22: Dissapointed!

1.7K 77 1
                                    

Sedaritadi, Shanin selalau mengibas ngibaskan tangannya ke udara karena tak nyaman dengan asap rokok yang berterbangan didepannya.

"Vin, udah kek ngerokoknya, daritadi masa kaga berenti berenti sih lo," sungut Shanin yang sudah tak tahan.

Vinka melirik Shanin sekilas dan ia kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya menyesap benda beracun itu.

Saat ini Vinka dkk dan juga Shanin tengah berada dibelakang perpustakaan. Apalagi yang mereka lakukan kalau tidak nongkrong dijam yang kosong.

Thama berdecak kesal. "Vin, udah kali. Lo udah habis dua batang masa lo gak berenti berenti sih."

"Tau nih, gak eneg apa lo?" tambah Kahfi.

"Alah! Berisik kalian! Gak tau apa gue lagi emosi," sergah Vinka yang membuat mereka langsung bungkam.

Jovan yang tak ingin terlibat dalam kemarahan Vinka, hanya diam dan fokus pada layar ponselnya.

"Kalian kayak gak pernah liat Vinka aja. Mending itu rokok yang jadi pelampiasan, dari pada muka muka lo pada," ucap Kahfi membenarkan.

"Tapi kan sama aja bahaya juga ogeb. Kita aja gak pernah ngerokok yang cowok. Lah dia cewek, parah!" ujar Thama yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Vinka.

Hari ini adalah hari yang paling membuat Vinka bad mood. Terlebih saat ia bertemu dengan Elkha, tetapi Elkha sama sekali tak perduli padanya. Itu membuat Vinka ingin melahapnya hidup hidup.

Vinka membuang rokoknya yang masih sisa setengah, setelahnya ia menginjaknya dengan kuat. Ia pun bangkit dari duduknya dan hendak pergi.

"Mau kemana lo?" tanya Thama.

"Cabut, males gue sekolah. Pengen ke warung Cak Boni," jawabnya.

Baik Thama, Jovan maupun Kahfi menyetujui ide Vinka. Mereka berniat untuk bolos sekolah hari ini.

"Kalian mau ikut?" tanya Shanin memastikan.

Mereka mengangguk bersamaan. "Lo mau ikut? Boleh kok, Nin. Ayok!" ajak Thama.

Shanin menggeleng. "Nggak ah, bolos masa ikut," ujarnya.

"Sekali kali gak pa-pa kali, Nin," Jovan menimpali.

"Enggak ah, gue mau ke kelas dulu ya. Bye!"

Mereka mengangguk dan membalas lambaian tangan Shanin. Dan setelahnya mereka pun akhirnya menyusul Vinka untuk bolos sekolah. Sebelumnya mereka pergi ke kelas terlebih dahulu untuk mengambil tas sekolah mereka.

Saat Shanin hendak masuk kelasnya, tiba tiba seseorang menarik pergelangan tangannya, dan itu sontak membuatnya sedikit terkejut.

"Eh, Gava, ada apa?" tanyanya setelah melihat ternyata Gava lah yang menariknya barusan.

"Lo liat Vinka?" tanyanya datar.

Shanin sempat berpikir. Apakah ia harus mengatakan pada Gava kalau Vinka bolos sekolah hari ini.

"Tumben lo nyari dia, ada apa?" tanya Shanin basa basi.

"Dia dipanggil sama Bu Sila. Biasanya kalo jamkos kayak gini dia pasti bolos," jawab Gava.

"Emang dia bolos," ceplos Shanin.

Detik berikutnya Shanin langsung menepuk bibirnya pelan saat menyadari apa yang barusan ia katakan.

"Apa? Jadi dia bolos hari ini?" tanya Gava memastikan.

"Iya, Gav," jawab Shanin kikuk.

Tanpa sepatah kata pun Gava langsung pergi dari hadapan Shanin. Entah ia akan pergi kemana.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang