First

10.5K 897 53
                                    

Jungkook menatap datar namja itu dengan bingung. Namja didepannya cantik walau tidak secantik istrinya tapi tetap saja kulit putih mulus, mata sipit juga bibir pink alaminya membuat libido seseorang yang hampir tidak punya waktu untuk memikirkan seks seperti dirinya selama dua tahun itu kembali bangkit. Sisi liarnya bangkit.

Namun ditahan, Jungkook jelas melihat gelagat gugup Namja itu. Ini adalah malam pertama mereka. Wajah gugup itu malah membuat Jungkook mengumpat dalam hati.

Darimana Ibunya bisa mendapatkan Namja ini?! heol!!

Jungkook memandang namja itu lagi, dia harus mengatakan tentang istrinya yang koma. Takut-takut Ibunya bercerita bahwa Jungkook adalah namja bujang. Lalu, namja itu akan berteriak histeris saat tau Jungkook sudah beristri dan mengajukan surat cerai.

Bagus, tapi kenapa hati Jungkook jadi tidak rela saat pikiran tentang namja didepannya itu akan melayangkan gugatan cerai untuknya.

Itu tidak mungkin kan?

" Apa Eomma sudah becerita tentang..ummm.. Eomma .. aku- "

Kata-kata Jungkook terputus.

Namja manis didepannya tersenyum, membuat kerongkongan Jungkook mendadak kering.

Sial.

Senyum itu membuat Jungkook mengelengkan kepalanya untuk mengatur otaknya agar lebih lurus.

Hei man,kau punya istri yang sedang koma dirumah sakit.

" Eomma sudah bercerita. " Sekali lagi namja itu tersenyum.

Ibunya benar-benar iblis bagaimana mungkin dia membiarkan namja sebaik ini jatuh kedalam kubangan masalah yang Jungkook miliki.

Jungkook terdiam, wajah nya kembali datar dan mengangguk kecil.

" Aku mandi duluan. " Setelah mengatakan itu Jungkook beranjak dari sofa yang sebelumnya dia singgahi setelah pulang dari resepi pernikahan mereka

Tanpa menunggu jawaban dari namja itu yang hanya menghela nafas rendah, Min Yoongi memandang punggung suami sahnya dengan sendu.

Apakah pilihannya tepat atau...??
.
.
Setelah acara membersihkan diri mereka berkumpul disatu ranjang yang sama.

Walau begitu Jungkook masih memiliki hati. Apartement ini jarang ditempatinya, selama dua tahun ini hidup Jungkook hanya dia habiskan dikantor dan rumah sakit atau terkadang dirumah kakak sepupunya Kim Namjoon yang juga sudah mempunyai istri Jung Hoseok merekalah orang-orang yang Jungkook percaya untuk merawat Jimin jika dia tidak memilki waktu untuk sikecil mengemaskan itu. Walau dia masih sering pulang, ya tapi itu hanya akan tidur dan berganti pakaian saja.

Jadi secara total hanya ada satu ruangan yang bebas dari debu, yaitu kamar ini. Atau tepatnya kamar Jungkook dan Seokjin.

Yoongi masuk lalu duduk dengan manis disamping Jungkook yang masih sibuk dengan tabnya

" Apa yang membuatmu menerima pejodohan ini? " Yoongi bertanya sembari menundukan wajahnya menatap cincin indah yang bertengger disela jari manisnya

Jungkook menaruh tabnya, lalu memandang intens kearah Yoongi yang masih menatap cincin pernikahan mereka.

" Eomma memaksaku. " Ucapan itu telak membuat Yoongi mendongak dan menatap kearah Jungkook sehingga mata mereka bertemu.

" Mianhe. " Sesal Yoongi

Jungkook mengernyit sebentar sebelum mengedikan bahu acuh.

" Lalu, Kau sendiri kenapa mau menerima perjodohan sialan ini?! " Ucap Jungkook sedikit kasar. Tapi setelahnya Jungkook ingin menarik lagi perkataanya saat melihat wajah sedih Yoongi.

Apa perkataanya terlalu kasar?

Oh, atau dia terlalu terus terang?

Dan kenapa pula dia peduli dengan pikiran namja itu?

" Karenamu. " Jawab Yoongi lirih

Jungkook kembali menatap bingung

" Kau menyukaiku?" Tanya nya membuat Yoongi langsung mengeleng kecil.

" Kau sungguh keren karena mampu bertahan dengan cintamu. Hm maksudku, Istrimu tidak tahu kapan akan bangun tapi kau dengan gigih menjaganya, aku saja hampir tersedak saat Eomma mu berkata kau menginginkan pejodohan ini. " Jelas Yoongi dengan senyum sendu nya terpatri di bibirnya

" Kenapa alasannya terdengar main-main? " Jungkook tersenyum sinis.

" Aku tidak pernah bermain dengan kata-kataku. " Bela Yoongi

" Baiklah anggap seperti itu, aku yakin kau tidak akan pernah mau merasakan jadi diriku. Dan soal Eomma, kau tahu? Dia itu pemaksa dan juga egois. aku hanya lelah, lagi pula ini juga demi kebaikan Jimin. " Jungkook melempar pandangan kearah meja rias yang tepat berada dijarak pandang lurus mereka.

" Oh ya Jimin, besok kata Eomma kita bisa menjemputnya dirumah Namjoon. " Ucap Yoongi ceria.

Bahkan dia tahu tentang bocah manisnya itu? Jungkook kembali menatap bingung kearah Yoongi

" Aku menyukai anak kecil. " Ucap Yoongi

Jungkook benar-benar tak habis pikir bagaimana Ibunya bisa membujuk orang tua namja ini.

Hening, beberapa saat mereka hanya saling memandang. Jungkook dengan jelas dapat melihat tuxedo hitam yang Yoongi pakai sangat cocok untuk kulit putihnya

" Aku haus.. apa kau mau ku ambilkan sesuatu? " Yoongi hendak bangkit tapi lengannya dicengkram kuat oleh Jungkook

Jungkook menarik tengkuk Yoongi sebelum akhirnya bibir keduanya bertemu perlahan tapi lama kelamaan menjadi ganas. Menyesap dan melumatnya kuat membuat Yoongi melenguh pelan

Tangan Yoongi perlahan melingkar manis dileher Jungkook mengikuti gerakkan suaminya perlahan. Setelah agak lama mereka melepaskan lumatan.

Jungkook memandang sayu mata Yoongi, Seakan mengerti maksud Jungkook. Yoongi hanya mengangguk membuat mereka kembali menyesap satu sama lain hingga Jungkook mendorong Yoongi untuk terlentang dikasur miliknya.

Sepertinya ini Akan jadi malam yang panjang




TBC~~

Yee😂😂😂😂 karena dedek masih polos jadi naenanya bayangin sendiri ya wkwkwk

Don't forget Your Voment😘

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang