43: First Date

1.7K 63 0
                                    

Oke, sebelum baca jangan lupakan vote komen! Karena itu penting!😂 oke, paham kan! Heheheh.

Because, aku suka baca komen kalian meski aku gak pernah bales, maaf ya😁 tapi bener deh, aku seneng kalo baca komennya kalian!!😆

Oke gak usah curhat! KALO ADA TYPO BENERIN YA!😉

HAPPY READING

***

Sepanjang perjalanan pulang hingga setelah sampai di rumah sekarang. Bahkan, hingga menjelang malam saat ini, Vinka tak henti hentinya tersenyum dan tersenyum, sambil membayangkan wajah tampan Gava.

Sepertinya malam ini ia tak akan bisa tidur karena cowok itu. Gila, Vinka benar benar gila. Baru kali ini ia merasakan jatuh cinta sehebat ini. Sewaktu dengan Elkha dulu, ia tidak pernah merasakan sampai sebahagia ini. Mungkin ini adalah cintanya yang sebenarnya.

Sambil merebahkan dirinya diatas kasurnya dan menatap langit langit kamarnya dengan pikiran yang dihiasi oleh sosok Gava. Vinka menggigiti gulingnya beberapa kali saking bahagianya.

"Gila lo, Vin! Gila. Lo itu emang suka sama Gava dari dulu tapi hati lo terlalu gengsi buat ngungkapin perasaan lo. Sekarang lo baru tau rasanya, kan?" Vinka bergumam sendirian seraya tersenyum geli.

Tiba tiba ponselnya berdering. Ia langsung bangkit dari posisinya menjadi duduk. Ia memegangi dadanya yang kembang kempis. "Gue ngerasa, Gava yang nelpon gue. Harus sedia banyak pasokan oksigen nih."

Lebay, itulah sifat asli Vinka setelah mengenal cinta. Seperti baru kenal dengan cinta. Sebelum ia melihat siapa yang meneleponnya, ia lebih dulu memepersiapkan dirinya agak tak grogi.

Ia pun turun dari kasurnya dan berjalan menghampiri meja belajar dan mengambil ponselnya. Senyum yang tadinya mengembang, luntur seketika saat membaca nama dari sipenelpon.

Dengan kesal ia mengangkat telfon tersebut. "Hallo, ada apa sih, Tha?!"

Thama tampak mendengus sebal diseberang sana. "Dih, santai ae kali. Ngegas lo!"

"Ya lo! Kirain Gava yang nelpon, taunya elo kutu kupret!"

Vinka mendengar kekehan dari seberang sana.

"Ciee yang udah jadian sama Babang Gava, mana nih pajak jadiannya? Kok gak sampe rumah gue?"

Vinka mendengus sebal. "Kalau lo nelpon gue buat ngomong gak penting kayak gitu, gue matiin. Kesel gue sama lo!"

"Eh! Eh! Jangan dulu. Sejak kapan sih lo ngambekan kayak cewek gini?"

"Sialan! Lo kira gue gak cewek apa?"

Thama tertawa terbahak bahak dari seberang sana. Dan Vinka juga dapat mendengar samar samar suara seseorang yang sangat ia kenali.

"Oke oke, gini gue nelpon lo mau ngajakin ngumpul bareng nih. Gue lagi PS sama dua kunyuk. Lo ikut gak?"

"Lokasi?"

"Dirumahnya Jopan."

Vinka tampak berpikir sebentar. "Oke deh, gue kesana ya."

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang