21: Hormon

2.8K 190 25
                                    

Irene POV

Saat ini kandunganku sudah memasuki minggu ke 15. Perutku sudah jelas terlihat, menurut aplikasi yang ada di hpku, besar dedek sekarang seukuran jeruk...tapi aku bingung, jeruk bermacam-macam ukurannya.

Aku sudah memasuki trimester kedua. Pada trimester pertamaku, aku tidak banyak mengalami gejolak hormon, aku stabil namun aku berbeda. Semua makanan dan minuman kesukaanku tidak lagi menjadi kesukaanku. Aku bahkan melahap sesuatu yang jelas aku tidak suka.

Maka trimester keduaku terjadilah gejolak hormon yang sangat signifikan. Pagi hari, jika aku bangun dan tidak mendapatkan Sehun di sisiku, aku akan menangis sejadi-jadinya. Menangis seperti aku mengunjungi Papa dan Mama waktu itu. Tangisan itu akan berhenti saat Sehun muncul dan memelukku beberapa detik, dan aku akan kembali normal.

Sangat membingungkan. Tidak hanya itu, aku akan mengunci diriku di kamar jika Sehun menghiraukanku ketika berbicara. Ada saat dimana suamiku itu fokus ke tab atau hpnya dan aku sibuk menceritakan hariku bersama rekan kantorku entah itu Amber atau rekanku yang lain, dan dia hanya meresponku dengan Hm, Ya, Oh . Jelas itu sangat mengesalkan dan aku mengunci diriku di kamar sampai tengah malam aku yang meminta dia tidur bersama lagi untuk mengelus punggungku.

Aneh, bukan?

Beberapa hari belakangan aku juga semakin sensitif terhadap berita. Aku akan marah jika berita buruk terjadi entah kepada siapapun itu, aku akan menangis jika ada berita gembira. Hormonku gila saat ini.

Sehun tentu saja menjadi sangat was-was. Dia bahkan terlihat kewalahan di saat pertama perubahan hormon itu terjadi, untung saja dia memang seorang CEO, cepat mempelajari situasi dan selalu melakukan yang terbaik untuk diriku dan anaknya yang di dalam perutku ini.

"Aku mau nonton konser." ucapku begitu saja saat melihat sebuah artikel mengenai konser sebuah boyband yang sama sekali tidak kukenal.

"Konser apa, baby?" tanya Sehun lembut sambil ikut bersandar di sebelahku di atas tempat tidur.

"EXO. Mereka boyband terkenal sepertinya, aku mau nonton konser mereka. Sayang, lihat. Aku suka dia." aku menunjukkan layar hpku pada Sehun. Di sana ada foto salah satu member EXO yang baru saja kucari di Naver.

"Siapa dia?" tanya Sehun sinis.

"Namanya Suho. Dia ganteng sekali, sayang. Aku mau berfoto dengan dia." aku gila, Sehun akan lebih gila.

"Kamu beneran mau?"tanya Sehun.

"Iyaaaaa. Ayolah, sayang. Aku mau melihat konser mereka." pintaku lagi.

"Yaudah nanti aku cari tahu dimana mereka sekarang. Sekarang minum susu ya, baby. Muchh.." Sehun mencium pipiku dan mengambil susu yang ada di meja di dekatnya.

"Sayang, aku gendutan ya?" tanyaku saat baru meminum susuku 2 tegukkan.

"Engga kok. Kamu biasa aja, sayang." jawab Sehun sambil tangannya menyuruhku meminum lagi susu yang kupegang.

"Tapi perutku buncit sekarang. Lihat nih..." tunjukku ke bagian perutku yang sudah jelas terlihat.

"Kan ada dedek, isteriku. Dedek yang gendutan, sayang." kata Sehun dan aku setuju hebatnya lalu menghabiskan susuku.

Rasanya ada kesenangan bila bukan diriku yang menjadi target.

***

Minggu ke 20, kami memutuskan untuk mengecek jenis kelamin si dedek. Sebulan ini, aku juga mengalami banyak hal baru, aku merasakan tendangan, aku merasa pergerakkan dan aku menangis. Iya, aku menangis karena itu semua pada malam hari, yang karena itu semua aku tidak bisa tidur dan Sehun menjadi Suami dan Papa yang siap siaga yang sangat manjur menenangkan anaknya. Sehun dengan sabar mengelus, bernyanyi, bahkan mendongeng di perutku kalau anaknya sudah bergerak tidak karuan. Sungguh memang anak ini adalah anak Sehun, dedek akan tenang dan aku bisa tidur kembali.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang