×32°

2K 377 44
                                    

Minho masih terjebak dalam labirin pikirannya. Otaknya terus memunculkan pertanyaan mengenai Jeongin.

Apa Jeongin menghindarinya? Kenapa Jeongin terlihat ketakutan? Apakah salah jika dirinya jatuh cinta pada Jeongin?

Kepala Minho rasanya ingin meledak saja memikirkan pertanyaan yang tak memiliki jawaban pasti seperti itu. Dan kini Hyunjin malah menambahi daftar pertanyaan tersebut dalam otak Minho.

"Kurasa Jeongin sedang ada masalah di sekolah, dia murung dan tidak nafsu makan," kata Chan seperti mengerti pikiran Minho, mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.

Kurasa masalah yang membuat Jeongin seperti itu bukanlah masalah di sekolah, melainkan aku, batin Minho dengan helaan napas kasar. Kini dia berlanjut membantu Woojin mencuci piring dan mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya.

***

"Dengar, ya! Jangan terlalu percaya diri kalau aku benar peduli padamu! Aku melakukan ini untuk kesuksesan tim proyek game kita!"

Jeongin terkekeh melihat sifat menyebalkan Hyunjin. Hyunjin menyangkal kalau dia peduli pada Jeongin dengan alibi kesuksesan tim proyek game. Padahal Jeongin tahu bahwa sebenarnya Hyunjin itu peduli padanya.

"Kuucapkan terimakasih lagi, Kak. Bercerita pada Kak Hyunjin membuatku agak lega," ucap Jeongin tersenyum hingga terlihat deretan giginya yang dibehel.


Hyunjin sedikit tertegun. Senyum Jeongin itu...

Segera lelaki bermarga Hwang tersebut memalingkan wajahnya, menghindari kontak mata dengan Jeongin. "Aku hanya melakukan hal yang perlu kulakukan."

Jeongin kembali tertawa kecil. Lucu. Hyunjin terlihat sangat lucu di matanya, dengan sikapnya yang agak tsundere.

Jeongin yakin, sekarang Hyunjin pasti sedang menyembunyikan semburat merah di pipinya. Ah, manisnya.

"Sudahlah! Ayo kita pergi!" Hyunjin berdiri.

"Pergi kemana? Aku masih mau di sini," tanya Jeongin yang anehnya juga ikut berdiri di samping Hyunjin.

"Kubelikan kau sebuah novel, setelah itu kita pergi," kata Hyunjin kemudian melangkah pergi, sebelumnya dia berbalik ke arah Jeongin sebentar, "kutunggu di kasir."

Senyum Jeongin mengembang, dengan antusias pemuda manis tersebut memilih novel yang ingin dia inginkan sebelum membawanya ke kasir untuk dibayarkan Hyunjin. Hyunjin mendadak sangat baik hati padanya. Apa itu artinya mereka bisa lebih dekat dari ini?

"Ini, Kak." Jeongin menyodorkan novel yang dia inginkan kepada Hyunjin.

"Letakkan di kasir, kau tunggu saja diluar," kata Hyunjin.

Jeongin mengangguk patuh pada Hyunjin. Lagipula Hyunjin juga sudah berbaik hati membelikannya novel, ini yang kedua kalinya malah.

"Terimakasih, Kakak sangat baik padaku sekarang, padahal awalnya Kak Hyunjin sangat dingin padaku dan selalu mengejekku," ujar Jeongin menerima novel yang telah Hyunjin bayar untuknya. Tidak lupa sebuah senyuman tersemat di bibirnya.

Hyunjin menggaruk tengkuknya. "A-aku tidak tahu... sudahlah! Aku melakukan ini agar kau kembali ceria dan tidak banyak melamun. Ya aku memang benci kau yang ceria dan banyak bicara, tapi aku lebih benci kau yang selalu murung dan sedih."

Kekehan kembali keluar dari mulut Jeongin. Lagi-lagi Hyunjin tidak mau mengakui bahwa dirinya peduli pada Jeongin. Itu sangat lucu, menurut Jeongin. Semakin Hyunjin mengelak, maka semakin Jeongin yakin kalau pemuda tampan itu peduli padanya.

"Karena itu kau jangan murung lagi, aku tidak suka," lirih Hyunjin, namun masih dapat didengar oleh Jeongin.

"Tentu!" Jeongin kemudian menggenggam tangan kanan Hyunjin, matanya pun tak luput untuk menatapi wajah rupawan Hyunjin, "selama Kakak ada di sampingku, aku akan terus menjadi Jeongin yang cerewet, ceria, dan sok akrab."

Tanpa sadar Hyunjin tersenyum. Secara tidak langsung dia telah runtuh oleh pesona Yang Jeongin.

Jeongin sudah membuktikan ucapannya waktu itu, dia sudah berhasil membuat Hwang Hyunjin takluk padanya, meskipun Hyunjin enggan mengakuinya.

Ada perasaan yang berbeda ketika dirinya sedang bersama Hyunjin. Berbeda dengan perasaannya ketika bersama Minho. Yang ini terasa lebih hangat dan hal tersebut membuat Jeongin nyaman, walau faktanya Hyunjin sedikit menyebalkan tetapi Jeongin suka dekat dengannya.

***

"Kenapa kau senyam-senyum begitu?" Jinyoung bergidik ngeri ketika menemukan Hyunjin duduk di teras rumah sambil senyam-senyum tidak jelas.

Jinyoung merasa ada sesuatu yang salah dengan saudara tirinya itu. Mungkinkah kepalanya terbentur sesuatu ketika dia pergi tadi atau jiwanya terguncang sesuatu? Ah, Jinyoung tak peduli.

"Hehehe." Bukannya menjawab pertanyaan Jinyoung, Hyunjin malah tertawa-tawa sendiri.

Oke, Jinyoung yakin mental Hyunjin terguncang, karena terlalu sering memikirkan tim proyek game.

"Yak! Jangan tertawa seperti orang gila!" Seru Jinyoung yang kemudian membuat lamunan Hyunjin buyar.

"Apa-apaan kau, kepala kecil?!" Hyunjin malah balik memarahi Jinyoung.

Jinyoung mendelik. "Heh! Malah mengataiku! Seharusnya kau sadar diri kalau sedari tadi kau terus tertawa dan tersenyum sendiri seperti orang gila!" Omelnya menuding-nudingkan jari telunjuknya di depan wajah Hyunjin.

Yang dituding hanya diam, sesekali dia meringis geli menyadari bahwa sejak pulang tadi dirinya duduk di teras sambil terus memikirkan momen manisnya bersama Jeongin tadi. Bahagia? Tentu, entah mengapa hari ini Hyunjin sangat bahagia.

Awalnya dia memang membenci kehadiran Jeongin, tetapi mulai hari ini ia merasa bahwa dia butuh eksistensi Jeongin dalam hidupnya. Hyunjin membutuhkannya. Dia sudah menemukan apa yang dia cari.

"Jinyoung," panggil Hyunjin pada saudara tirinya yang kini sedang sibuk membaca novel romansa yang entah sejak kapan dia mengoleksi buku semacam itu.

"Hm?"

"Aku sudah menemukannya."

Perkataan Hyunjin sukses membuat sebelah alis Jinyoung terangkat. "Menemukan apa?" Tanyanya tidak connect.

Sebuah senyuman terukir sempurna di bibir Hyunjin. Netranya kini memandang langit senja yang mulai mendung, hujan pasti akan turun malam ini mengakhiri indahnya hari yang membuat Hwang Hyunjin merasa sangat bahagia untuk pertama kalinya.

"Aku sudah menemukan seseorang yang akan mengubahku."












~TBC~



a/n:

Hello :)

Saya ke sini untuk minta maaf karena ada pengurangan jadwal update. I'm so sorry, because I'm so busy in real life 🙏 Tetap nikmati ikuti cerita ini yg akan di update tiap hari Senin & Rabu. Thanks for reading :)

Cloudburst | hyunjeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang