04. Forever Rain

6.3K 776 42
                                    

Always missing people that I shouldn't be missing
Sometimes you gotta burn some bridges just to create some distance.

Gnash.

          
         
         
         
        
        
         
         

         
        
        
          

Padahal ini sudah hari kedua Jungkook di rumah sakit, menemani Ibunya.

Tapi ia masih tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi?

Yang ia tahu hanya kemarin adalah hari wisudanya, Ibunya tentu saja datang, juga pria itu. Jungkook ingat namanya Jang Joo Hyuk, itu pertemuan kedua mereka setelah sebelumnya juga bertemu karena ajakkan sang Ibu.

Dan sekarang Jungkook kembali berhadapan dengan Joohyuk, Dokter yang juga berada di rumah sakit yang sama dengan Ibunya.

   "Ibumu sangat senang bisa melihatmu masuk 10 besar," Ucapnya. Walau sebelumnya sudah pernah dengar, tapi Jungkook tetap tertegun mendengar suara itu. Selembut Ayahnya.

Merasa hanya dibalas tatapan, Joohyuk melanjutkan, "Ibumu yang bilang kemarin."

   "Oh..."

Joohyuk mengerti, ia tahu apa yang terjadi. Dengan Jungkook tidak mengamuk dan marah-marah di depannya saja ia sudah bersyukur.

   "Ibu...kenapa?"

Tepat setelah acara wisudanya selesai, Haeri pingsan. Yang Jungkook tahu hanya itu. Joohyuk membawa Ibunya ke ICU, dan sekarang berakhir dirawat di sana.

   "Ya, memang sudah saatnya kau tahu." Joohyuk mulai mengeluarkan sebuah map putih, "Ini hasil pemeriksaan sekitar 1 tahun yang lalu."

Jungkook hanya menatap gambar dan beberapa deret tulisan yang Joohyuk berikan, tentu Jungkook tidak mengerti. Ia menatap Joohyuk meminta penjelasan lebih, "1 tahun?"

   "Sebelumnya Jungkook, aku juga yakin kau mempertanyakan ini...Aku dan Haeri tidak seperti apa yang terjadi,"

Dan Jungkook mulai mengerti semuanya.

Ibunya sakit. Haeri memang berencana cepat atau lambat untuk bercerai dan pergi jauh dari keluarganya, walau ia sendiri tidak menyangka akan secepat ini, dan membawa Jungkook. Dan Jungkook menangkap satu hal, Ibunya hanya mau sakit sendiri. Mati tanpa terdeteksi.

Jungkook mengepalkan tangannya kuat, merasakan sesuatu yang mungkin akan segera keluar dari matanya. Kenapa sampai sejauh ini?

   "Kanker hati," Kelewat ragu, tapi cukup untuk membuat Jungkook menegakkan tubuh dengan air mata yang berhasil keluar.

Joohyuk tahu memang bukan ide bagus untuk mengatakan kebenaran ini pada Jungkook, tapi mau bagaimana lagi. Haeri pasiennya, dan pasien punya hak atas privasi. Haeri menjadikan ini sebagai salah satu permintaannya.

Jungkook hanya diam, jelas ini tidak baik. "Ini sudah Stadium IVB, stadium akhir. Dan kemungkinan untuk--" Joohyuk dibuat terkejut karena Jungkook yang tiba-tiba berdiri, berhasil membuat kursi yang sebelumnya ia tempati mundur cukup jauh.

   "Apa!? Mau mengatakan sisa umur Ibuku? Dipikir kau Tuhan!? Omong kosong!"

Joohyuk ikut berdiri, mencoba meraih tangan Jungkook berusaha menenangkan. "Jung--"

Tapi dengan kasar Jungkook menepis tangannya, "Sudah cukup." dan memilih keluar dari ruangan itu.

.

WASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang