9: Terlalu sayang

2.7K 252 5
                                    

Sehun POV

Sudah sebulan sejak aku dan Irene menjadi sepasang kekasih. Sebulan itu juga aku berkali-kali jatuh pada pesona wanita itu. Irene punya beribu pesona yang belum kuketahui. Aku bahkan bisa berlama-lama memandanginya dari kejauhan. Kalau kata Tao, aku seperti abege baru jatuh cinta dan kampungan soal pacarnya.

Ternyata memang benar apa kata rekan bisnisku, memilih pasangan menjadi sekretaris adalah sesuatu yang diberkati. Aku merasa sangat terberkati dapat memiliki Irene selalu siaga di sampingku. Selama sebulan ini, kami belum pernah bertengkar hebat seperti pasangan lain atau seperti Mommy dan Daddy. Mungkin tidak akan pernah kurasa.

Irene memiliki sifat yang sangat lembut dan halus. Dirinya memang galak dan bawel jika mengatur pekerjaan namun berbeda jika saat mengatur diriku yang sesungguhnya. Irene pernah ingin mengubah kebiasaanku dalam meminum kopi di pagi hari, perlahan dia memberi nasehat padaku kalau kopi tidak bagus dan lain-lain. Dia tidak pernah memaksa, tidak seperti saat memaksaku dalam mengerjakan perkerjaan.

Perempuan itu memiliki caranya dalam mengubah diriku menjadi lebih baik. Tiap pagi, dia membuatkanku susu atau air lemon. Walau akhirnya aku menyuruhnya membuatkanku kopi. Irene mengganti cangkirku menjadi sangat kecil, dengan alasan kalau sudah habis nanti diisinya lagi. Aku paham maksud baiknya dan aku menerima setiap usahanya. Maka itu, aku sekarang terbiasa setiap pagi hanya meminum air lemon saja. Aku lupa dengan kopiku. Di setiap rapat dan pertemuan pun aku tidak lagi memesan kopi, hanya segelas air hangat saja.

Anehnya, tubuhku menjadi lebih terasa segar dari sebelumnya. Atau ini hanya delusiku saja. Apapun itu, Irene berhasil membawa dampak positif pada diriku. Kakek juga semakin sering menanyakan kabarku, alih-alih Nenek ingin berbicara dengan Irene. Padahal Nenek bisa menelfon Irene sendiri. Mommy dan Daddy juga semakin akur dalam menanyakan hubunganku dan Irene. Sangat berbeda ketika aku menjadi tunangan Jennie. Semua masalah hubunganku dulu seperti bisnis, Daddy yang mengaturnya. Namun sekarang, Daddy sangat antusias setiap Irene menitipkan masakannya padaku. Mommy bukannya cemburu malah berebut makanan itu dengan Daddy. Padahal itu makanan buat diriku.

Karena aku adalah pemimpin utama saat ini, aku tidak luput dari berita media dan infotainment. Sejak hari dimana Irene dikabarkan menjadi kekasihku, semua media seolah-olah haus akan momen kami. Padahal setiap hari kami bersama. Mungkin karena semua mobilku tidak bisa dilihat dan juga kami turun dan naik mobil di dalam basement kantor yang sangat dijaga sejak dulu, maka itu media berusaha mencari momen kami. Kebanyakan media mendapatkan momen kami saat keluar dari restauran sehabis bertemu rekan bisnis atau saat keluar dari hotel ketika kunjungan hotel.

Masih sebatas itu dan aku sangat bersyukur media belum tahu dimana rumah Irene. Kalau mereka tau...hidupku dijamin tidak lagi tenang. Semua media tahu bahwa Irene anak yatim piatu namun statement Nenek membuat semua fakta terputarbalikkan. Nenek bersedia diinterview atas kemauannya demi membersihkan nama Irene. Nenek menceritakan keluarga Irene dan juga bagaimana Irene dimata keluarga kami.

Sejak masa itu, hubunganku dan Irene semakin hangat.

Jennie?

Dia mungkin yang menjadi masalah sekarang. Jennie berkali-kali hampir mencelakakan Irene. Dan dengan pembelaan Maminya itu, Jennie lolos dari amarahku di depan Kakek. Jennie hampir menabrak Irene, meracuni Irene dan juga menyebarkan berita buruk tentang Irene. Aku tahu ini sepenuhnya bukan ulah Jennie, karena Maminya selalu membantunya. Kakek memutuskan untuk tidak menghukum Tante Bella dengan syarat dia dihapus dari daftar pemilik saham di agensi keluarga Oh dan juga hotel keluarga Oh. Keluarga Kim masih bisa berbisnis namun kedudukkannya sama seperti pembisnis lain dan tidak diistimewakan seperti dulu.

Kakek mau memberi saham itu pada Irene tadinya, tapi Irene dengan keras menolak itu dan memohon untuk tidak memberi apapun lagi padanya. Aku paham dengannya. Lagian Irene sudah punya aku, dia tidak butuh itu lagi tentunya. Aku benar, kan?

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang