20. Hold Me Tight

4.8K 586 20
                                    

So what will you take to remember me? To reminisce about me?

Heize.

     
     

     

     

     

     

     

     

     

    

      

     

Seokjin tahu, sekalipun saat itu ia memukul Hoseok lebih keras atau sampai membuat tulangnya retak pun, nyatanya hanya keajaiban yang bisa menghentikan Hoseok.

Ia sudah tidak bisa untuk membuat Hoseok berhenti, jadi Seokjin akan menerima tantangan temannya itu soal ambil tindakkan. Dirinya benci, ia benci melihat bagaimana adiknya terlihat takut tiap kali berhadapan dengan Hoseok.

Tepat saat kelas sorenya selesai, Seokjin langsung dengan cepat keluar dari kelas. Mencoba untuk mencari presensi sang adik sebelum Hoseok lebih dulu menemuinya. Dan beruntung ia bisa dengan mudah menemukan Jungkook sedang berjalan menuruni tangga.

   "Jungkook!" Seokjin langsung menghampiri.

Jangan tanya apa Jungkook gugup atau tidak, melihat bagaimana Seokjin melangkah ke arahnya saja sudah membuat mata Jungkook makin membesar, dan lagi sekarang kakaknya ikut melangkah bersebelahan dengannya. "Ada apa, hyung?"

Seokjin terus melangkah, tanpa membalas tatapan bingung dari Jungkook di sebelahnya. "Tidak ada, hanya ingin saja."

Sudah lama sekali, Jungkook tidak merasakan perasaan yang selalu kakaknya berikan dulu. Nyaman dan terlindungi. Ia selalu merasa menjadi adik paling beruntung setiap kali bersama Seokjin, karena sikap terang-terangan Seokjin dalam menunjukkan rasa sayang.

Seokjin hobi sekali merangkul, menautkan tangan, juga bermain-main dengan surainya, sampai membuat Jungkook suka menghindar malu karena Seokjin melakukannya tak peduli tempat. Tapi kalau sekarang, sekalipun Jungkook memohon, mungkin dirinya sudah tidak akan mendapatkan itu.

   "Jungkook, dengarkan aku.." saat mereka sampai di dekat area parkir, Seokjin menghentikan langkah. Diikut Jungkook yang kini juga berdiri menghadapnya, "Kau tidak boleh hanya diam kalau menghadapi Hoseok, dia bukan orang yang akan berhenti hanya karena tidak kau pedulikan."

Jungkook mengerti apa yang Seokjin katakan, tapi ia tidak mengerti kenapa kakaknya mengatakan ini. Yang jelas Jungkook tidak bisa merespon, dirinya malah terperangkap pada mata teduh sang kakak. Jungkook merindukan semuanya, semua sampai rasanya ia hanya butuh memeluk kakaknya saat ini juga.

Tapi Jungkook hanya diam, sambil kepalanya ia anggukkan samar. Lalu membiarkan kakaknya mulai pergi menjauh. Jungkook lelah sekali, sampai ingin menangis rasanya. Harus terus melihat sosok yang sangat ia butuhkan dari dekat, tapi tidak sedikitpun bisa ia raih.

Jungkook senang sekali berharap, walau tahu kalau tidak ada satupun dari harapannya yang terwujud. Melihat Seokjin sedikit mendekat membuatnya berharap pria itu mau kembali, mendengar bagaimana kakaknya bicara membuat ia berharap kalau Seokjin masih peduli, dan bahkan bagaimana Seokjin melangkah bersama dengannya sampai area parkir membuat Jungkook berpikir mungkin kakaknya mau memberi tumpangan. Tapi kan realitanya seperti ini.

   "Jeon Jungkook!" Jungkook segera membuyarkan pikirannya, mendapati orang yang tadi sempat menjadi topik pembicaraan Seokjin kini sedang mendekat.

WASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang