10 :Shanin datang

2.4K 85 1
                                    

Silau cahaya matahari yang amat cerah hingga menembus jendela kamar Vinka yang telah terbuka. Dan membuat sang empunya menggeliat tak nyaman.

Vinka menarik selimutnya hingga menutupi keseluruhan tubuhnya. Karena ini adalah hari minggu dimana sekolahnya libur hari ini, untuk itu ia melanjutkan ritual tidur panjangnya entah sampai jam berapa.

Tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok seorang gadis yang sepantaran dengan Vinka tengah berdiri disebelah Vinka yang masih terlelap sembari berkacak pinggang.

"Ck, ck, ck, gila hebat emang nih cewek. Jam segini masih molor aja," gumam gadis itu.

Ide terlintas dibenak gadis tersebut. Hingga ia menampilkan senyum miringnya.

"Oy!!! Vinka bangun woy! Lo kagak sekolah, lo sekarang telat!"

Seketika Vinka pun membuka selimutnya. Namun tak ada ekspresi terkejut di wajah cewek itu, melainkan ekspresi yang menandakan ia masih mengantuk.

"Gak usah kibulin gue, ini hari libur sekolah."

Vinka berucap tanpa melihat orang yang tengah berada didepannya. Ia sebenarnya sadar, namun ia tak begitu perduli dengan kedatangan gadis tersebut.

"Kampret nih bocah. Sahabatnya baru pulang dari korea, eh bukan deng ngimpi banget gue bisa sampe korea. Sampe Espanyol aja kaga pernah," ralatnya.

Gadis itu kemudian duduk ditepi ranjang Vinka.

"Sahabatnya baru pulang dari Australi harusnya tuh disambut, lah ini boro boro disambut bangun dari ngebo aja susah."

Pintu kamar Vinka terbuka dan ternyata Abil yang tengah masuk ke kamar putrinya.

"Vinka belum bangun, Nin?" tanya Abil dan dibalas gelengan oleh cewek tersebut.

Shanin. Anak dari Gavin dan Disha yang tak lain adalah sahabat Vinka sejak kecil, sejak bayi bahkan.

Abil menghela napasnya lelah.

"Vinka kalau hari libur, dia mah bangunnya nanti jam delapan. Mending kamu sarapan sama Om dan Tante dulu," ujar Abil.

Shanin sempat berfikir. Padahal yang pertama kali ingin ia temui adalah Vinka. Namun yang dicari malah masih tidur.

"Ah! Vinka mah gitu tan. Gak mau ketemu sama Shanin ya?"

Abil menggeleng cepat. "Bukan gitu, Nin, Vinka kalo udah nyangkut sama yang namanya hari libur mau dibangunin kayak apa juga gak bakal mau bangun sampe dia sendiri nanti yang bangun."

Shanin menganggukan kepalanya paham.

"Nanti Vinka pasti bangun kok. Tenang aja yah," Abil meyakinkan Shanin.

"Iya, Tan."

Kemudian mereka pun memutuskan untuk keluar dari kamar Vinka.

Tanpa sepengatahuan mereka, Vinka sedari tadi tengah mendengarkan ucapan demi ucapan dari Abil dan Shanin. Ia pun mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Shanin udah sampai? Kasian juga dia tadi bangunin gue, tapi gue nya gak mau bangun," gumamnya.

"Ah bodo, ntar kan bisa ketemu. Mending tidur lagi aja deh, lanjutin mimpi yang tadi."

Vinka pun kembali melanjutkan tidurnya tanpa memeperdulikan sahabatnya yang kini tengah sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.

"Biasanya kalo jam segini Vinka emang gak mau bangun, ya?" tanya Shanin disela sela mengunyah rotinya.

Cakra dan Abil tersenyum.

"Iya, tapi dia gak sampe siang ko tidurnya, ntar jam delapan juga bangun kamu tunggu aja," tutur Cakra.

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang