47: End

3.7K 89 15
                                    

Bentar, mau malag vote sama komen😂 sebelum baca part ini vote komen sangat diwajibkan!

Kalo ada typo benerin yah!

HAPPY READING

***

Vinka turun dari kamarnya dan menuju ke ruang makan. Ia melihat kedua orang tuanya dan juga adiknya yang sudah siap untuk sarapan. Vinka duduk disebelah Abil dan menuangkan segelas air putih lalu diteguknya.

"Kamu belum siap siap buat ke Kampus?" tanya Abil seraya menyuapi Neshka.

Vinka menggeleng pelan, "Aku–"

"Oh ya, Mama sama Papa hampir lupa ngasih tau kamu kalau pagi ini kita akan berangkat ke Amrik, jadi jaga dirimu baik baik ya, Vinka," potong Cakra membuat Vinka menghentikan ucapannya.

"Dan satu lagi, kamu dirumah bersama Bibi dan kamu juga boleh ajak Thama sama temen temen kamu yang lain buat nginep, asal jangan macem macem ya. Setiap bulannya nanti Mama sama Papa akan transfer biaya kuliah dan uang buat kamu," cerocos Abil dan diakhiri dengan mengecup dahi Vinka singkat.

"Aku berubah pikiran, Mah, Pah," kata Vinka membuat kedua orang tuanya mengernyit bingung.

"Bukankah kamu bilang kamu gak mau LDR-an sama Gava makanya kamu tetep di Indo?" ujar Cakra.

Vinka menggeleng cepat. "Itu kan kemarin sebelum akhirnya aku berubah pikiran. Mungkin kuliah di Amrik akan jauh lebih baik, meski aku harus jauh dari sahabat aku."

Cakra mengacak pelan rambut Vinka. "Pilihan yang bijak, meninggalakan sahabat gak akan buat kamu tertinggal oleh cita cita kamu yang jauh lebih penting buatmu."

Vinka tersenyum paksa dan mengangguk lemah. Abil tersenyum melihat putrinya. "Kalau kamu keberatan buat ninggalin sahabat kamu, gak pa-pa ko kalau kamu tetep di Indo, gimana nanti sama Gava?"

Vinka mendengus sebal. "Kalau Gava aku mah bodo amat, udah deh, Mah keputusan aku udah bulat, aku mau ikut ke Amrik."

"Untung Papa udah daftarin kamu lebih dulu, jadi setelah sampai sana kamu bisa langsung masuk ke Kampus," sahut Cakra sambil mengaduk kopinya dan menyeruputnya.

"Kalau begitu bersiap siaplah, kemasi barang barangmu dan jangan lupa berpamitan pada sahabat kamu," tutur Abil dengan seulas senyuman dibibirnya.

"Udah aku kemasin dari tadi malem, jadi tinggal berangkat." Vinka menyuapkan nasi gorengnya kedalam mulutnya.

"Jadi ceritanya udah direncanain sejak tadi malem?" tanya Cakra dibalas anggukan oleh Vinka.

"Gava mau ditinggal?" timpal Abil membuat Vinka memutar bola mata malas.

"Cukup deh, Mah aku gak suka kalau bahas Gava terus."

"Oh lagi marahan nih kayaknya," goda Cakra sambil menoel pipi Vinka yang membuat Neshka cekikikan.

"Sotoy," sewot Vinka sambil melirik jengah pada Cakra dan beralih menatap adiknya yang masih tertawa, "ini apa lagi cekikikan gak jelas." Vinka mencubit kedua pipi Neshka dengan gemas.

***

Wajah Gava saat ini tampak resah, ia beberapa kali mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya, namun nihil orang yang ia harapkan tak mengangkat telfonnya.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang