15. Airplane

4.9K 631 23
                                    

There's nothing I can do
There's nothing more to hide.

SUGA.

    

     

     

     
     

     

     

     

    

     
     
        

   "Kau ini kalau bekerja bisa yang benar tidak?!"

Jungkook hanya bisa beberapa kali membungkukkan tubuh sambil merapalkan kata maaf, setelah sebelumnya tidak sengaja sedikit menumpahkan kopi yang sedang ia sajikan. Jujur Jungkook lumayan kesal, padahal ia hanya menumpahkan sedikit tanpa mengenai barang atau apapun milik pria itu. Tapi orang itu malah membuat keributan, diam-diam tangan Jungkook mengepal.

   "Apa, hah?! Mau memukulku? Ayo!" Jungkook mulai kehabisan akal harus bagaimana, padahal dirinya sudah minta maaf dan memilih diam tak mau membalas amarah pria itu. "Saya minta maaf, saya akan mengganti--"

   "Hei!" tapi orang itu mulai mendorong punggung Jungkook cukup kasar, membuatnya harus mengambil beberapa langkah mundur. Tapi sebelum pria itu bisa meraih kerah seragam Jungkook, "Apa kau tidak dengar dia sudah bilang maaf?"

Jungkook bahkan tidak menyadari Namjoon yang sudah ada di sebelahnya, kemudian mengambil tameng berdiri di depan. "Tidak ada urusannya denganmu, minggir!"

Tapi Namjoon tak beranjak, "Bagaimanapun kau tidak boleh melakukan ini, namanya kekerasan." kemudian Namjoon mulai mengedarkan pandangannya sampai ia menemukan CCTV. "Ada CCTV di sana, mau urus ini?"

Pria itu sedikit membuang muka sambil mengumpat kesal, "Oke! Akan kubiarkan kau kali ini!" lalu mengambil tasnya dan pergi dari Cafe.

   "I'm the one who let you, fucker." gumam Namjoon. Kemudian dirinya segera menghadap ke arah Jungkook, "Kau tidak apa-apa?"

Jungkook mengangguk sambil sedikit tersenyum, "Hyung ada apa kesini?"

Namjoon menunjukkan ranselnya, lalu mulai duduk di kursi yang kosong. "Mengerjakan tugas, di rumah membosankan." Jungkook hanya kembali mengangguk-anggukkan kepala, dengan otak yang sedikit dibuat berpikir karena perkataan Namjoon yang menyebut rumah.

Tidak familiar tapi juga tak asing, rasanya seperti memiliki keluarga. Tujuan akhir setiap perjalanan, rumah. Jungkook baru saja akan kembali ke dapur, membawa minuman yang tadi ditinggalkan. Tapi pintu Cafe kembali terbuka, menampilkan Yoongi yang baru saja masuk.

   "Oh? Shiftmu belum selesai?" Yoongi langsung bertanya, membuat Jungkook jadi ikut melihat ke arah arloji. "Sebentar lagi, memangnya kenapa?"

Namjoon hanya tersenyum, melihat Yoongi yang kini ikut duduk dihadapannya. "Tentu saja menemui pasien kesayanganku ~" Namjoon yang sebelumnya ingin menyimak jadi membatalkan niat, lalu mulai segera membuka laptopnya. Sedangkan Jungkook hanya memberikan tatapan aneh sebelum selanjutnya kembali melangkah masuk ke dalam.

Cukup sering Yoongi mengunjungi Cafe, mengingat Jungkook sudah tidak rutin ke rumah sakit. Dan anak itu juga selalu menolak kalau diajak konsultasi di ruangannya, maka Yoongi pikir tidak ada salahnya. Mereka bisa tetap sering bertemu, juga bersama Namjoon dan Taehyung. Mereka jadi terbiasa berkumpul sekedar membicarakan hal-hal kecil.

   "Dia bilang sangat ingin masuk ke Universitas itu, jadi ya aku bantu. Hampir gila aku mengajari otak dangkalnya,"

   "Hyung!"

WASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang