#Tigabelas

7K 771 49
                                    

Typo bertebaran⚠

Yoongi bangun dari tidurnya saat dirasa seseorang sedang mengusakkan kepala di tengkuk belakang miliknya

Menoleh, lalu menemukan Jungkook yang dengan bibir mengerucut manis tertidur sesekali kembali mengusak dibantal yang dia tiduri karena Yoongi sudah menjauhkan diri

Manis sekali, jadi gemas

Tangannya tergerak menyentuh pipi tirus sang suami

Yoongi tidak pernah menyalahkan Jungkook, Yoongi tidak pernah menyalahkan takdirnya

Untuk sejujurnya dia yang mengambil jalan ini, untuk setulusnya dia memang menginginkan jalan ini

Matanya menerawang sambil terus mengusap halus pipi lelaki yang masih Setia pada mimpinya

Lalu dia teringat kembali percakapan semalam sebelum mereka tertidur

" -Aku namja biasa, yang mungkin bisa dibilang kepalang beruntung ataupun sial. Jungkook.. " Jawaban itu lugas, tapi entah mengapa Yoongi merasa bukan jawab itu yang Jungkook inginkan

" Alasanmu menerima pinangan Ibu.. ? " Yoongi kembali terdiam, tangannya dengan manis mengelus permukaan tangan Jungkook yang berada di perut sedikit buncitnya

" Sudah pernah kita bahas, Kook.. "

" Tapi, entah mengapa aku butuh jawaban lebih darimu.. "

" Seperti apa? "

" Mungkin karena- "

Terdiam

Hening, cukup lama

" Aku bertemu Ibu setahun yang lalu saat sedang duduk minum kopi dikedai dekat kantorku dulu. Membunuh senggang, hidupku terlalu datar dan tidak memiliki gairah. Saat itu aku melihat dirinya yang meminum kopi sambil mengerang frustasi, aku yang memang dasarnya memiliki kecenderungan terlalu ingin tahu mendekat, lalu entah mengapa percakapan antara aku dan Ibu terjalin.. "

Yoongi menolehkan kepalanya disaat tidak ada satu respon dari Jungkook, tapi siapa sangka saat dia berbalik hanya ada wajah teduh Jungkook yang sangat menyejukkan

" Setelahnya kalian sering bertemu? "

Yoongi mengangguk

" Terkadang sebulan empat atau lima kali, Ibumu tahu aku adalah Psikolog, jadi dia sering berdiskusi tentang berbagai hal termasuk Kau dan Seokjin-hyung... "

" Ibu menyukaimu, karena itu dia menyuruh mu untuk menikahi ku? " Yoongi terdiam

Tidak cukup lama, tapi terasa janggal

" Bisa dibilang seperti itu, kau tahu Jungkook. dia hanya menginginkan yang terbaik untuk mu, untuk Putranya.. "

" Dengan menikahkan ku dengan seseorang yang bahkan hidupnya lebih baik sebelum bertemu denganku? "

" Tidak ada yang tahu hidup orang itu baik atau tidak Jungkook selain orang yang merasakannya.. "

Kini kembali hening, lama

Hanya sebuah pelukkan yang semakin erat yang membuatnya mereka hangat di Bulan penghujan ini

Cinta itu buta

Tidak Cinta itu tidak buta, karena tidak memiliki mata. Tapi, naluri itu tertutup oleh rasa keingintahuan yang mendalam

Seminggu, satu bulan, lalu tiga bulan dan lalu enam bulan. Yoongi mendengar banyak cerita dari yang terlontar halus dari wanita enam puluh tahun itu

Rasanya hangat saat mendengarkan beliau bicara, Yoongi pikir mungkin jika Ibunya masih hidup dia akan menceritakan kisah hidup Yoongi kepada teman-teman atau seseorang yang dia temu dipasar

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang