Irene POV
"Namanya siapa?" tanya ku dengan nada terimut kepada seorang anak yang baru saja pulang dari sekolah
"Tiffany, Kakak. Gitu jawabnya, sayang." kata Ibu Nara mengajari anak itu.
"....Fany, Kakak." dengan ti yang tidak terdengar, anak itu menjawab dengan malu-malu.
Anak itu baru masuk sekolah tingkat pertamanya. Wajar saja malu seperti ini, apalagi aku adalah orang luar. Sementara, Sehun sedang asik bermain bersama anak-anak lelaki yang juga baru pulang sekolah. Sehun ternyata tidak sedingin yang orang katakan.
Kami tidak berlama-lama setelah anak-anak pulang sekolah. Karena sudah jam 1 siang, kami memutuskan untuk permisi pulang. Sehun ternyata memberikan sejumlah uang untuk panti asuhan ini ketika kami permisi. Aku sendiri tadinya juga ingin memberikannya, namun Sehun berkata seperti ini pada Ibu Taerin,
"Ini dari Irene dan saya, Bu. Mohon diterima. Lain waktu kami datang membawa hal lain setelah sekarang tahu bagimana keadaan anak-anak di sini."Pesan Sehun tadi membuatku mengeratkan genggaman tangan kami. Sehun benar-benar sangat pemikir, dia memikirkan semuanya. Aku semakin yakin pada dirinya. Di mobil, aku mengatakan bahwa aku juga telah mempersiapkan sejumlah uang, namun dia mengatakan untuk menyimpan uang itu.
"Tapi aku juga ingin memberi sesuatu ke mereka, Sehun." kataku.
"Iya, sayang. Nanti kamu beliin mainan aja atau alat tulis. Kalau uang tunia, biar aku yang memberi." balas Sehun.
"Kenapa?" tanyaku.
"Karena Ibu Taerin tahu siapa aku, sayang." jawab Sehun membuatku membulatkan mataku.
"Maksudnya? Ibu tahu kamu CEO?" tanyaku.
"Iya, sayang. Dia melihat dari berita katanya. Dan kata Ibu, dia sangat bahagia melihat kamu mendapatkan yang seharusnya kamu dapatkan. Ibu juga tahu bagaimana kamu selama ini, tapi dia tidak punya banyak kekuatan untuk mengambil kamu kembali karena itu akan membuatnya berurusan dengan hukum dan Ibu buta akan hal seperti itu." jelas Sehun membuatku terdiam.
"Kapan kalian-"
"Tadi, waktu kamu sibuk menyambut anak-anak pulang sekolah dan ngebantuin mereka ganti seragam." jawab Sehun.
"Terima kasih, Sehun." kataku.
"Iya, Ireneku." katanya sambil mengelus pipiku.
Kami tidak sempat singgah di restauran untuk makan siang. Jadi kami memutuskan untuk makan fast food melalui drive thru. Sehun kusuapi sambil menyetir, setelah siap barulah aku memakan punyaku. Jarak panti asuhan ke kediaman Sehun sekitar 1 jam karena macet menjadi hampur 2 jam. Sehun membawaku ke apartmennya bukan ke rumahnya.
"Aku baru tahu kamu punya apartmen." ucapku.
"Baru dibeli, sayang. Baru juga 3 hari yang lalu." balas Sehun.
"Trus udah serapi ini.." kataku melihat perabotan dan tataan ruangan yang sudah rapi.
"Iya, sayang. Kenapa?" tanya Sehun mengetahui gelagatku.
"Tidak... aku mengira aku sudah mengetahui kamu, tapi tidak. Melihat ini, aku menjadi sadar sangat banyak hal yang belum kutahui tentang kamu." ucapku begitu saja.
Namun Sehun tidak membalas ucapanku. Dadaku tiba-tiba sesak, aku meninggalkan Sehun mencari toilet dan menenangkan diriku.
"Sayang!" teriak Sehun mengejutkanku.
Tuk! Tuk! Tuk!
"Buka pintunya, sayang!" teriaknya lagi, padahal aku juga lagi membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
FanfictionCeritanya ngebuat kalian seneng deh pokoknya. Namanya juga HAPPINESS. Happiness is a choice, not a result. Nothing will make you happy until you choose to be happy. ♡ HUNRENE. Follow dulu biar makin seneng bacanya😚 Dec, 2018©jisunzisun FINISHED