Irene POV
Setelah percakapan kemarin, Sehun mengajakku untuk ikut bersamanya dalam trip bisnis. Aku juga ingin ikut dengannya. Entah mengapa sekarang diriku terbiasa oleh kehadiran Sehun. Sentuhan dan pelukan Sehun membuatku nyaman dan aman. Aku selalu mudah menangis jika bersama Sehun. Terkadang aku sedikit khawatir kalau Sehun kesal dengan tangisanku.
"Hari ini kita ga usah ke kantor." kata Sehun saat menjemputku.
"Terus kita kemana?" tanyaku sambil membenarkan kerah kemejanya. Sudah rapi begini tapi tidak ke kantor.
"Ke panti asuhan. Kamu bilang kemarin mau ke sana." jawab Sehun sambil memainkan anak rambutku.
"Kamu tidak keberatan, kan? Kamu sampai tidak masuk kantor karena itu." aku masih merapikan pakaian Sehun.
"Muah... Engga, sayang. Aku malah senang." dia mencium pipiku lalu mengelus bekas ciumannya itu.
"Makasih, sayang. Kamu udah sarapan?" Tanyaku.
"Udah, sayang. Tadi aku makan sup kimchi putih buatan Mommy. Trus Daddy juga ikut sarapan hari ini. Kata Mommy sih Daddy belakangan juga tidur bareng sama Mommy. Daddy mungkin udah berubah." Perkataan Sehun ini sangat menghangatkan hatiku. Dia sangat tidak pernah berbagi cerita ke orang-orang.
Sehun merupakan tipe pendiam menurut keluarganya. Dia hanya bercerita ke teman terdekatnya. Itu juga hanya sekedar, tidak melebih-lebihkan. Sehun juga jarang bercerita masalahnya kepada Mommynya, yang kupanggil Tante Haru. Tante Haru bilang kalau dia beberapa kali menyuruh seseorang mengikuti Sehun untuk mengetahui hal yang dilakukan Sehun. Sebegitu pendiam dan tertutupnya Sehun. Sekarang, dia dengan mudah bercerita denganku adalah hal yang selalu mampu membuatku berbangga sedikit. Hanya denganku dia seterbuka ini.
"Oh iya? Bagus dong. Jadi Om udah baikan sama Tante?" Tanyaku tidak kalah antusias.
"Sepertinya... tapi belum bener-bener baikan." Kata Sehun sambil fokus menyetir.
"Kamu tahu ga, kapan hari pernikahan Om dan Tante?" Tanyaku.
"Ga tau tanggal pastinya. Oktober 93. Kenapa, sayang?" Tanya Sehun.
"Wait..." aku menggunakan jariku menghitung jarak pernikahan dan ulang tahun Sehun.
"Kamu lahir prematur?" Tanyaku."Engga. Malah kata Mommy aku lahirnya kelamaan. Trus Mommy jadinya dipaksa sakit gitu, aku kurang ngerti sih." Jelas Sehun membuatku makin menggigit bibirku...trus Tante hamil duluan dong?
"......" aku hanya diam, ragu ingin bertanya lagi atau tidak.
"Emang kenapa sayang?" Tanya dia lagi.
"Eng-engga, sayang." Kataku lalu berpura-pura sibuk menyetel lagu.
Beberapa detik kami hanya diam. Lalu tiba-tiba Sehun berteriak.
"Astaga!"
"Kenapa? Ada apa? Kamu nabrak?" Tanyaku panik sambil melihat ke jalan. Aku tidak melihat apapun di depan. Kami sedang di jalanan sepi.
"Mommy udah ngandung aku berarti waktu nikah...Mommy hamilnya kecepetan?" Gumamnya lalu mengambil hpnya. Namun kutarik karena sedang menyetir.
"Mau ngapain?" Tanyaku.
"Telfon Mommy, sayang." Jawabnya.
"Mau ngapain?" Tanyaku lagi.
"Nanyain itu, sayang. Siniin hpnya." Katanya.
"Aku aja." Kataku lalu membuka hp Sehun menggunakan wajahku. Entah sejak kapan, hp Sehun dikunci menggunakan wajahku dan Sehun hanya bisa membukanya dengan passcode saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
FanfictionCeritanya ngebuat kalian seneng deh pokoknya. Namanya juga HAPPINESS. Happiness is a choice, not a result. Nothing will make you happy until you choose to be happy. ♡ HUNRENE. Follow dulu biar makin seneng bacanya😚 Dec, 2018©jisunzisun FINISHED