07 :Horor

2.5K 96 2
                                    

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu sukses membuat Vinka yang tengah duduk santai sembari memakan es krim rasa vanilla itu menghela napasnya pelan.

"Hadeuh, ngaganggu wae orang lagi makan es krim."

Vinka bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Dibukanya pintu tersebut dan menampakkan sosok yang kasat mata dan yang amat membosankan bagi Vinka. Siapa lagi kalau bukan ketiga sahabatnya.

"Halo dedek emes Vinka!" sapa Jovan seraya mengedipkan sebelah mata pada Vinka. Sontak Vinka pun langsung bergidik ngeri.

"Ngapain lo pada kesini?" Vinka bertanya sambil berjalan menuju sofanya.

Mereka pun langsung masuk kedalam rumah Vinka tanpa dipersilahkan.

"Elah, kita kesini bukannya seneng karena ada temennya," sahut Thama seraya mendudukkan pantatnya disebelah Vinka.

"Bi Nera!" panggil Vinka pada pembantunya.

"Iya, Non! Bentar!" sahut Bi Nera dari dapur.

"Sejak kapan dirumah lo ada pembantu Vin?" tanya Kahfi.

Memang dirumah Vinka tak pernah ada pembantu rumah tangga dan baru kemarin Cakra mencari pembantu rumah tangga untuk menjaga Abil saat ia ditinggal olehnya dan Vinka.

"Kemarin, Papah gue cari pembantu buat jagain my Mamah dirumah. Kalian kan tau sendiri emak gue lagi bunting gede."

Mereka mengangguk serempak. Kemudian seorang perempuan paruh baya pun menghampiri mereka.

"Ada yang bisa dibantu, Non?" tanya Bi Nera.

"Bi tolong bikinin minum sama ambilin cemilan buat mereka, ya?" ujar Vinka pada Bi Nera.

"Siap laksanakan, Non" balas Bi Nera dengan semangat empat lima.

Kahfi mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun tiba tiba bulu kuduknya meremang seketika. Ia pun merangkul lengan Jovan yang kini berada disampingnya.

Jovan menepis tangan Kahfi. "Apaan sih lo, Ka? Main rangkul rangkul aja, gue tau lo jomblo tapi jangan gay juga dong."

Ucapan Jovan sontak membuat Kahfi melepas rangkulannya. Ia menatap sahabatnya itu dengan tatapan sengit.

"Enak aja lo bilang gue gay. Lo tuh yang gay," balas Kahfi.

Jovan tak menghiraukan ucapan Kahfi. Kahfi kembali mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Vin, ngomong ngomong rumah lo ko sepi amat sih? Mana kelihatan serem lagi. Nyokap-Bokap lo kemana?" tanya Kahfi.

Vinka mengehentikan aktivitas memakan es krimnya dan menatap Kahfi sebentar lalu fokus kelayar ponselnya.

"Lagi pergi kerumahnya Om Galen," ujar Vinka.

Kahfi menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kenapa sih lo, Ka? Kayak orang ketakutan banget," ujar Thama yang sedari tadi tak sengaja memperhatikan gerak gerik Kahfi yang seperti orang ketakutan.

"Kalian emang gak ngerasa ya kalau rumahnya Vinka nyeremin pas lagi sepi?" tanya Kahfi.

Jovan dan Thama saling mengedarkan pandangannya.

"Enggak tuh, biasa aja," ujar Thama.

"Elo nya aja yang penakut," tambah Jovan.

Kahfi melirik Jovan sekilas dan kemudian ia pun memilih untuk memainkan game PUBG diponselnya.

Tak lama Bi Nera pun datang dengan membawa nampan yang berisi makanan ringan dan juga minuman. Ia pun menaruh nampan tetsebut diatas meja.

"Maksih, Bi," ucap Thama dan Vinka bersamaan.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang