29: Asrama

1.7K 72 3
                                    

Hembusan angin kencang menerpa wajah Shanin yang tengah duduk disebuah taman kecil dengan hiasan air mancur yang berada dibelakangnya. Rambut panjangnya yang maunjuntai sedikit berterbangan akibat perlawanan dengan angin.

Seseorang menepuk bahu Shanin yang membuat sang empu menolehkan kepalanya. Ketika dalam hati ia mengira kalau yang menghampirinya adalah kekasihnya, tapi nyatanya tidak. Senyuman yang tadinya mengembang kini perlahan memudar saat mengetahui siapa si penepuk bahunya tadi.

Shanin kembali mengembangkan senyumnya namun tipis. "Eh, kalian. Duduk aja." Shanin bergeser sedikit agar dua orang itu bisa duduk disebelahnya.

"Ko kalian ada disini?" tanya Shanin membuka percakapan.

"Ya kita abis pulang sekolah biasanya emang kesini," balas Tisha. Ya bisa kalian tebak kalau mereka adalah Didar dan Tisha.

Shanin menganggukkan kepalanya mengerti. Helaan napas dari Shanin membuat kedua gadis itu tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dengannya.

"Gue liat lo lagi resah, kenapa? Elkha? Ngilang dia?" Pertanyaan dari Didar diangguki lemah oleh Shanin.

Tisha tampak tersenyum miring. "Gue ikut seneng atas berhasilnya lo yang udah ngerebut Elkha dari sahabat terdekat lo itu," ujarnya.

Shanin menunggu Tisha melanjutkan ucapannya. "Tapi, satu sisi gue kasian sama lo," sambung Tisha membuat dahi Shanin mengernyit.

"Kenapa emang?" tanya Shanin.

Terdengar kekehan dari Didar yang membuat Shanin semakin bingung. "Memangnya kenapa?"

"Lo perlu tau aja. Elkha itu tampangnya aja polos dan baik hati juga tidak sombong. Tapi dia itu seorang cowok brengsek yang bermodalkan tampang polos buat mikat hati para cewek," jelas Didar.

Shanin menggeleng pelan. "Gak mungkin, Dar. Lo boong kan sama gue?"

Didar tersenyum remeh. "Gak ada gunanya gue boong. Kalo gue boong, lalu kenapa Elkha tega ninggalin bahkan ngehianatin Vinka yang statusnya waktu itu masih jadi kekasihnya? Dan lebih mentingin cewek lain."

"Itu sebagai salah satu contoh sifat asli Elkha. Ya.... Lo gak tau aja emang kalo sebenernya Elkha itu ceweknya bejibun dimana mana," sahut Tisha.

Tiba tiba mata Shanin memanas. Apa benar yang dikatakan mereka berdua kalau sebenarnya Elkha adalah cowok playboy?

"Gue maklumin aja kalo lo gak tau, Nin. Bukan lo aja, bahkan sahabat Elkha aja, si Gava gak tau kalo sebenernya Elkha itu playboy," ujar Didar kembali bersuara.

Shanin menyeka air matanya yang sempat keluar. Katakanlah ia cengeng dalam segala hal, termasuk cowok. "Terus, gimana kalian bisa tau, kalo Elkha playboy?"

Didar kembali menarik sebelah sudut bibirnya hingga membentuk senyuman miring. "Lo gak perlu tau itu. Kalo lo perlu bukti, sekarang juga lo bisa ke club dimana waktu itu pernah lo datengin sama Elkha."

Shanin menoleh sempurna pada Didar. Namun ia urungkan niatnya yang hendak bertanya. "Lo gak perlu takut, gue waktu itu juga ada disana waktu lo sama Elkha. Jadi tenang, gue gak bakal bocorin." Ucapan Didar barusan membuat Shanin lega.

Shanin bangkit dari duduknya. "Yaudah kalo gitu gue pergi dulu."

Shanin tak menunggu jawaban dari keduanya. Ia pun langsung melangkahkan kakinya pergi dari tempat tersebut.

"Lo cerdik, Dar," puji Tisha tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Didar terkekeh pelan. "Apanya? Emang itu kenyataannya, kan?"

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang