32: Again?

1.7K 72 0
                                    

Mella menatap Vinka disebelahnya yang sedaritadi menguap tanpa henti. Vinka meletakkan kepalanya diatas meja dan menyembunyikan wajahnya daintara lipatan kedua tangannya. Mella yang melihat itu pun tak tinggal diam.

Ia menyenggol bahu Vinka. "Lo semalem tidur jam berapa sih?"

"Kepo." Vinka menjawab tanpa mengubah posisinya sekarang.

Mella berdecak. "Ck! Lo tuh daritadi jadi pusat perhatian nya Pak Qomar, lo gak sadar apa."

Dengan terpaksa Vinka pun mengangkat kepalanya dan menatap teman sebangkunya itu. "Lo tuh ya, bawel banget sih jadi orang. Bisa gak sih lo diem!"

Seketika Mella langsung bungkam. Bukannya ia sakit hati atau pun terkejut, ia sudah mengenali watak Vinka. Hanya saja ia khawatir kalau ia sampai dipanggil oleh Guru mapel Matematika itu pasti disuruh keluar dari kelas dan tidak akan diperbolehkan masuk setiap jam pelajaran Matematika dimulai.

Mella menghela napas kasar, ia menarik paksa lengan Vinka hingga Vinka menatap Mella kesal. "APAAN SIH LO!"

Seisi kelas otomatis menoleh kearah Vinka dengan tatapan sulit diartikan. Mella menutup matanya rapat saat mendengar pekikan Vinka.

"VINKA!"

Seruan itu sontak menyadarkan Vinka setelah apa yang ia lakukan barusan. Ia pun melirik pada Mella yang mengedikkan bahunya tak tahu dan beralih pada Guru Matematika didepan kelas.

"Maaf, Pak. Tadi kelepasan," ujar Vinka sambil tersenyum kikuk.

Pak Qomar menggelengkan kepalanya heran. "Tidak perlu banyak alasan, Vinka. Sedari tadi saya lihat kamu itu sudah tidur dan Mella berniat membangunkan mu tapi kamu yang langsung membentaknya. Kamu pikir saya tidak tau," tukas Pak Qomar kelewat kesal.

"Sekarang juga, keluar dari kelas saya, setiap pelajaran saya dimulai, kamu tidak perlu hadir!" tegas Pak Qomar membuat Vinka membulatkan matanya.

"Tapi, Pak say–"

"Sekarang juga keluar!" potong Pak Qomar membuat Vinka menggerutu.

Vinka pun dengan terpaksa keluar dari kelas seraya menghentakkan kakinya kesal.

"Argghh! Sial!" umpatnya setelah ia sampai diluar.

Mella menatap Vinka dari balik gorden jendela, ia takut kalau Vinka akan membolos sekolah lagi. Ia mencoba memanggilnya namun sepertinya tak didengar oleh Vinka.

"Kalo kayak gini mending gue bolos aja sekalian. Gue gak peduli kalo dikeluarin nantinya, lagian gue juga bosen sekolah dikekang kayak gini," ucapnya sambil berjalan menyusuri lapangan.

Ia pun teringat akan sesuatu, dimana saat ketiga sahabatnya kemarin masuk ke sekolahnya melewati gerbang belakang yang tak di jaga. Ia pun tersenyum kemenangan.

Langkah kakinya membawanya hingga ke belakang sekolah. Dengan senyum bangga yang tercetak diwajahnya itu yang menandakan ia akan segera bebas dari sekolah yang seperti penjara baginya.

Dengan lincah ia memanjat gerbang yang tak terlalu tinggi itu, meski ia tengah memakai rok panjang.

"RAVINKA GHARVI SEYRABILLA REYNANDA!"

Kali ini mungkin Tuhan tak menyelamatkannya hingga ia mendengar pekikan yang membuat gendang telinganya ingin pecah. Kakinya yang tadinya lincah dan gesit saat memanjat, kini lemas dan kaku. Perlahan ia menolehkan kepalanya dan langsung bertatap mata dengan guru BK, Bu Pertiwi.

Hanya ada dua kemungkinan sekarang, Vinka akan di DO atau di skors hingga berminggu minggu. Sungguh kasihan kamu Vinka.

***

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang