I lost you and I lost my mind
And now, I try to leave it all behind.Daniel Schulz.
Ibunya sakit, punya harapan hidup kecil.
Lalu kenapa?
Jungkook selalu berharap kalau dirinya adalah seseorang yang optimis, bisa dijadikan tumpuan bagi Ibunya. Tapi nyatanya Jungkook berada di level teratas dari pesimis, rasanya mau melarikan diri dan menghilang. Kalau kenyataannya seperti ini, mana bisa Jungkook menerima kenyataan.
"Lihat! Aku membawakan Ibu makanan!"
Jungkook selalu berusaha agar keberadaannya bisa memberi kekuatan pada sang Ibu, "Aku tahu Ibu bosan dengan makanan rumah sakit. Ini juga bubur sih, tapi ini jauh lebih enak!"
Jungkook membantu Ibunya untuk duduk, kemudian memasang meja yang ada di atas ranjang. "Terima kasih ya, nak."
Ibunya semakin melemah, Jungkook bisa melihat semuanya dengan jelas. Itulah kenapa Jungkook tidak pernah bisa menguatkan dirinya sendiri.
"Jungkook," Haeri menggenggam tangan putranya, "Ibu mau pulang saja."
Jungkook selalu tahu kalau itu yang Ibunya inginkan, Jungkook bisa melihatnya. Walau ini baru kali ketiga Haeri mengatakan hal semacam itu, karena Haeri tahu itu akan menyakiti Jungkook.
Haeri sadar, berada di rumah sakit hanya sia-sia. "Tapi Ibu belum sembuh," Walau Jungkook bertingkah tidak mau mempercayai itu, padahal hatinya ketakutan setengah mati.
"Ibu tidak akan--"
"Jungkook suapi, ya?" Tapi Haeri menahan tangannya, sambil memberi tatapan yang cukup serius. "Dengarkan Ibu kali ini, Jungkook."
Ibunya sudah terlalu percaya diri soal kepergian, maka Jungkook tidak punya pilihan lain selain ikut pesimis. Ia menjatuhkan pandangan, sebisa mungkin menenangkan diri agar tidak menangis.
"Kalau sudah waktunya, Ibu mau Jungkook kembali pada ayah dan kakak. Jungkook bisa katakan semuanya, Ibu tidak mau Jungkook sendirian." Karena memang pikir Haeri seharusnya seperti itu dari awal.
"Tidak akan ada waktu semacam itu, Bu." Jungkook masih terus memalingkan wajah.
Ia tidak mau menangis, setidaknya dihadapan Ibunya. Tidak akan. Sudah lama Jungkook berhenti mempercayai hatinya, karena ia yakin akan memiliki akhir yang sama. Dipermainkan hati sendiri, sialan.
Sebelum Ibunya berencana kembali bicara, Jungkook sudah lebih dulu berdiri. Menatap lembut sembari mengukir senyuman, "Ibu bisa makan sendiri? Sepertinya aku harus ke toilet."
Dan Haeri selalu hanya bisa membalas senyuman itu sambil mengangguk. Ia tidak yakin akan bertahan sampai kapan, Haeri takut Jungkook terus-terusan bersikap seperti ini.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAS
Fanfiction[JINKOOK BROTHERSHIP] Seokjin itu sumber kehidupan Jungkook. Jadi kalau dipaksa hidup tanpa Seokjin, mana bisa tetap hidup tanpa sumber kehidupan. Tapi kan Jungkook juga tidak bisa berkehendak atas segala hal yang terjadi dalam hidup. Kata seseorang...