Irene POV
Seharian aku hanya berkutat di mejaku. Hari ini, Sehun membatalkan semua meetingnya karena sebuah makan malam pada jam 7 malam. Tidak masuk akal kan...padahal itu terjadi sesudah jam kantor selesai. Aku bisa diam memproses semua file yang masuk ke email Sehun yang dikhususkan untuk perusahaan ini, serta mengecek semua hasil rapat juga memeriksa setiap laporan rapat dari beberapa pemimpin bagian. Akhirnya ilmuku di perkuliahan sedikit dipakai.
Fokusku terbuyarkan saat suara langkah kaki yang cepat terdengar. Lalu pintu terbuka, aku segera berdiri dan melihat ke arah seorang wanita yang baru masuk itu. Aku sedikit membungkuk memberi salam lalu menatapnya dengan senyuman sederhana di wajahku.
"Sehun ada di dalam kan?" tanya dia.
"Sebentar saya tanya dulu apakah Tuan bersedia dikunjungi sekarang." jawabku dan dia langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah. Tidak perlu." dan dia masuk ke ruangan Sehun. Aku hanya diam lalu menelfon Sehun.
"Apa?" jawab Sehun.
"Aku tadinya mau nanya kamu tapi dia langsung masuk." kataku langsung.
"Sayaaaang!!!" suara perempuan itu jelas terdengar olehku.
"Hm." dan telfon itu ditutup oleh Sehun.
Aku penasaran siapa wanita itu. Sayang? Apa dia kekasih Sehun? Cocok sepertinya, wanita itu sangat modis dan semua yang ada pada dirinya adalah barang bermerk...orang kaya pacarannya tentu saja dengan orang kaya.
***
Ini sudah beberapa menit sejak wanita tadi masuk ke dalam ruangan Sehun. Dan aku dilanda dilema untuk masuk ke dalam mengantar beberapa berkas yang dimintai oleh beberapa pegawai untuk ditandatangani. Aku diam memperhatikan gerak jarum jam kecil di atas mejaku. Sudah setengah 12...sebentar lagi makan siang...mungkin Sehun keluar makan siang bersama sayangnya itu. Dan ada beberapa pengumuman yang harus ditandtangani sebelum makan siang.
"Aku masuk saja. Kalau tidak, bisa-bisa aku juga yang dimarahi. Bodo amat." kataku lalu membawa berkas dipelukanku.
Aku mengetuk pintu terlebih dahulu tentunya, menunggu sebentar respon dari Sehun dan ternyata aku diterima. Aku melihat wanita itu telah membuka luarannya dan matanya dengan sinis menatapku. Aku terdiam dan hanya bisa memberi salam singkat pada wanta itu. Aku berjalan ke arah Sehun yang masih sibuk melakukan pekerjaannya. Apa wanita ini diacuhkan oleh Sehun?
"Ada apa, Irene?" tanya Sehun dengan pelan dan anehnya dia menatapku. Tidak seperti kemarin saat dia sibuk, dia tidak akan melihatku dan hanya memerintahkanku meletakkan berkas yang kuberi entah dimana.
"Ini, Tuan. Mereka membutuhkan persetujuan Tuan secepatnya." kataku lalu Sehun mengangguk.
Aku berdiri menunggu Sehun yang segera menandatangani berkas yang kuberikan. Aku sesekali melirik ke arah wanita yang kini meminum minuman keras dari rak yang ada di ruangan Sehun. Pagi hari begini minum itu? Wanita ini benar-benar mempunyai dokter termahal kurasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
FanfictionCeritanya ngebuat kalian seneng deh pokoknya. Namanya juga HAPPINESS. Happiness is a choice, not a result. Nothing will make you happy until you choose to be happy. ♡ HUNRENE. Follow dulu biar makin seneng bacanya😚 Dec, 2018©jisunzisun FINISHED