13: Sehun, dia pangeranku

2.1K 200 13
                                    

warning!!! Irene will kill you.

Irene POV

Dulu, saat aku masih di panti, Ibu sering bilang kalau kita tekun dalam doa, Tuhan pasti bakalan kabulkan doa kita. Suatu kalimat sederhana untuk diriku di usia kanak-kanak saat itu, dan menjadi senjataku. Aku masih ingat jelas, di setiap doaku, aku menyelipkan kalimat,
"Tuhan, Irene mau punya pangeran kayak princessnya kakak Gina princess Cinderella, princess Snow White, princess...princessnya banyak, Tuhan."
Kalimat yang muncul akibat seorang anak panti lain yang kupanggil Kak Gina, dia lebih tua jauh dariku dan sering menonton kartun putri-putri disney. Aku juga ingat kalau dulu Kak Gina selalu mengklaim semua princess yang ditontonnya itu miliknya. Jadi aku selalu melabeli 'princess kakak Gina'.

Doaku tak kunjung dikabulkan, sampai sudah berganti tahun saat itu, aku kesal dan protes ke Ibu. Namun dengan sabar Ibu memberi pengertian lain padaku. Kata Ibu, untuk usiaku pada saat itu, pangeran sedang belajar menjadi pangeran yang gagah, tampan dan pantas untuk putri cantik sepertiku. Aku hanya bisa ber-oh-ria dan tersenyum lebar mendengar penjelasan sederhana itu. Apa aku berhenti? Tidak. Aku masih berdoa untuk seorang pangeran sampai dimana aku masuk sekolah dan aku mulai mengurangi doaku untuk seorang pangeran, hanya kudoakan saat mau tidur saja, tidak lagi saat bangun tidur, sarapan, makan siang, makan malam, atau saat misa. Hanya pada saat sebelum tidur. Dan kalimatku untuk pangeran berubah seiring waktu,

"Tuhan, Irene mau pangeran yang baik, gapapa kalau ga pake kuda." (SD)
"Tuhan, Irene mau pangeran yang ga suka marah, Irene capek dimarahin sama Miss." (SMP)
"Tuhan, pangeran Irene dimana sekarang? Irene mau pangeran yang bisa terima masa lalu Irene." (SMA)
"Tuhan, pangeran Irene bisa yang pinter ga? Irene capek ngerjain tugas kuliah." (Kuliah)
"Tuhan, Sehun bilang kalau aku pacarnya. Sehun...apakah dia pangeranku, Tuhan?" (saat Sehun mengatakan kita berpacaran secara sepihak)

Sekarang. Saat ini. Detik ini. Aku berdoa,
"Tuhan, terima kasih telah mempersiapkan Sehun untukku. Dia tidak menaiki kuda, dia sangat sabar menghadapi diriku, dia genius, dan dia menerimaku dengan segala masa laluku. Sehun, dia pangeranku."

Doaku ini kupanjatkan saat ini, saat dimana aku menatap mata Sehun yang penuh dengan pengharapan. Dia menunggu, dia berharap, dia memohon, matanya sangat tulus. Aku terdiam membeku dan hanya dapat berdoa saat ini.

"Irene, the love of my life, aku tahu semuanya sangat cepat, tapi bagiku sebulan lebih bersamamu adalah waktu lama untuk menunggu saat ini. Sayang, maukah kau menikah denganku?"

Aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku. Aku mengangguk, semua bentuk kata tidak dapat lagi keluar dari mulutku, hanya sebuah gerakan kecil yang membuat mata Sehun bersinar dan segera meraih diriku.

Sehun mencium bibirku, lalu dahiku. Dia tidak lupa memasangkan sebuah cincin di jari manis tangan kananku. Aku tak bisa menahan air mataku yang perlahan keluar dari ujung mataku. Aku melihat cincin itu... aku tak tahu kenapa tapi aku sudah jatuh cinta pada cincin itu. Sederhana.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang