12: Korea di Bangkok

2.3K 212 6
                                    

Sehun POV

Malam ini kami sampai di Bangkok dan disambut oleh perusahaan yang mengundang kami. Terbang dengan kendaraan pribadi bukan hal baru bagiku, tapi untuk Irene itu sesuatu yang luar biasa, ditambah dirinya belum pernah menaiki pesawat. Irene terheran bagaimana bisa ada tempat tidur di dalam pesawat namun akhirnya di tidur juga sekitar 2 jam di tempat tidur itu. Aku sama sekali tidak tidur selama dalam perjalanan, ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan sebelum kami landing.

Di Bangkok, kami ternyata diikuti juga oleh beberapa kamera. Irene tentu saja langsung terkejut dan berlindung di belakangku. Aku berhenti saat itu, berbalik dan mengatakan pada seseorang yang menyambut kami untuk menyuruh kamera itu menjauh. Tubuh Irene tiba-tiba bergetar, diriku tidak panik lagi jika melihat Irene seperti ini. Aku bawa dia lagi kembali ke ruangan sebelum kami keluar. Aku meminta agar kami keluar dari pintu keluar lain dan disanggupi oleh mereka. Setelah menenangkan Irene, kami akhirnya keluar dari bandara dari pintu keluar lain.

"Maaf, Sehun.." gumam Irene yang sedang tertidur di rangkulanku selama dalam mobil menuju hotel kami.

Aku hanya bisa mengeratkan rangkulanku dan mencium kepalanya. Kukeluarkan hpku dan mengirim pesan pada Johnny.

Johnny, kami baru saja sampai di Bangkok dan Irene kembali bergetar ketika melihat kamera.

Tidak perlu waktu lama, Johnny membalas pesanku.

Bagaimana dia sekarang? Bawa dia menjauh.

Dia sedang tidur. Kami sudah keluar dari bandara. Tadi aku hanya memeluknya untuk membuatnya tenang.

Bagus. Pelukan memang bisa memacu produksi hormon untuk membuat jantung berdetak lebih normal. Kalau dia menunjukkan gejala lain saat panik, kabari aku segera. Atau hubungi dokter di sana.

Kenapa dia begitu panik sekarang? Dia sangat percaya diri.

Tentu saja dia percaya diri. Tapi kau kan tahu sendiri dia memiliki masa lalu yang kurang baik dan dia sudah terlalu lama dan lelah berpura-pura.

Dan dia mengenalku.

Ini bukan salahmu. Justru karena dirimu, dia semakin jujur pada dirinya sendiri. Kau membantu dia sekarang.

Terima kasih, John. Aku akan menghubungi jika terjadi sesuatu.

Jangan membiarkan Irene sendirian. Biarkan dia ikut denganmu dalam bekerja.

Okay.

Dan percakapan singkat kami selesai melalui aplikasi percakapan. Aku masih memainkan hpku. Sebentar melihat harga jual dan beli saham, melihat perkembangan stock di Korea dan juga aplikasi bisnis lainnya. Lalu aku berpindah ke aplikasi bank dan mengirim sejumlah uang pada Johnny. Aku merasa sangat berterimakasih pada dia.

Sehun, kau yang mengirim uang itu?

Iya, jangan mengirimnya kembali. Anggap saja Irene pasienmu.

Kau tidak perlu seperti ini, tapi makasih. Aku jadi tidak membuang uang untuk membeli hadiah ulang tahun untuk Herin.

Herin ulang tahun? Kapan?

Lusa. Kau mau memberinya hadiah? Jangan lebih mahal dari ₩5juta. Aku membelikan dia hadiah sekitar segitu soalnya.

Hahaha okay. Nanti aku akan meminta Irene memilihkannya. Terima kasih lagi ya.

Anytime

Setelah sampai hotel, Irene kubangunkan dan kami berjalan masuk ke dalam hotel. Irene sudah kembali normal dan tidak lagi khawatir akan sekitarnya. Kami berjalan tidak saling memegang tangan, hanya bersebelahan, sudah biasa seperti ini. Biasanya juga aku yang sangat posesif kepada Irene.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang