I've been broken, heart's contentious
I won't fix, I'd rather weep.Xxxtentacion.
Dikira Jungkook main-main saat bicara soal berita kepergian?
Belum ada yang berhasil memang, tapi Jungkook tidak akan ingat kalau ditanya sudah percobaan ke berapa.
Yang ia ingat, ia cukup rutin seperti ini. Pulang dari sekolah, mendatangi ruang rawat Ibunya, lalu izin ke toilet. Yang nyatanya putar arah ke lantai paling atas rumah sakit.
Sejauh ini Jungkook hanya akan berdiri di belakang tembok pembatas, melihat ke arah bawah saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang. Jadi ia pikir rasanya butuh sedikit perkembangan, maka tangannya mulai mengambil ancang-ancang untuk menaikkan tubuhnya ke atas pembatas.
"Referensi bunuh dirimu itu drama korea, ya?" Hanya jadi wacana.
Jungkook menghembuskan napas kasar sebelum akhirnya berbalik, melihat ke arah sumber suara.
Ia ingat wajah orang ini, Jungkook sekali bertemu dengannya di jembatan besar dekat rumah sakit.
"Kau ini siapa?" Jungkook menyelipkan nada kesal di sana.
Orang itu berjalan mendekat, "Yah, jasku ini sudah cukup menjawab, aku dokter di sini."
Jungkook memutar bola mata, "Lalu mau apa? Kenapa ikut campur?"
Dokter itu tertawa kecil. Bocah ini kurang ajar juga, pikirnya. Ia ikut bersandar di tembok pembatas, melihat ke arah bawah sekilas.
"Waktu itu sekali di jembatan, lalu kalau aku tak salah hitung ini percobaan ketujuhmu di sini. Aku yakin masih ada yang lain, sungai Han sudah pernah? Kudengar di sana bagus."
Jungkook mungkin akan lebih percaya kalau orang dihadapannya ini mencuri jas milik dokter, tampangnya itu tidak meyakinkan. Dokter mana yang malah menyarankan tempat bunuh diri? Sinting, pikir Jungkook. "Kau menguntitku?!"
"Percaya diri sekali, ini Basecampku asal kau tahu. Aku yang lebih dulu datang kesini ketimbang kau,"
Jungkook tidak mau peduli. Mau Basecamp atau orang itu tinggal di atap rumah sakitpun, Jungkook tidak berminat untuk tahu. Tapi tiba-tiba sosok yang-katanya-dokter itu menjulurkan tangan sambil berkata, "Min Yoon Gi."
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, "Lalu?" tanpa niatan membalas uluran tangan tersebut. Dan Yoongi tidak bisa untuk tidak tertawa kesal, merasa dijatuhkan oleh seorang bocah. "Tsk, sialan."
Memang cukup sering Yoongi datang ke atap, melakukan kegiatannya. Dan sudah sekitar 2 minggu ini, ada kegiatan lain selain dirinya di atap itu. Selama ini ia hanya memperhatikan, bocah berseragam SMA yang selalu berdiam diri di ujung sana, lalu pasti berakhir dengan duduk di lantai sembari menangis.
Awalnya Yoongi pikir mungkin ide bagus kalau ia menghampiri, tapi tahu begini malah jadi menyesal. Tidak, Yoongi akan lebih menyesal kalau melihat bocah itu berhasil lompat.
Yoongi mengeluarkan kotak persegi dari balik jasnya, meletakkan satu batang di mulut sambil mulai menyulutkan api. Ia sebut kegiatan.
Dan Yoongi bisa merasakan dengan jelas tatapan heran dari bocah di hadapannya, "Mau coba?" yang Jungkook balas gelengan sambil selanjutnya buang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAS
Fanfiction[JINKOOK BROTHERSHIP] Seokjin itu sumber kehidupan Jungkook. Jadi kalau dipaksa hidup tanpa Seokjin, mana bisa tetap hidup tanpa sumber kehidupan. Tapi kan Jungkook juga tidak bisa berkehendak atas segala hal yang terjadi dalam hidup. Kata seseorang...