28: Daniel Hilang

1.8K 138 8
                                    

Author POV

Hari ini Irene diundang menjadi pembicara di salah satu universitas ternama di Korea Selatan. Belakangan Irene aktif mendampingi suaminya dalam perjalanan bisnis, tidak sebagai sekretaris tentunya, hanya sebagai isteri yang setia bersama suami. Begitu juga dengan Daniel. Kalau mereka rasa wajar untuk Daniel diikutsertakan dalam kegiatan, Daniel akan selalu berada di gendongan Irene. Pemandangan itu menjadi tradisi baru di kalangan pembisnis. Hanya Sehun yang baru memulai hal itu, membawa keluarganya dalam perjalanan bisnis.

Sejak pagi hari Irene sudah sibuk menyiapkan makanan untuk Daniel yang akan dititipkan ke rumah orangtua Sehun. Selanjutnya Irene menyiapkan sarapan dan bekal untuk Sehun ke kantor. Lalu mempersiapkan dirinya sendiri yang akan menghadiri forum penting jam 10 pagi ini. Bagi Irene acara ini penting, akhirnya ilmu yang dipunyanya dapat berguna bagi orang lain. Saat informasi dirinya tersebar, banyak institusi yang menghubunginya untuk berbagi cerita soal dirinya yang mendapat prestasi di perkuliahan, menjadi sekretaris Sehun Oh, hingga menjadi satu-satunya keturunan pembisnis keluarga Bae yang berhasil bertahan sampai sekarang

"Sayang, Daniel nanti kamu jemput jam berapa?" tanya Sehun sambil menyantap sarapannya.

"Aku selesai jam satu siang kayaknya, kalau ga diajak makan siang, aku bakalan langsung jemput Daniel." jelas Irene.

"Kamu udah siap buat hari ini?"

"Hm! Tentu saja!" jawab Irene dengan senyuman lebar dan aura positif yang dimiliki Irene. Sementara Sehun khawatir Irene akan mengalami serangan panik, walau sudah lama rasanya Irene tidak mengalami itu.

"Kalau ada apa-apa langsung telfon aku, oke?"

"Iya, sayang."

Untuk hari ini, Sehun mengendarai mobil sendiri. Supir yang biasa bersama Sehun disuruh langsung ke kantor. Sehun ingin menghantarkan isterinya sendiri. Setelah menitipkan Daniel, Sehun melajukan mobil mewahnya ke universitas tempat Irene akan menjadi pembicara. Disana ternyata sudah ada beberapa wartawan, sungguh situasi yang tidak terduga. Irene menduga acara ini akan biasa saja. Ternyata tidak.

"Kamu gapapa, sayang?" tanya Sehun saat melirik Irene yang sedikit terkejut.

"Ah..ya...gapapa, sayang. Hanya saja, aku tidak tahu bakalan sebanyak itu wartawannya." jawab Irene.

"Kamu mau aku temani? Atau kamu masuk dari pintu lain?" tawar Sehun sebisa mungkin membuat Irene nyaman.

"Tidak...aku gapap kok. Kamu harus segera ke kantor. Ini sudah hampir jam sepuluh." tolak Irene.

"Sayang, itu ga penting sekarang-"

"Sehun, kamu memiliki banyak perusahan, bukan berarti sesuka hati kamu. Aku gapapa. Kamu sekarang ke kantor, kamu udah telat sejam lebih ini." omel Irene yang menandakan isteri Sehun masih dalam keadaan baik-baik saja.

"Baiklah. Pokoknya kalau ada apa-apa kamu langsung telfon aku. Ingat itu." ulang Sehun lagi.

"Iya, Tuan. Bisakah saya turun sekarang?" tanya Irene.

"Goodluck, baby. Muachhh" sebelum Irene turun keduanya berpelukan dan Sehun mencium pipi Irene.

Irene Bae, Berpenampilan Anggun, Menghadiri Acara Tahunan di Universitas Seoul

Irene Bae, Berpenampilan Anggun, Menghadiri Acara Tahunan di Universitas Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang