03 :Balap Liar

3.8K 137 0
                                    

Vinka sedang berjalan santai diarea koridor sekolah yang tampak masih sepi. Earphone yang ia sumpal dikedua telinganya dan mulutnya yang sibuk mengunyah permen karetnya.

"Berhenti!"

Interupsi itu tak memberhentikan langkah Vinka sama sekali karena hanya ada dua hal saat ini. Ia malas berhenti atau ia tidak mendengar karena kedua telinganya yang disumpal earphone.

Seseorang yang menginterupsi Vinka itu lantas langsung menghampiri Vinka dan melepas sebelah earphone Vinka hingga sang empu langsung menoleh kearah orang tersebut.

Vinka menatap sengit kearah cowok yang sedang menatapnya dengan tatapan dingin dan datar.

"Siapa lo? Berani banget ganggu gue!" ketus Vinka.

Tidak menjawab. Cowok yang sama sekali tidak Vinka kenali itu hanya diam. Dan membuat Vinka memutar bola mata malas.

Ia memasang kembali earphonenya namun terhenti karena cowok itu kembali bersuara.

"Lo tuh mau sekolah apa cuman mampir?" tanya cowok itu sambil meneliti penampilan Vinka dari atas sampai bawah.

Pakaian jurusan yang tidak ia masukkan, kaus kaki berwarna putih pendek, sepatu dengan dominasi warna putih, rambut yang dicepol asal dan dasi yang dipakai asal asalan. Sungguh tidak seperti anak sekolah pada umumnya.

Vinka memutar bola mata malas. Dan sekarang ia bisa menebak kalau cowok yang ada didepannya ini adalah ketua OSIS. Dapat dilihat dari cara berpakaiannya yang rapi juga tegurannya pada Vinka.

"Ya gue kesekolah mau belajar lah! Lo gak bisa liat gue udah pake seragam kek gini. Dikira mau konser."

Cowok tersebut menggeleng pelan.

"Lo mau kesekolah tapi kayak mau tani. Urakan," ucap cowok tersebut yang membuat Vinka tersulut emosi.

Vinka melirik kearah name tag disebelah kanan dada cowok itu. Gava Davian Kane. Itulah yang Vinka baca. Tapi ia tak pernah melihat cowok tersebut berkeliaran disekolah ini.

"Emang apa urusannya sama lo? Toh gue juga idup gak minta makan sama elo, ngapain lo ngurusin hidup gue. Suka suka gue lah mau tampil kayak apa, gue sekolah disini juga bayar jadi terserah gue mau gimana bukan urusan lo!"

Menjengkelkan. Gava sngat jengkel dengan sikap gadis didepannya ini. Sudah bisa ia tebak kalau dia adalah gadis bad.

"Gue bukannya ngurusin hidup lo. Tapi disekolah juga punya peraturan dan lo, apalagi penampilan lo yang urakan ini mencerminkan kalau lo siswi yang tidak patuh terhadap peraturan sekolah."

Vinka berpura pura menguap. Bosan dengan penuturan OSIS menyebalkan didepannya ini.

"Iya iya, gue tau lo OSIS tapi please jangan kekang gue sama aturan aturan yang gak bermutu dari lo itu. Faham?!"

Saat Vinka hendak melangkahkan kakinya, suara Gava kembali muncul dan mau nghentikan langkahnya.

"Ikut gue sekarang juga atau lo bakal gue laporin ke BK!"

Tidak ada raut wajah terkejut saat Gava mengucapkan kaliamat itu hingga pada akhirnya Vinka geram sendiri karena ocehan Gava.

"Dasar muka triplek," gumam Vinka yang hanya bisa ia dengar sendiri. "Gue udah biasa keluar masuk BK, dan lo mau laporin gue ke BK? Silakan gue gak perduli!"

Setelah mengatakan itu Vinka pergi dari sana. Gava menatap kepergian Vinka dengan tatapan wajah yang tenang.

"Otak lo dimana sih? Sampai sampai mikir pake dengkul, coba lo pikir pake otak gak akan juga kan lo milih masuk BK ketimbang perbaiki penampilan lo. Stupid!"

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang