#Delapanbelas

6.2K 706 106
                                    

Yoongi berjalan keluar kamar saat dirasa terdengar suara Jimin menangis diluar, untuk informasi sekarang masih jam setengah enam pagi

Sebenarnya Yoongi sudah bangun dari setengah jam lalu tapi malasnya membuat dia tetap tertidur manis dikasur

" Jimin kenapa? " Yoongi meraih bocah imut itu dan menariknya menuju gendongan. Disana terlihat Seokjin yang duduk di kursi roda tidak jauh dari Jimin

Dan bocah itu langsung memeluknya erat

" Mau sama mommy, sama mommy.. " Rancaunya keras

" Iya ini sama mommy sayang.. " Yoongi mengelus pundak Jimin halus sembari menggoyang-goyangkan badannya pelan

" Tidak mau sama yang lain, Mommy saja.. " Katanya lagi, pelukkannya semakin erat membuat Yoongi mengernyit bingung

Lalu menatap Seokjin, hendak bertanya

Tapi sebuah perkataan benar-benar menohoknya

" Jimin tidak tahu yang sebenarnya, siapa orang yang seharusnya dia panggil Mommy... Aku hanya mengajarkannya untuk memanggilku Mommy, apa itu salah? " Tatapannya datar tidak merasa salah sama sekali

Yoongi menghela nafas, lalu berbalik hendak pergi

" Yoongi-ya, apa kau benar-benar namja baik seperti yang Jungkook katakan? " Perkataan itu membuat Yoongi terhenti dari jalannya lalu berbalik menatap Seokjin yang memandangnya kosong

" Jika iya, kau tahu bukan aku menganggapmu sebagai adik walau kita jarang berbicara dan baru kenal beberapa saat. Kau mungkin paham perasaanku.. Jadi bisakah setelah melahirkan nanti tinggalkan bayi itu dan pergi dari rumah ini.. Biarkan aku hidup bahagia dengan keluargaku, tanpa ada kau.. Aku berjanji akan merawat anak itu seperti anakku sendiri.. "

Yoongi tertohok, hatinya sesak

Tak mampu berbicara,

"Ak-aku akan pergi, jika Jungkook yang menyuruh ku meninggalkannya.. " Jawabannya singkat. Lalu berjalan kembali menjauh membawa Jimin yang tidak disangka tertidur dipelukkannya

-SKIP-

Yoongi menatap datar laptop didepannya yang menampilkan Microsoft word dengan dua ratus delapan puluh enam halaman. Jimin sedang tertidur manis dikasurnya

Menghela nafas lalu memorinya kembali ke Masa lalu

Dimana dirinya yang tak pernah berniat menikah dengan siapapun. Tidak berniat memiliki anak, ataupun mencintai lelaki sebegini dalamnya

Seminggu setelah Seokjin sadar. Yoongi sudah memikirkan ini, memikirkan untuk pergi dari rumah ini dan merawat bayinya sendiri

Sungguh, saat itu dia merasa kecewa akan nasib yang menerpanya. Dulu sekali, sesaat sebelum dia menerima pernikahan ini

Yang dia fikirkan hanyalah bagaimana membuat sebuah buku dengan tema pernikahan seorang pria dengan lebih dari satu istri dalam aspek psikologi

Dia sempat membuat beberapa buku, tidak. Hanya berduet dengan seseorang yang memang bergerak dibagian psikolog dan juga seorang editor. Namun tidak banyak yang dapat Yoongi lakukan saat itu, makanya dia mencobanya

Tepat ketika Ibu Jungkook berbicara ingin mencari seorang menantu maka Yoongi menyerahkan dirinya, karena memang ide yang terlintas hanya itu

Karena disitu dia berfikir menjadi seorang istri kedua mungkin akan sangat memiliki tantangan, belum lagi lelaki ini Cinta mati dengan istrinya. Dia merasa tertantang

Dia pikir tidak mungkin jatuh Cinta dengan lelaki itu, dia pikir tidak akan mungkin sulit melepas lelaki itu walau memang dia sempat terpana oleh kesetiaan yang dimiliki Jungkook

Naas, semudah itu dia mengajukan diri sebagai menantu semudah itu pula dia jatuh Cinta dengan Jungkook

Dan mengandung anaknya

Yoongi pikir ini karma untuknya yang menganggap remeh pernikahan. Juga menganggap remeh Cinta tapi toh dirinya sudah kena karma

Sekarang bagaimana saja dia menerima karma dan melewatinya

Yoongi kembali menghela nafas. Lelah, ingin keluar

Tetapi anaknya akan sangat membutuhkan Ayah. Belum lagi Jimin. Dia masih memerlukan Yoongi disampingnya. Dan bagaimana Jungkook? Lalu bagaimana dengan hatinya?

Yoongi benar-benar merindukan hidup datar tanpa masalah hati seperti dulu

Kepalanya telengkup diatas meja. Mendengusi kelakuannya yang tidak pernah berubah dan selalu gegabah saat mengambil keputusan

" Tinggal terus sakit, atau pergi tapii keduanya sama-sama buat sakit... " monolognya

-SKIP-

Siang ini Jungkook duduk berhadapan dengan Namjoon dicaffe tempat biasa mereka menghabiskan waktu jika sedang senggang

" Ku pikir aku mencintainya Hyung.. " Namjoon menatap bingung sesaat setelah meminum latte yang tadi sempat dia pesan

" Ya, tentu dia istrimu.. " Jawab Namjoon sekenanya. Well, walau tidak disebutkan Namjoon paham bahwa sepupunya ini sedang dirundung masalah hati

" Aku mencintainya, bagaimana bisa terjadi? " Jungkook mengusap wajahnya frustasi

Namjoon menghela nafas nya kemudian

" Kupikir kau bahagia, yah... Kau tau pria mana yang tidak bahagia memiliki istri dua.. Dan kelihatannya mereka baik-baik saja., tidak ada pertengkaran atau lainnya.. "

Kini giliran Jungkook yang menghela nafas

" Kau tidak akan tahu isi hati para uke, Hyung. Mereka pandai menyembunyikan perasaan dan aku seperti lelaki yang pura-pura tidak tahu padahal paham mereka sakit.. "

Namjoon pikir menikah dua kali itu menyenangkan, dirinya bergidik saat bisa melihat bayangan Hoseok menangis hebat jika itu terjadi

" Hei.. Jangan mengeluh Jungkook, kau ini prianya bersikaplah adil untuk keduanya. Kupikir itu mungkin akan mengurangi rasa sakit keduanya.. "

" Andai kau paham Hyung, bagiku mungkin adil bagaimana jika mereka merasa berat sebelah? "

" Itulah saat mu bertindak, heii kau kepala rumah tangganya.. Seharusnya mereka mendengarkanmu.. "

Jungkook berfikir sebentar, lalu mengangguk sepenuhnya membenarkan ucapan Namjoon

" Kupikir, aku tidak akan mau menikah dan mempunyai istri dua.. " Namjoon memainkan jarinya digagang gelas kopinya membuat Jungkook terkekeh sinis

" Dan kau akan merasakan bagaimana frustasi seperti diriku? "

Namjoon menggeleng cepat sembari mengucapkan kata tidak berkali-kali dan keduanya sedikit tertawa


To be Continued.....

Thanks buat kalian yng setia menunggu Dan Voment ff ini....

Don't Forget Your Voment

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang