Perkiraan benar Yoongi hamil, dan setelah periksa ke dokter kandungan janin itu terhitung sudah memasuki minggu ke lima.
Yoongi gelisah, begitu pun Jungkook. Keduanya punya perang batin sendiri-sendiri.
Kondisi Yoongi juga semakin tidak stabil, kurangnya asupan Gizi membuatnya lemas dan juga semua makanan yang Ia makan terbuang berakhir diwastafel kamar mandi kamarnya.
Mabuknya keterlaluan, pusing. Mual. Tidak nafsu makan dan berakhir jadi pucat dan kehilangan berat badan.
Padahal baru memasuki trimester pertama.
Akhir-akhir ini Yoongi suka bersender nyaman didada milik Jungkook selain hal-hal buruk diatas, sekarang yang perlu digaris bawahi Yoongi jadi lebih berani.
Berani dalam artian, lebih suka mengatur Jungkook dan juga tidak suka jika dibantah.
Jungkook awalnya hanya diam. Toh, anak yang dikandung adalah anaknya. Namun lama kelamaan risih pula.
Seperti saat ini mereka bertengkar hanya karena masalah sepele.
Seokjin.
Upss, mungkin Yoongi lupa bahwa disini ialah pendatang baru.
" Kenapa memang kalau aku menginap disana? Seokjin istriku, Yoongi " Suaranya datar, Yoongi tak bergeming matanya berair ,hatinya sesak.
Sudah dikatakan bahwa dia juga jadi sangat sensitif.
" Lalu aku apa bagimu. Jungkook? " Tanya Yoongi suaranya lirih. Jungkook mengusap wajahnya kasar. Kesal rasanya.
Jadi serba salah, dia hanya mau bersama istri pertamanya malam ini dia begitu rindu dan merasa bersalah.
Tanpa menjawab Jungkook meraih jaket dan keluar dari rumah mereka sembari membanting pintu, menyisakan kedua orang.
Yoongi dengan tangis sesak nya, dan seorang pembantu rumah tangga yang sudah beberapa hari ini bekerja menemani Yoongi dan Jimin.
Pembantu itu meraih punggung Yoongi yang hampir terjatuh dan memapah sang majikan kembali ke kamar.
Yoongi perlu istirahat wajah semakin pucat dan tubuhnya semakin lemah.
Sudah berapa kali aku ucapkan? Jungkook itu gila? Bahkan sampai saat ini hatinya terus dirundung rasa bersalah bagi kedua namja yang penting dihidupnya.
Seokjin sang istri yang dari dulu sangat Ia cintai.
Dan,
Yoongi namja yang sedang mengandung anaknya.
Keduanya penting, maka dari itu sulit untuk memilih diantara mereka.
-SKIP-
Yoongi meraih pintu keluar kamar, badannya gemetar ngilu kepalanya pusing tapi tenggorokannya kering meminta untuk dialiri air jadi dengan tertatih dia membawa gelas kosong menuju dapur.
Naasnya, kekuatannya tak memberikan izin dirinya untuk mengapai dapur tepat sebelum belokkan menuju patry dirinya limbung lalu jatuh tak sadarkan diri.
Tiga hari ini Jungkook juga tidak pulang, dia tetap mengawasi Yoongi dari kabar yang dikirim sang pembantu lewat telpon kantor.
Pembantu itu berkata bahwa Nyonya nya sulit makan, apapun yang Ia telan akan kembali keluar beberapa menit kemudian, fisik melemah bahkan minum susu hamil pun Ia tidak bisa.
Khawatir namun Ia juga masih bingung dengan perasaannya, dan tiga hari ini Ia abiskan tidur dirumah sakit bersama Seokjin.
Telepon Jungkook berdering, sang pembantu mengabarkan bahwa Yoongi masuk rumah sakit. Pingsan karena kekurang asupan gizi
Jungkook dengan cepat merapikan dokumen yang berada diatas meja.
Dirinya siap menarik knop pintu sebelum sebuah panggilan dengan Id rumah sakit menghentikan gerakannya.
Lamat-lamat Ia mengangkat dan mendekatkan ponsel itu kearah telinganya.
" Ya? "
" Kau yakin? maksudku, kalian.. Kalian- "
Dan tanpa menunggu seseorang tersebut melanjutkan pembicaraan Jeon Jungkook bahkan berlari menuju mobil untuk memutar balik fokusnya.
Rumah sakit tempat Seokjin dirawat.
Dan Min Yoongi kembali terlupakan.
-TBC-
Don't forget your voment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Story in Marriage [END]
FanfictionKehidupan Min Yoongi yang menjadi istri kedua dari Jeon Jungkook BxB Mpreg