five

7.9K 824 81
                                    

Jeon Jungkook menatap keduanya dengan tajam, suara deras air hujan tidak menyurutkan tatapan tajam menelisik lebih dalam raut wajah kedua orang dihadapannya.

Dengan cepat Yoongi menarik tangannya yang berada di genggaman Jaebum, lalu menoleh kearah namja ltu.

" Jae, kau bisa pulang sekarang. " Ucap Yoongi memohon membuat Jaebum yang ingin protes menelan kembali suara yang ingin dia keluarkan.

Baiklah untuk kali ini Ia mengalah, namun hanya kali ini mantap Jaebum dalam hati

Dia menatap kearah Jungkook sekilas sebelum berbalik meninggalkan pasangan itu dalam dinginnya malam juga hujan yang membuat suasana semakin sendu.

Yoongi berjalan menghampiri Jungkook, sedangkan sang suami berjalan meninggalkan. Namun langkah itu terhenti

" Jimin sakit, aku menghubungimu. Namun tidak kau jawab, yang tadi itu sahabatku. Dia yang membantuku membawa Jimin kerumah sakit, tadi hujan deras." Jungkook menghela nafas, tangannya mengelus kasar wajahnya sendiri. Reflek seseorang yang frustasi,

Yoongi yang berada dibelakangnya juga ikut menghela nafas pelan.

Katakan Jungkook gila, kondisi anaknya sedang sakit dikamar sebelah, tidur Jimin juga lumayan nyenyak setelah diberi obat tadi

Tapi emosi yang entah darimana dan entah karena apa membuat dirinya dengan sadar menindih Yoongi yang terkesiap.

Wajah namja itu merah, matanya sayu. Setelah pulang dan membersihkan diri dan memastikan Jimin tidak akan rewel hingga pagi nanti

keduanya juga tadi hampir tertidur.

Hampir,

sebelum tangan besar itu menarik pinggang Yoongi dan mengecup punggungnya berkali-kali.

" Jung-ngh.. Jungkook, jangan sekarang.. nghh " Yoongi berusaha mengeluarkan suaranya

Jungkook berhenti sebentar, matanya menatap tajam Yoongi

" Aku menginginkanmu sekarang! Malam INI! " Dengan begitu Yoongi hanya mengikuti alur arus yang Jungkook berikan.

-SKIP-

" Mmy, kapan chim akan sekolah? Uhmm.. " Jimin memainkan boneka kuning berkepala anjing yang dibelikan sang ibu saat mereka sedang berbelanja di supermarket akhir pekan dua minggu lalu dan itu bersama Jungkook.

Dan omong-omong bocah mengemaskan itu sudah sehat.

Yah, sudah berlalu sebulan hampir sejak Jimin sakit. Sekarang setelah makan siang, simanis Jimin duduk disofa ruang tv dengan tontonan pororo yang menjadi aktifasnya disetiap siang sebelum tidur siang.

Yoongi menoleh, " Memang anak Mommy mau sekolah? " Tanyanya, tangannya meraih pipi bulat sang anak. Gemas

Sikecil mengangguk antusias,

" Ehmm, Chim mau cekoyah sepelti taetae hyungg mmy.. " Jawabnya, sang Ibu hanya tertawa kecil.

" Jiminie mau meninggalkan Mommy dirumah sendiri? " Wajah Yoongi beralih sedih yang dibuat-buat. Jimin tertunduk merasa bersalah.

" Chim dak mau ninggalin mmy, chim nya mau cekolah.. Apa itu telmasuk chim ninggal mmy sendiri sendiri? " monolog Jimin

" Tidak juga sih, tapi nanti mommy jadi sendirian. " Jawab Yoongi. Jimin kembali fokus ke boneka anjing kuningnya.

" Chim akan sekolah nanti saat sudah sebesar Tae hyung, jadi cepat besar okkay? " Jimin tersenyum lalu bangkit dan memeluk sang Mommy yang tepat berada disampingnya.

" Mmy, sayang myy " Yoongi tertawa kecil,

Beberapa minggu ini terasa baik bagi Yoongi, Jungkook? Namja itu bahkan mulai lebih sering pulang kerumah dan saat weekend lebih sering bermain berdua Jimin diruang keluarga apartement ini.

Beberapa kali dalam sebulan ini mereka jalan-jalan seperti keluarga pada umumnya. Sekarang mereka sering melempar pesan teks atau telfon saat Jungkook benar-benar tidak bisa pulang.

Seokjin juga menunjukan tanda tanda baik, sehingga semuanya seperti perlahan-lahan membaik.

Sudah beberapa hari ini Yoongi merasa tidak enak badan, badannya lebih cepat lemas, nafsu makan yang sangat berkurang drastis dan mood yang tidak bisa dikontrol.

Terkadang dia bisa marah karena Jungkook tidak membalas chatnya dengan cepat dan membuat Jungkook terkena imbas yang membuatnya bingung.

Lho, salahnya apa? Kenapa tidak bisa balas cepat itu kan karena dia rapat.

Jungkook curiga, maka malam ini sebelum mereka tertidur Jungkook menyerahkan sebuah kardus kecil berwarna putih kepada sang istri yang menatapnya aneh.

" Besok pagi, setelah bangun periksa. " Ucapnya, Yoongi menerima dan membukanya.

" Kau berfikir yang sama ya? " Ucap Yoongi. Matanya menatap Jungkook yang merapikan bantal kepalanya.

Anggukan tanda jawaban yang Yoongi terima.

" Akhir-akhir ini moodmu sangat tidak terkontrol dan juga nafsu makan berkurang, coba dulu. Kalau kurang meyakinkan liburku nanti kita cek bersama. " Kepala Jungkook sudah menempel dibantal, dan matanya terpejam

Sedangkan Yoongi masih duduk kaku di tempatnya tanpa bergerak dengan bungkusan ditangannya.

" Lalu bagaimana jika benar, aku- " Jungkook kembali membuka matanya menatap sang istri yang terlihat gelisah.

-Aku hamil? " lirih Yoongi

" Apa maksudmu bagaimana? Tentu saja Bagus, Eomma akan mendapatkan cucu yang Ia idam idamkan. " Jawab Jungkook membuat Yoongi memejamkan mata.

Hanya Eomma?

Bagaimana dengan Jungkook sendiri?

Tapi pertanyaan itu hanya mampu tersampaikan melewati hati kecilnya yang mulai gelisah.

Dan Jungkook yang mulai memejamkan mata kembali pun merasa gemuruh dihatinya, jadi benar dirinya telah telak menghianati istri yang sedang koma dan berusaha untuk bangun itu.

TBC~~

Udah up ya ParkFeJim

Don't forget your Voment😊

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang