08 :Berkelahi

2.6K 97 2
                                    

Vinka tengah berjalan disepanjang koridor sekolah bersama dengan ketiga sahabatnya. Ia melirik kearah siswi disekitar koridor yang tengah berbisik bisik sambil menatap Vinka dengan tatapan tak suka.

"Dih liat tuh, masa cewek pakaiannya gitu. Amburadul."

"Kalo gue rasa ya, dia mah gak sekolah, tapi mau tani."

"Dikira nih sekolah punya nenek moyangnya kali ya, seenak jidat banget kalo pake seragam, asal asalan"

"Iyalah, dia kan cewek bad. Haha dan ditakuti seantro sekolah."

Vinka menghentikan langkahnya dan membuat ketiga sahabatnya itu pun ikut berhenti. Jovan yang tengah berada dibelakng Vinka pun langsung menabrak tubuh Vinka karena Vinka yang tiba tiba berhenti mendadak.

"Sialan hidung gue kena kepalanya Vinka, kampret nih orang kalo mau berenti bilang kek. Jadi ngilu hidung gue," ucap Jovan sambil mengelus hidung mancungnya.

"Alah, hidung pesek aja belagu," cibir Kahfi.

"Enak ae lo bilang, hidung gue aja sama hidungnya Shahrukhan mancung hidungnya dia."

Kahfi menoyor kepala Jovan yang kelewat somplak.

"Ya jelas lah nyet, hidung Shahrukhan aja bisa buat seluncuran, lah hidung lo, dipakein kaca matanya bu Sial aja merosot."

Jovan menatap sengit kearah Kahfi yang tengah tertawa mengejek.

"Ini ada apa sih, Vin? pake berenti segala?" ujar Thama.

Vinka tak menjawab. Melainkan ia malah berbalik dan menghampiri dua cewek yang tadi sedang membicarakannya.

Vinka berdiri tepat didepan cewek itu sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Dapat dilihat mimik wajah kedua cewek yang ada didepan Vinka itu sedamg ketakutan.

Vinka merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar uang dua ribuan. Vinka meraih salah satu tangan cewek tersebut dan memberikan uang itu padanya.

"Nih, upah kalian karena udah ngomongin gue dibelakamg. Emang yah kalo mulutnya cewek kyak kalian itu lembek dan lemes banget. Hobi gosip pula," ucap Vinka.

Kedua cewek itu saling pandang dan menelan salivanya susah payah.

"Sekali lagi kalian ngomongin gue dibelakang, dapat dipastikan kalo kalian bakal nyesel. Gue gak peduli klo kalian cewek, inget tuh!"

Vinka memberi jeda pada kalimatnya.

"Ngaca, emang situ udah bener? Urus dulu tuh diri kalian sendiri yang hobinya nyinyir sama gosipin orang."

Setelah mengatakan itu Vinka segera pergi dari sana dengan rasa puas karena telah membut dua siswi itu bungkam.

Ketiga sahabat Vinka hanya tersenyum saja. Sudah biasa dengan sikap Vinka yang seperti itu.

Sampai akhirnya mereka pun sampai dikantin sekolah. Vinka langsung duduk dan sebelum itu ia menyambar sebuah minunan kaleng dan ia teguk.

"Vin, pesen makanan gak?" tanya Thama.

Vinka meletakkan kaleng tersebut yang masih berisi setengah itu dengan agak kasar.

"Jangan tanya hal yang gak perlu dipertanyakan!" tegas Vinka tanpa menatap kearah Thama.

Jovan menyenggol bahu Thama.

"Ya adanya kita kesini itu buat makan lah bukan buat konser, masih nanya lagi," ucap Thama.

"Ck! Bilang aja lo kode kalo minta dipesenin makanan," timpal Kahfi dan dibalas cengiran oleh Jovan.

"Ko lo tau sih?"

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang