02 :Tawuran

4.6K 178 0
                                    

Malam ini Vinka sedang berada diruang TV sambil memakan apel yang ada diatas meja. Ia sama sekali tak makan malam, karena ia masih memikirkan skateboard nya yang rusak. Bagaimana nasibnya besok kalau berangkat sekolah?

Ia menggigit apelnya dengan kasar dan mengunyahnya dengan tak santai pula. Tiba tiba Cakra datang dan duduk disamping putrinya. Cakra menyentuh bahu Vinka dan Vinka malah menepis tangan Cakra, setelahnya ia mengusap bahunya seolah ada noda yang menempel. Cakra yang melihat itu membulatkan matanya.

Cakra beralih menyentuh puncak kepala Vinka dan Vinka melakukan hal yang sama, mengusap kepalanya lagi. Cakra menyentuh tangan Vinka dan ia melakukannya lagi.

"Songong banget nih anak," gumam Cakra yang masih dapat didengar oleh Vinka, namun ia tak menghiraukan itu. Sebuah ide cemerlang terlintas dibenak Cakra.

Ia pun berjalan kearah lemari es dan mengambil sebuah kotak yang berisi es batu yang sudah diserut. Cakra menaruh kotak es batu itu didepan Vinka dalam keadaan terbuka. Mata Vinka melebar seketika.

Dengan gerakan cepat Vinka mengambil sekotak es batu tersebut dan kangsung memasukannya kedalam mulut.

"Duh, dulu emaknya ngidam paan sih? Nih anak makan es rakus bener kayak gak pernah makan es dari TK," gumam Cakra lagi.

Saat Cakra melirik kearah kotak es yang barusan Vinka taruh dimeja, Cakra membukatkan matanya.

"Gila, udah habis Vin?" tanya Cakra pada putrinya.

"Liat aja sendiri," sungut Vinka tanpa menoleh kearah papanya. Cakra menggelengkan kepalanya pelan.

"Luar binasah emang kamu Vin," ujar Cakra. Vinka sama sekali tak memeperdulikan ucapan Cakra. Ia memang sedang kesal dengan Cakra juga Abil yang tak mau menuruti kemauannya untuk membeli skateboard baru.

Tiba tiba Abil datang dengan membawa nampan yang berisi sepiring nasi beserta lauk pauknya dan ia juga membawa jus kiwi kesukaan Vinka.

Abil menaruh nampan itu tepat didepan Vinka sembari memegangi perutnya yang semakin membesar.

"Vinka, kamu makan dulu ya, mamah udah bawain kamu makanan sama jus kesukaan kamu," ujar Abil lembut setelah ia duduk disebelah Vinka.

Vinka hanya melihat sekilas. "Enggak mau! Maunya skateboard!" kekeuh Vinka.

"Kamu maunya makan skateboard?" tanya Cakra. Abil langsung mencubit lengan Cakra pelan. "Kamu ini apa apaan sih Kra, anak ngambek bukannya dibujuk ini malah dibecandain," kesal Abil.

"Iya iya maap," balas Cakra pasrah.

Abil menyentuh tangan putrinya lembut. "Vinka sayang, makan dulu yah kalo gak makan kan kasian cacingnya didalem perut," ucap Abil dengan halus.

Vinka malah bertambah geram. "Ih, Mamih apa apan sih, berasa kayak anak kecil tau gak?!" ucap Vinka.

"Ya makannya kamu makan dong, Nak," ujar Abil lagi.

"Mama janji, besok papa pasti bakal beliin kamu skateboard baru, mau kan?" ujara Abil dan membuat mata Vinka berbinar.

"Wah, beneran mah?" tanya Vinka antusias. Cakra yang mendengar itu langsung berdiri dari duduk manisnya.

"APA?! SKATEBOARD BAR- adaww!!"

Abil langsung menginjak kaki suaminya begitu Cakra berteriak. Abil memberi isyarat mata pada Cakra untuk mengikuti perintahnya. Cakra hanya berpasrah dari saja, toh biar mau bagaimana pun Cakra akan kalah dengan sang istri. Ingat, cewek selalu benar.

"Yauda, besok papa beliin skateboard yang baru, yang JAMAN NOW!" ujar Cakra sambil menekan kata 'jaman now'.

"Nah, gitu dong" tambah Abil yang membuat Cakra memutar bola matanya malas.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang