44: Perjodohan

1.7K 64 3
                                    

Dibiasakan ya sebelum baca jangan lupa vote komen wahai readers yang baik hati😊

Kalo ada typo benerin yah!😉

HAPPY READING

***

"Gimana, Tis?" tanya Thama setelah ia selesai mengunyah kentang gorengnya.

Tisha memainkan jari jemarinya diatas meja sebelum akhirnya ia berkata, "Gue minta maaf sebelumnya ya, Tha kalau ini bakal nyakitin hati lo. Tapi lo janji jangan marah ya."

Thama mengulas senyum hangat dan menggeleng pelan. "Gue gak bakal marah ko."

"Jadi gini, gue gak bisa terima lo buat jadi pacar gue," cicit Tisha sambil matanya melirik pada Thama, "soalnya gue udah dijodohin."

Thama mengerutkan dahinya dan sempat terkejut. Ia ingin mendengar lebih jauh lagi penjelasan Tisha. "Dijodohin? Sama siapa?"

"Gava." Tampak pancaran aura bahagia di wajah Tisha saat menyebut nama Gava.

"Bukannya Gava udah resmi jadian sama Vinka, ya?"

Tisha mengedikkan bahunya acuh. "Ini perjodohan antar keluarga, jadi gue gak berhak buat nolak."

Thama menajamkan tatapannya pada Tisha yang sedang tidak menatapnya. Dalam hati, ia ingin sekali marah, namun ia masih bisa menahan emosinya yang kapan saja bisa meldak. Sebenarnya ia juga bingung dengan gadis yang ada didepannya ini.

"Bukan nolak, Tis, tapi aslinya lo juga seneng kan kalo dijodohin sama MANTAN sendiri?" kata Thama dengan menekan kata 'mantan'.

Tisha mengalihkan perhatiannya kearah lain. "Ya gue kalau nolak gak bakal berhasil juga kan, Tha."

"Udah gak usah munafik buat ngakuin kalau lo emang ngarep buat dijodohin sama Gava, atau jangan jangan lo lagi yang ngebet buat dijodohin sama dia," tebak Thama membuat Tisha menggeleng cepat.

"Eng-gak kok, apaan sih lo, Tha. Gue gak pernah minta buat dijodohin kok. Lagian ini emang rencana keluarga gue, ya gue gak tau lah apa alasannya," elak Tisha tak ingin salah.

Thama menganggukkan kepalanya paham. "Oke, gue gak bakal marah tapi gue nyesal."

"Kenapa?" tanya Tisha heran.

"Karena gue terlambat buat ngungkapin perasaan ini ke elo," Thama mengusap wajahnya gusar, " kalau misal dulu gue udah pacaran sama lo, apa kalau lo dijodohin bakal terima perjodohan itu?"

Tisha menelan salivanya beberapa kali. "Ya gue gak tau juga sih, Tha. Cuma apa berhasil kalau gue nolak?"

"Gue tau kok, Tis, kalau sebenarnya lo tuh seneng kalau dijodohin sama Gava, dan gue yakin kalau lo gak akan pernah nolak," Thama menghembuskan napasnya, "karena sebenernya lo masih ada rasa sama Gava."

"Iya, lo benar. Gue emang masih cinta sama Gava dan kapan pun gue gak bakal pernah hidup tenang kalau Gava gak ada sama gue, sorry gue gak bermaksud nyakitin perasaan lo, Tha." Tisha menatap Thama dengan sedikit takut takut.

Thama menyunggingkan senyumnya kemudian mengelus bahu Tisha. "Gue paham, oke gue ngalah. Semoga lo bahagia sama Gava."

"Thama, lo mau kemana?" Tisha berseru saat melihat Thama bangkit dari duduknya.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang