39

8.3K 185 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Sayang, udah siap?" tanya sang suami pada sang istri

"Udah mas,Ayok"

Hari ini Verlie, Yara,Shasya dan Liam akan berkunjung ke rumah Rosa. Entah apa yang terjadi,yang jelas Rosa menelfonnya semalam menyuruh anak, menantu dan cucu cucunya untuk kerumah. Dengan alasan kangen.

"Mamam" beo Liam yang sedang memegang mainannya. Verlie tersenyum, putra nya sudah besar ternyata. Liam sudah menginjak umur 8bulan, Shasya juga sudah masuk TK.

"Anak papi pinter ya" ucap Verlie lalu mencubit pelan hidung anak nya itu.

"Sya masuk cepet ke mobil." ujar Yara yang baru saja keluar dari rumahnya.

"Siap mam" Shasya sangat menggemaskan dimata mereka, permata hati mereka berdua. Awalnya Yara sempat ragu karna takut tidak bisa bersikap adil,tapi setelah semakin terbiasa. Yara dan Verlie selalu memanjakan keduanya,sekarang keduanya sama sama berharga dimata mereka.

"Kamu nyetir kan? Siniin Liamnya" Verlie hanya terkekeh lalu mencium pipi Yara sekilas setelah itu dia menyerahkan Liam pada istri tercintanya itu,dan menancap gas menuju rumah sang ibu.

20 menit dalam perjalanan akhirnya
Mereka sampai di tempat tujuan.

"Assalamualaikum Omah"

"Waalaikumsalam sayang. Cucu oma yang cantik ini sama siapa kesini? Papi mami mana?" tanya Rosa saat Shasya yang sudah berada di gendongannya.

"Tuh papi sama mami"

"Assalamualaikum bun"

"Waalaikumsalam sayang.. Haduuuuh lama banget kesini juga, masuk yuk."

Verlie dan Yara mengangguk lalu memasuki ruang keluarga Rosa.

"Sini coba oma mau gendong cucu oma satu lagi. Ganteng banget sih"

"Ayah kemana bun?" tanya Yara

"Ayah lagi ada tugas,akhir akhir ini memang suka sibuk banget Ayah kamu itu. Bunda juga heran deh"

Yara dan Verlie yang mendengarnya terkekeh geli.

"Mam,bosen" ketiganya menoleh ke arah Shasya yang sedang memainkan bulu bulu karpet.

"Kakak mau apa?" tanya Rosa

"Belenang oma. Papi,belenang yuk" pekik Shasya dengan mata yang berbinar

"Lho kan kita gak bawa salin sayang"

"Udah gak pa pa,nanti Mas telfon bi Inem suruh Pak Narto bawain salin kita."

"Yasudah kalo gitu"

"Iam bobok Ra, tidurin di kamar bunda aja ya. Nanti kamu bantuin bunda masak" Yara mengangguk lalu membiarkan mertuanya menidurkan putra kecilnya. 

Yara menyusuli Verlie dan Shasya yang berada di kolam renang belakang rumah Rosa.

"Mas"

"Kenapa sayang?"

"Jangan lama-lama berenang nya, nanti kalo makanan udah siap lgsg udah ya. Aku mau masak dulu" baru saja Yara ingin beranjak dari duduk nya,Tangan kekar Verlie dengancepat meraih tangan serta pinggang Yara. Yara menjadi berada di atas pangkuan Verlie.

"Mas jangan gila,nanti ada Bunda. Itu Shasya kalo liat kesini bisa gawat" Verlie terkekeh lalu melirik Lea yang sedang asik berenang bersama mainan bebek bebek kecil.

"Gak bakal,gini dulu bentar. " Verlie menciumi leher Yara, aroma Vanila rambut Yara sudah menjadi favorit untuknya.

"Geli ih mas"

Setelah berhasil menciumi leher istrinya, Verlie mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya. Hingga Yara melingkarkan tangannya di leher Verlie, sedangkan tangan Verlie melingkar di pinggang ramping Yara. Yara sudah memejamkan matanya, Verlie semakin mendekatkan dan merapatkan tubuhnya dengan istrinya,sehingga benda kenyal menempel di bibir Yara, dengan lumatan keduanya dan....

"Papi sama mami lagi apa?" tanya Shasya di sela sela ciuman orangtuanya.

Yara buru buru bangun dari pangkuan Verlie,sedangkan Verlie menatapnya dengan satu alis terangkat ,dan setelah itu Verlie tertawa saat melihat Yara yang seperti kebakaran jenggot.

"Ah enggak sayang, lanjutin aja berenangnya. Mami mau masak" Yara buru buru masuk ke dalam dapur lagi sebelum Verlie tertaa terbahak bahak melihat kelakuan istrinya.

"Piii"

"Heem, lanjutin berenang lagi ayok"

~VERLYARA~

"Sya, makan dulu sini"

Yara sedaritadi memanggil manggil Shasya untuk makan,tetapi gadis kecil itu hanya menggeleng, jawabannya selalu masih kenyang.

"Shasya susah makan ya Ra?" tanya Rosa saat melihat Yara duduk di samping Verlie

"Ya gitu deh bun,kadang susah kadang enggak"

"Yasudah,sekarang mending kalian makan dulu aja. Nanti takutnya Iam keburu bangun lho"

"Mas, makan dulu. Simpen hp nya."

Verlie mengangguk lalu menyimpan handphone nya di atas meja makan.

Suasana makan pun hening,tak ada yang memulai percakapan. Hanya suara dentingan sendok serta piring yg menemani mereka makan.

Huwaaaaa ... Mamamamam Huwaaaaaa

Saat Yara sedang membereskan bekas makanan,dia menoleh ke atas. Baru saja dia mau bergegas ke lantai atas,Verlie mencegahnya.

"Udah yang,biar Mas aja. Kamu lanjutin aja bantuin Bunda"

Yara mengangguk lalu melanjutkan kegiatannya.

15 menit kemudian,Verlie bersama Yara sedang berkemas di ruang tamu. Rencananya mereka akan pulang sore ini.

"Bun,kita pulang ya. Makasih makan siang nya" ucap Verlie

"Lho, enggak nginep aja? Padahal bunda seneng kalo kalian nginep disini"

"Mungkin lain waktu aja ya Bun, Verlie banyak kerjaan soalnya. Yara juga belom beresin keperluan anak anak buat besok"

Terdengar helaan nafas pelan dari sang Bunda, lalu menoleh ke arah Yara dan menghampirinya.

"Makasih ya udah mau mampir ke sini, makasih udah jadi menantu kesayangan Bunda. Lebih tepatnya kamu anak gadis Bunda. Makasih juga udah jagain anak cowok Bunda yang satu ini,dan Makasih juga buat cucu cucu yang manis ini. " ujar Rosa lalu memeluk Yara

Yara tersenyum, lalu membalas pelukan sang Bunda.

"Iya Bunda, makasih juga buat semuanya. Udah ah jangan sedih sedihan gini. Nanti kapan kapan kita nginep disini kok"

"Bener ya,temenin Bunda lho"

"Iya Bunda,Ara sama Verlie, anak anak juga pamit ya. Assalamualaikum"

"Iya,Verlie pamit ya Bun. Bunda jangan banyak aktivitas. Jaga kesehatan. Assalamualaikum"

Rosa tersenyum "Waalaikumsalam"




***

VERLYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang