It's okay if you choose to leave
I just want you to be happy.vixx lr.
Seokjin sendiri bingung dengan perasaannya. Kalau boleh jujur ia senang bisa kembali melihat Jungkook, tapi dirinya sadar kalau semua tidak akan mungkin kembali seperti semula. Sudah terlalu terlambat, terlebih lagi perihal Ayahnya. Ia bingung harus bagaimana kalau sampai Ayahnya tahu, padahal semuanya sudah lumayan normal. Seokjin tidak mau kembali melihat Ayahnya kehilangan akal.
Tapi sepertinya sebelum Sejin, Seokjin akan lebih dulu dibuat gila. Melihat bagaimana tingkah temannya yang satu ini, "Untuk apa kau mengganggunya?"
Hoseok sedang sibuk dengan game di ponsel, tak menyadari di sebelahnya Seokjin sedang menatap sebegitu tajam. "Bagaimana?" tanya Hoseok tanpa bisa mengalihkan perhatian.
Seokjin yang geram segera menarik ponsel Hoseok lalu mematikannya. "Jin! Aku sudah hampir--" ucapannya terhenti, melihat bagaimana Seokjin memberi tatapan serius. "Oke, oke. Apa? Kau mau bicara apa?"
"Jungkook...kenapa kau mengganggunya? Kau tahu kan kalau dia--" Hoseok merebut kembali ponselnya dari Seokjin.
"Dia adikmu? Tentu saja aku tahu." Seokjin bisa melihat Hoseok yang begitu santai, entah apa yang ada dipikiran temannya itu. Dirinya jadi tidak begitu yakin apa Hoseok mengerti arah pembicaraannya. "Lalu kenapa? Dia menyenangkan, aku hanya ingin main dengannya."
Seokjin memutuskan pandangan dari Hoseok. Ia tahu bukan itu yang Hoseok maksud, dirinya cukup paham kalau Hoseok sedang mencoba kembali mengusik urusannya. Tapi Seokjin tidak tahu bagaimana harus bicara. Ia tidak mungkin secara gamblang berkata seperti sedikit saja menyentuhnya, kau mati di tanganku, itu tidak mungkin.
"Berhenti saja." walau memang jauh di dalam hatinya, Seokjin tidak suka melihat adiknya diganggu.
"Kenapa? Atas alasan apa?" Hoseok mencoba lebih menantang. Dirinya hanya berharap bisa membuat Seokjin melakukan apa yang hatinya katakan, walau Hoseok juga yakin kalau Seokjin pasti punya alasan kuat atas semua tindakkan yang menurutnya bodoh.
"Hanya karena dia adikmu...itu belum cukup menjadi alasan, Seokjin." mau bagaimanapun, Hoseok cukup peka untuk mengetahui kalau Seokjin tidak benar-benar dari hati bertindak seperti itu.
.
.
.
.
.
Jungkook tidak mau terlalu berusaha soal pertemanan, ia lumayan hafal bagaimana hasil akhirnya.
Hanya perlu menjawab saat ditanya, juga tidak lupa tersenyum. Karena terakhir kali ada yang mendekati, ujung-ujungnya memanfaatkan. Malah meminta Jungkook untuk memberitahunya tentang tugas dan jawaban saat tes.
Jungkook tidak masalah kalau sendiri, saat menengah atas juga seperti itu. Ia merasa nyaman tanpa perlu ada yang dikhawatirkan, daripada harus dikelilingi banyak hal palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAS
Fanfiction[JINKOOK BROTHERSHIP] Seokjin itu sumber kehidupan Jungkook. Jadi kalau dipaksa hidup tanpa Seokjin, mana bisa tetap hidup tanpa sumber kehidupan. Tapi kan Jungkook juga tidak bisa berkehendak atas segala hal yang terjadi dalam hidup. Kata seseorang...