Aku Kim Seokjin, dua puluh empat tahun. Menikahi seorang lelaki tampan, baik juga sangat mencintai diriku empat tahun lalu. Kami berdua dipertemukan saat masa kuliah dulu. Dia yang begitu tampan dan rupawan dengan baik hatinya membantu Aku yang saat itu kesulitan membawa beberapa buku perpustakaan
Dari pertemuan kami tidak ada yang spesial. Tentu, hal semacam itu biasa terjadi di kalangan mahasiswa-mahasiswa untuk saling membantu
Hanya satu hal yang mampu membuat hatiku yang gelap dan jarang tersentuh ini bertekuk lutut dihadapan cintanya
Kebaikan seorang Jeon Jungkook, dia tampan, baik juga loyal. Tapi, juga keras. Dia memperlakukan aku yang saat itu hanya namja biasa dengan spesial. Menjemput, mengajak makan siang, mengantar pulang dan bahkan membantu mengerjakan tugas
Aku tahu ini hanyalah soal kecil untuk kalian uke-uke cantik. Tidak bagiku, aku hanya namja biasa yang bermimpi masuk kedalam hidup seorang pangeran. Tapi, dia...
Pangeran tersebut berkata,
" Jangan ragu, Seokjin.. aku akan ada disampingmu.. Biarkan mereka berkata apa, cukup kau disamping ku dan kita akan bahagia... "
Dan hal itu sudah mulai terlupakan, empat tahun lalu disaat Ibu nya melarang kami menikah dia bahkan dengan tegas memutuskan akan tetap menikahi ku
Jadi uke mana yang tidak akan bertekuk lutut, meski kau sudah mengacuhkannya dan membuangnya dia tetap kembali. Lalu meminta untuk aku yang bodoh ini bertahan untuknya
Aku memandang meringis bingkai foto didalam ruang kamar ini, Jungkook yang tersenyum manis dan aku yang tertawa bahagia. Foto itu foto pernikahan kami
Selalu sama, rasa yang hadir disetiap aku memandang foto tersebut. Rindu, rindu akan Jungkook ku yang dulu. Dia terlalu manis untuk, tapi aku begitu serakah untuk memilikinya selamanya
Saat terbangun dirumah sakit, aku merasa ada yang janggal. Selain kaki dan tubuh ku yang semakin kurus. Aku melihat tatapannya yang kosong
Saat aku bertanya, dia hanya tersenyum lalu mengusap kepalaku. Dari situ aku mulai memutuskan untuk diam, menunggu Jungkook yang bercerita
Hingga dia membawa Jimin, anak yang dulu ingin ku adopsi namun karena kecelakaan tersebut aku bahkan tidak bisa melihat wajah lucunya tiga tahun lalu
Anak itu tumbuh besar, pipinya yang gemuk dan juga hidungnya yang mengekerut membuat aku yang kala itu tidak tahu apa-apa ingin memekik gemas, tapi saat itu masih lemas
Jimin, mulai mengoceh tentang ini dan itu. Membuat aku yang kala itu hanya mampu tersenyum semakin menyukainya. Tapi saat itu pula aku mengetahui satu hal yang membuat aku bahkan ingin kembali tidur selamanya
Suamiku, menikah lagi.
Namanya Min Yoongi, cantik, putih dan kata Jungkook baik. Kami pernah bertemu beberapa kali saat Jungkook mengajaknya ke Rumah sakit tapi hanya saling menyapa
Kami canggung dan kami seperti memiliki sesuatu yang dipertaruhkan. Tentu saja, Jeon Jungkook
Awal dari cerita Jungkook, mereka dijodohkan oleh sang Ibu. Aku tertawa miris didalam hati. Mungkin memang sampai mati pun Ibu Jungkook tak akan menyukaiku
Aku mulai mencoba untuk menerima, tidak.. Tidak kalian pasti tidak ingin merasakan rasanya jadi diriku. Tiga tahun tertidur, saat bangun dunia berubah. Aku bahkan hampir membenci diriku sendiri
Tapi untuk apa? Apa setelah aku menyalahkan diriku sendiri, menyalahkan Yoongi ataupun Ibu dari Jungkook semua akan berubah. Ku pikir tidak.
Aku tidak membenci diriku, tapi aku membenci takdir yang membuat aku harus terbangun disaat yang bahkan jika boleh memilih mati lebih baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Story in Marriage [END]
FanfictionKehidupan Min Yoongi yang menjadi istri kedua dari Jeon Jungkook BxB Mpreg