14: Ketakutan Terjadi

2.2K 207 14
                                    

Irene POV

"Kau bisa atau tidak?! Daritadi salah, salah, salah!"

Kritikan itu entah sudah berapa kali kudapat dari seorang pemimpin direksi baru, bernama Chanyeol. Aku baru mengenal Chanyeol beberapa hari yang lalu. Dia dipindahkan ke Seoul dari New York. Kata Sehun, Chanyeol dulunya teman dekatnya namun menjauh setelah Sehun mengetahui bahwa Chanyeol adalah orang suruhan Kakek untuk membuntutinya selama di Amerika.

Sehun bisa saja memecat Chanyeol sekarang namun dia memikirkan Kakek, Chanyeol merupakan putra dari orang yang sudah lama berkerja bersama Kakek. Beberapa kali aku menahan diriku agar tidak memberitahu Chanyeol bahwa aku adalah kekasih Sehun dan beberapa kali juga Chanyeol selalu mengira aku hanyalah sekretaris biasa, bukan maksud kami menyembunyikan status kami, tapi sikap Chanyeol sangatlah aneh. Dia akan berbicara terlebih dahulu sebelum kami menjelaskan, mengambil pandangan sendiri sebelum kami memberi pendapat, dan selalu bersilat lidah setiap dia salah.

Sehun hanya diam menghadapi Chanyeol. Seperti yang pernah kukatakan, Sehun tidak lagi memakai emosinya dalam berkerja, dia kebanyakan diam dan bertindak dari belakang. Seperti kemarin, Chanyeol kedapatan memakai mobil perusahaan untuk keperluan pribadinya semalaman, Sehun dengan mudah menarik izin pemakaian tanpa emosi karena bukti yang jelas didapat Sehun dari sebuah CCTV Bar milik kenalannya. Sehun berkali-kali mengatakan tidak habis pikir melihat tingkah Chanyeol.

"Maaf, Tuan. Biar saya ulangi kembali." kataku sambil menunduk.

"Mck! Sehun memang bodoh bisa memperkerjakan kau sebagai sekretaris. Harusnya kau jadi pelacur saja di club gangnam, Hah!"

Ucapannya sungguh kelewatan. Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah Chanyeol yang baru saja menghinaku. Mataku menatapnya tajam setajam mungkin. Rasanya aku ingin meledakkannya sekarang juga.

"APA KAU BILANG?! Pelacur?!!! DENGAR YA TUAN! SAYA INI IRENE BAE! KEKASIH DAN TUNANGAN BOS MU! Tolong anda perbanyak baca berita! Dan perkataanmu sudah kelewat batas! Aku tidak akan diam ya tuan. Benar-benar tidak punya otak!"

Nafasku terpenggal-penggal setelah meluapkan emosiku. Sehun dimana sih, lama sekali datang ke kantor. Mck! Dia bilang dia ke rumah Kakek mengambil surat perintah pembangunan hotel yang harus ditandatangani oleh Kakek. Tapi kenapa lama sekali!!! ini sudah jam 9 pagi!

"Bosku? Maksudmu Sehun? Kau mimpi? Dasar sekretaris tidak tahu diri! Beraninya kau mengatakan aku tidak punya otak! Dengar ya, kau bisa kehilangan pekerjaanmu ini wanita bodoh!"

'Tahan, Irene. Kau sama saja bodohnya jika membalas si bebal ini.' ucapku dalam hati berusaha untuk mengontrol diriku. Bisa-bisa kami berantam kalau aku mengatakan yang lebih kasar.

"Anda bisa kembali ke ruangan anda. Ini bukan ruangan anda." kataku lalu duduk dan tidak lagi menghiraukan dia.

"Hah! Anda kau bilang?! Hei wanita murahan! Berapa banyak desahan yang kau keluarkan untuk Sehun sehingga kau bisa dapat ruangan ini? Beribu desahan? Bisa-bisanya kau mengatakan anda padaku. Aku ini bosmu!"

'Pria ini sinting. Dia gila. Mck! Sehun kenapa lama sekali?!!!!'

Kulihat Chanyeol masuk ke ruangan Sehun setelah aku tidak membalas perkataannya tadi. Entah apa yang mau dia lakukan, aku tidak peduli. Aku sendiri benar-benar sedang tidak stabil untuk berpikir.

Aku akan berhenti berhenti jadi sekretaris kalau kamu ga sampai dalam 10 menit.

Pesan itu kukirim dengan emosi yang menyelimuti seluruh tubuhku, bukan hanya hatiku. Dalam hitungan detik balasan dari Sehun masuk.

Sayang?
Kamu kenapa?
Ada apa?
Aku sudah dekat.

drrrttt drrrttt Sehun is calling... decline

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang