#Duapuluhdelapan

8.1K 710 101
                                    

Yoongi mengernyit sakit ditengah malam, didalam perutnya terasa berputar. Dirinya bangkit dan merasakan ini bukanlah sakit yang biasa dia dapati, menyentuh lengan Jungkook yang tertidur miring kearahnya dengan kepala yang berada dibawah bantal yang Yoongi kenakan

" Kook..... " Ringisnya pelan sesekali menguncang bahu suaminya. Jungkook bergerak untuk semakin dalam tertidur. Sungguh Jungkook lelah setengah mati hari ini.

" Jungkook! Sakit! Ahkkkk .. " Yoongi mendorong bahunya kasar dan membuat lelaki pulas itu terbangun dengan panic.

" Apa? ada apa? " Katanya sembari menyentuh lengan Yoongi. Yoongi meringis sembari menyentuh perutnya

Jungkook panic dan bisa kita pastikan lelaki itu kalang kabut sendiri.

Omong-omong Jungkook belum pernah melewati fase seperti ini dan dia adalah tipe lelaki yang mudah panic walau wajahnya tetap datar

" Apa... Astaga! bungsu kenapa harus malam-malam.. Aku harus apa sekarang Yoongi? " Jungkook meraih jaket tebal dan memakaikan kepada Yoongi yang menyerit sakit mengigit bibir bawahnya.

" Siapkan mobil.. Shh.. bodoh.." Lalu lelaki itu berteriak kepada sang Bibi yang tertidur dengan Jimin diruang sebelah

" Bibi, Yoongi ingin melahirkan. Bagaimana ini? " Teriak Jungkook lagi, Yoongi menggeleng lemah

Sibodoh itu, kesalnya dalam hati.

-SKIP-

Anak laki-laki yang diidamkan Jungkook keluar dengan selamat pada pukul tiga lewat empat puluh pagi ini, wajah bersih putih dengan hidung dan mata seperti milik Jungkook. Jungkook tersenyum melihat wajah anaknya lebih banyak memiliki wajahnya. Sedangkan sang Ibu masih lemas pasca melahirkan dia menatap keduanya sendu. Yoongi pikir dia harus menyerah.

" Pembuahan yang baik.. "

Ctakkk!

" Ya, Ibu! " Sunggut Jungkook yang baru saja di ketuk kepalanya oleh sang ibu. Sang ibu membelalakan matanya kesal.

" Masih punya wajah kemari? "

Jungkook terkekeh Ibu nya tidak tahu dia dan Yoongi tinggal bersama lagi, tapi tidak perlu tahu juga.

" Anakku, Cucu Ibu sangat tampan kan? " Katanya, sang Ibu mendelik.

" Masih mengakui cucuku sebagai anakmu? "

" Oh jelas! "

" Kook- " Saat hendak berargumen dengan sang Ibu suara Yoongi terdengar, Jungkook membalikkan badan lalu mendekati sang pujaan hati.

" Ya, sayang? "

" Mari berpisah.." Lalu Yoongi tertidur kembali, Jungkook terdiam.

Apa-apaan ini? Bukankah mereka sepakat untuk tetap bersama?

°°°°°°°

" Kupikir kita akan bersama, Yoon?! " Jungkook mendesis marah, saat kesadarannya pulih Yoongi kembali mengangsurkan surat cerai kepadanya. Siapa yang tidak kaget?

" Ini sudah kita selesaikan! Kenapa kau bahas lagi? Tidak ada perceraian! Mengerti? Jika tidak akan terus aku ulang! TIDAK AKAN PERNAH ADA PERCERAIAN! "

BRAKKK.

Dan pintu kamar inap Yoongi sukses dibanting oleh pengusaha tampan kita.

Yoongi menangis dalam diam, bayinya berada diruang bayi. Malam ini memang Jungkook menyuruh semua orang pulang agar dia dan Yoongi dapat leluasa bermesraan, kalian harus tahu Jungkook bahkan membuatkan kata-kata manis untuk Yoongi tapi saat dia terduduk disebelah Yoongi namja yang masih pucat itu menyodorkan berkas perceraian

Siapa yang tidak kalang kabut?

Yoongi menginggat semuanya, menginggat setiap hal yang dia lakukan untuk keluarga ini, tapi juga dia menginggat betapa menyiksanya jika terus berada dikeluarga ini. Yoongi hanya ingin bahagia tanpa harus ada yang merasa sakit.

Dia lelah dan dia butuh tidur sekarang, namun yang Ia lakukan menangisi si-pria Jeon yang bodoh itu.

Clinggg..

Bunyi ringtone ponsel membuat Yoongi meraih ponsel disamping nakas. Lalu membaca perlahan sambil mengusap airmatanya.

schat

Tidur lebih dulu, aku akan kembali saat situasimu sudah lebih baik. Yoongi aku mencintaimu.

Yoongi mengigit bibir bawahnya, menatap terus pesan dari sang pria-nya. Menangis semakin tersedu, memutuskan untuk menghubungi sang lelaki sambil terus menangis. Di nada dering kedua lelakinya mengangkat

" Haloo? " Suara lelaki itu serak, Yoongi yakin Jungkook pun sama tersiksa dan menangisnya sama seperti dirinya.

Jeda beberapa saat,

" Aku- A-ku ingin dipeluk.. "

Panggilan terputus lalu, sekitar sepuluh menit kemudian sang pria datang dengan tergesa terdengar dari bunyi langkah kaki yang berlari diluar.

Jungkook menatap Yoongi yang masih setia menangis, namun tangisnya lebih reda dari sebelumnya. Mereka saling tatap sebelum akhirnya Yoongi membuka tangannya. Gestur minta dipeluk.

Jungkook menghampirinya, menangis bersama.

" Aku mencintaimu... "

" Aku lebih mencintaimu.. "

" Tapi Kita Tak bisa bersama Kook-ah. " Jungkook melepaskan pelukan mereka lalu memandang tajam ke arah Yoongi

" Kenapa?! Kenapa Yoon?! Jawab aku!! " Bentak Jungkook membuat Yoongi semakin terguncang

" Karena kau juga mencintai Seokjin hyung Kook!! Hiks! Aku Tak bisa Jungkook hiks! Aku Tak bisa. Itu terlalu sakit. " Tangis Yoongi pecah Dan sekarang terdengar isakan memilukan darinya

" Lakukan demi anak-anak Yoon. Aku mohon. " Tatapan memilukan yang Jungkook layangkan pada Yoongi membuat namja itu semakin tak kuat menahan tangisnya

" Rasanya ingin mati Kook. Aku juga paham bagaimana perasaan Seokjin hyung. " Lirih, hanya itu yang diucapkan Yoongi sebagai balasan

Jungkook telak terdiam, dia paham bagaimana perasaan kedua istrinya itu, Tapi hatinya berseru egois untuk mempertahankan mereka disisinya

" Jika yang perlu di salahkan itu aku Kook. Aku yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan mu. Mungkin ini adalah karma untuk ku. " Yoongi meraih tangan Jungkook, Tapi di tepis oleh sang suami

" Lalu bagaimana dengan anak-anak Yoon?! Apa kau tak memikirkan mereka?! " Lagi-lagi Jungkook menatap Yoongi tajam

" Kita bisa membesarkan mereka bersama. Walaupun sudah Tak ada ikatan. " Yoongi mencoba meraih tangan sang suami. Kali ini Tak ada tepisan hanya sebuah dengusan yang terdengar

" Kembalilah pada Seokjin hyung. Dia membutuh kan mu. "

Pertahanan Jungkook runtuh, dia membawa Yoongi kedalam pelukannya

" Tapi hati ini sudah sepenuhnya untuk mu Yoon. Aku harus apa sekarang? " Jungkook menangis di ceruk leher sang istri, Yoongi bisa merasakan air mata Jungkook

" Bahkan sekarang aku sudah menjadi namja lemah yang cengeng. " Lirih. Tapi masih mampu Yoongi dengar

Yoongi berperang dengan batinnya, memilih egois atau mengalah. Keduanya sama-sama membuat sakit

Apakah dia harus mempertahankan Jungkook di sisinya Dan meminta namja itu melepas Seokjin?

Atau. Haruskah dia tetap menjadi istri kedua dan kembali tersiksa?

Entahlah Yoongi Sendiri tidak tau Mana yang harus dia pilih saat ini.

To be Continued.......

Perlu saran dan kritik ok

Don't Forget your Voment:v

Story in Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang