Seven

7.5K 819 74
                                    


Mampir yak😊 ditunggu voment nya:")

" Kenapa bisa masuk rumah sakit? Dan dimana suamimu sekarang, Yoon? " Suara lelaki itu menjadi satu-satunya penghambat dikesunyian yang dibutuhkan Yoongi dan pertanyaan itu adalah hal yang memang Yoongi hindari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Kenapa bisa masuk rumah sakit? Dan dimana suamimu sekarang, Yoon? " Suara lelaki itu menjadi satu-satunya penghambat dikesunyian yang dibutuhkan Yoongi dan pertanyaan itu adalah hal yang memang Yoongi hindari. Untuk didengar pun untuk dijawab.

Yoongi menghela nafas dalam diamnya.

Dan Jaebum tersenyum sinis.

" Jadi kau hanya dijaga oleh seorang pembantu rumah tangga, eoh? Duh, malangnya nyonya besar kita yang satu ini. "

Sejujurnya Yoongi sangat suka Jaebum, dia adalah tipe yang bicara apa adanya. Tidak suka manis didepan dan busuk dibelakang. Tapi, jujur saat ini Yoongi sedang tidak ingin mendengar kata-kata sakarsme dari temannya itu.

" Jae, aku menyuruhmu kesini-"

" Ya, Nyonya muda yang sedang hamil tetapi tidak diperdulikan oleh suami karena suaminya memiliki istri lain yang sedang sekarat. Tenang saja,aku bawa pesanan mu kok. "

Jaebum menyerahkan sebuah plastic putih yang sedari tadi Ia genggam pada tangan kirinya.

" Mengalami fase ngidam tanpa suami disampingmu, bagaimana rasanya Nyonya besar? " Suaranya terdengar meledek.

" Jungkook sibuk dengan pekerjaannya, Jae. "

" Alasan apa itu? Tapi baiklah kuterima. melihat mu seperti ini membuatku mengerti pekerjaan macam apa. Mengurus istrinya yang pertama mungkin. "

Yoongi diam saja sambil menerima bingkisan yang berisi Japche, entah mengapa dia sangat ingin makan makanan yang biasa Ia beli didekat rumahnya yang dulu itu.

Dan mau tidak mau menyuruh Jaebum karena memang namja itu yang tahu dimana yang menyediakan Japche kesukaannya.

" Anggap saja begitu, semaumu saja! " Jawab Yoongi, dia mulai membuka tempat makan yang berisi Japche tersebut dengan mata berbinar. Dan itu tidak luput dari padangan Jaebum

Helaan nafas keluar dari Jaebum, dia benar-benar merasa gagal menjaga Yoongi, Yoongi itu adalah teman dari semasa SMA. Tentu saja, mereka sangat dekat.

Jaebum menatap Yoongi yang hanya melihat Japche dipangkuannya tanpa ada niatan untuk memakannya.

" Kupikir aku membelinya untuk dimakan Yoon, bukan hanya ditatap dengan minat seperti itu." Yoongi menatap Jaebum dan mengeleng sedih

" Ahh, ku dengar dari bibi yang menjagamu kau akan memuntahkan kembali makannya yah? Duh, semakin menyedihkan saja. "

" Hentikan kumohon, Jae. " Ucap Yoongi malas

" Apa yang perlu kuhentikan? Seharusnya kau yang menghentikan permainan hatimu ini, Yoon. " Jawab Jaebum, suaranya terdengar main-main tetapi tatapan matanya menatap Yoongi tajam.

" Aku sedang tidak bermain apapun Jae, dan jika kau hanya ingin membentak dan debat argument denganku. Kuharap kau bisa undur diri dari hadapanku untuk sekarang. " Yoongi mendelik sedikit dan mendengus diakhir kalimatnya.

Tetapi Jaebum tidak melangkah sedikitpun, dia hanya menatap Yoongi tanpa minat walau matanya tetap memancarkan ketajaman yang membuat Yoongi sedikit meringis

" Makan, aku akan pulang jika kau memakannya! Aku tidak ingin melihat kau menatapnya saja aku ingin kau memakannya dengan lahap. Walau aku membenci ayahnya, sungguh aku juga ingin daging itu tumbuh sehat dan utuh sebagaimana harusnya. " Yoongi terdiam, inilah Jaebum-nya. Sahabat yang paling menyebalkan namun juga hangat.

Perlahan Yoongi meraih sumpit yang tersedia dan mulai memasukkan Japche itu kedalam mulutnya. Dan tatapan Jaebum mulai melembut.

Sesuap.

Dua suap.

Tiga suap.

Yoongi mulai menaruh kembali sumpit dan menatap Jaebum

" Kenapa? "

Dan tanpa aba-aba Yoongi melepas Infus nya memberikan efek nyeri ditangan mulus miliknya, dan berlari menuju kamar mandi yang memang tersedia disana.

Jaebum ikut berlari untuk membantu memijit leher belakang Yoongi, dia terduduk didepan closet dan mengeluarkan makanan yang baru saja Yoongi telan.

Miris, Jaebum menatap miris namja didepannya.

Yoongi merasa perutnya mual dan kepalanya kembali pening, dia terus saja memuntahkan segalanya. Sungguh perutnya seperti diaduk. Dan tanpa sepengetahuan Jaebum air matanya menetes dengan sebuah basuhan air Yang menerpa wajahnya
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungkook menatap istri pertamanya yang baru saja tertidur karena efek biusan yang Ia terima setelah beberapa saat tadi terbangun.

Ya, Seokjin terbangun tepat pukul satu siang ini. Setelah melakukan beberapa tes ditempat tidurnya dia dibiarkan istirahat dengan obat bius untuk menstabilkan pemulihan

Dokter berkata, setidaknya butuh waktu dua bulan untuk dapat melihat pemulihan Seokjin. Itu pun jika tubuh Seokjin dapat menerima dengan cepat.

Badannya masih lemas dan matanya masih kurang focus. Suaranya pun masih tersendat. Efek dari dua tahun terlelap. Untungnya dia dapat mengenali Jungkook dengan cepat.

Jungkook menangis tentu saja, ini adalah keinginannya selama hampir tiga tahun ini

Namun, sebuah beban terasa lebih mengunung saat dia mengingat tentang seseorang yang terbaring ditempat lain

Bagaimana Jungkook menjelaskan pada Seokjin bahwa dia memiliki namja lain saat dirinya berusaha bangun dari koma?

Bagaimana pun sekarang namja itu memiliki benih yang dia tanam sendiri?

Bagaimana?

Jungkook mengusap wajahnya lelah sekali, bagaimanapun nanti dia harus mampu jujur pada keduanya. Ya, kedua istrinya.

Jungkook bangkit, dia harus pergi ke tempat dimana istri keduanya dirawat.

Jungkook berjalan perlahan ketika dia melihat dari kejauhan bibi yang membantu dan menjaga Yoongi keluar dari ruangan yang dia yakini adalah kamar Yoongi melawan arah dari tempatnya berjalan.

Tangannya hendak meraih kenop dan membuka pintu tersebut sebelum suara namja lain dari dalam ruangan terdengar

" Jadi kau hanya dijaga oleh seorang pembantu rumah tangga, eoh? Duh, malangnya nyonya besar kita yang satu ini. " Kata-katanya terdengar mencemoh tapi yang Jungkook tangkap aura lelaki yang berbicara kesal bukan main.

" Jae, aku menyuruhmu kesini- "

" Ya, Nyonya muda yang sedang hamil muda tetapi tidak diperdulikan oleh suami karena suaminya memiliki istri lain yang sedang sekarat. Tenang saja, aku bawa pesanan mu kok. " Jungkook yakin suara yang membalas adalah suara Yoongi-nya suaranya terdengar lemas namun masih terdengar tegas. Tapi, dengan jelas Jungkook mendengar kata-kata sakarsme sebagai balasan sebelum kata-kata milik Yoongi selesai.

" Mengalami fase ngidam tanpa suami disampingmu, bagaimana rasanya Nyonya besar? " Suaranya terdengar meledek. Jungkook mengeram sedikit dan hendak membuka pintu sebelum sebuah balasan halus dari sang istri membuatnya diam.

" Jungkook sibuk dengan pekerjaannya, Jae. "

" Alasan apa itu? Tapi baiklah kuterima. melihat mu seperti ini membuatku mengerti pekerjaan macam apa. Mengurus istrinya yang pertama, mungkin. "

Dan kenapa hatinya malah seperti terhujam saat mendengar suara namja itu.

Sekejam itukah perilakunya?

TBC~~~

SafiraZulfa24 udah up ya😙😂😂

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang