saat aku tiba-tiba berpikiran untuk mengunjunginya, kupikir itu ide yang bagus merayakan tunangan kami yang ke 1 tahun. Tapi Daddy melarangku dan menyuruhku untuk menjauhkan seseorang yang ada bersama Jennie...aku benar-benar kalut saat itu. Apa Jennie selingkuh? Apa ini benar? Daddy mengetahui ini sudah berapa lama? itulah pertanyaan yang langsung muncul di kepalaku.

 Apa Jennie selingkuh? Apa ini benar? Daddy mengetahui ini sudah berapa lama? itulah pertanyaan yang langsung muncul di kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daddy mengirim sebuah foto ke emailku dan saat itu juga aku bersumpah tidak akan menikah dengan Jennie. Aku bahkan tidak berniat memisahkan Jennie entah dari siapa itu. Aku sangat tidak menyukai seseorang yang sudah jelas menghianatiku. Aku tidak bermain di belakang Jennie, walau aku bersikap tak acuh padanya tapi terpikir mencari wanita lain tidak pernah terlintas di kepalaku. Aku langsung terbang ke Paris yang ternyata tempat Jennie sekolah. Aku bahkan baru tahu hal itu saat itu. Jennie terkejut saat aku memergokinya bersama lelaki bertubuh sama denganku, dia panik dan langsung menangis memohon maaf padaku. Masih kuingat jelas kejadian setahun lalu itu.

Keluarga Jennie pun memohon dengan sangat, memyembahku seperti Tuhan untuk meminta ampunku. Padahal tidak ada rasa dendam atau amarah di hatiku. Aku hanya tidak menyukai penghianatan. Aku menjauhi hal itu. Saat itu Kakek ikut campur dengan hal percintaanku, dia malah menyuruhku menikahi Jennie. Aku meledak dan sejak itu aku tidak mau lagi berhadapan dengan Kakek. Dengan berjalannya waktu, aku mulai menerima Jennie kembali. Dia pindah sekolah ke New York dan aku semakin tak peduli lagi dengan dia, dia juga semakin semena-mena terhadapku dan orang di sekitarku.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang