•1

3.2K 286 67
                                    

Kun cemberut. Alisnya berkerut dan dia mencoba menghisap bibir bawahnya dengan gerakan lambat. Tangannya memegang sebuah panci yang berisi beberapa dimsum yang diminta (re: disuruh) oleh member NCT Dream untuk dikukus.

"Kun-ge." Ada suara memanggil namanya, tapi Kun menolak untuk menengok.

"Kun-geee." Dipanggil lagi. Masih ga mau nengok.

"Kun-ge ihh." Akhirnya tangan Kun dipegang dan Kun terpaksa berbalik untuk menatap tajam pria di depannya. Dia pun terdorong hingga ke sudut dapur, tapi dia nggak memberontak sama sekali. Justru, dia malah senyum sekarang.

"Aduh, siapa ya? Kamu kenal aku?" Pura-pura engga kenal. Kalau sudah seperti itu, tandanya Kun lagi marah. Pria yang ditatap Kun justru mengerucutkan bibirnya.

"Dong Sicheng, pacar kamu."

"Ha? Kamu jangan ngaku-ngaku deh, nama pacarku itu Sicheng Dongo."

"Kun-ge kenapa 'sih?" Tanyanya dengan nada sebal. Kedua tangannya dipakai untuk menahan Kun agar dia tetap menempel di sudut dapur.

"Ih, kamu yang kenapa. Aku ga kenal kamu kok dipegang-pegang begini. Pelecehan, tahu?"

Astaga Sicheng mau cium bibirnya sekarang juga, serius. Gemes sebenernya liat Kun yang marah begini. Cuman dia masih inget wajah, dan masih inget kalau di sini posisinya Kun deket alat-alat dapur. Salah-salah masa depannya bisa hancur:-)

"Kun-ge, aku serius. Kalau aku ada salah ya kasih tau, jangan diem-diem begini aku mana ngerti." Kata Sicheng akhirnya. Kun memutarkan bola matanya.

"Sok nggak tau." Gumam Kun tajam.

"Iya ih, sok nggak tau. Cih!" Ada suara menimpali.

Sicheng memicingkan matanya dan menengok ke belakang. Ada Chenle yang lagi ngeliatin dimsum yang dikukus Kun di atas kompor.

"Sibuk aja anak kecil. Sana main di tempat lain!"

Chenle hanya mengeluarkan lidahnya.

"Apaan orang aku duluan sebelum Gege dateng, yeu." Ketus Chenle. Ha? Seriusan? Chenle udah dari tadi? Kok Sicheng ga sadar? Terserah.

"Makannya jangan terlalu sibuk mau lahap mukanya Kun-ge, sampai lupa keadaan sekitar." Komentar Chenle.

"Hiihh." Sicheng cuman mendesis aja. Soalnya dia tahu Chenle nggak akan pergi kalau cuman diusir begitu aja, dan kalau dia mengusir Chenle, dia tahu Kun bakal kabur.

Sementara itu Kun hanya menyeringai kecil, senang melihat betapa frustasinya Sicheng sekarang. Dia melihat ke arah Chenle yang sekarang melihat ke arahnya, seakan memberikan apakah dia harus tetap di sana agar Sicheng tidak bisa melakukan apapun atau pergi aja untuk...kalian tahulah.

Kun mengangguk meng-iyakan, memberikan syarat agar Chenle pergi saja karena dia tahu dia bisa mengurus urusannya sendiri. Chenle berkedip melihat tanda dari Kun dan setelah itu pergi meninggalkan kedua Gegenya itu.

Sicheng mendengus gusar, kemudian menatap Kun kembali dengan wajah layaknya anak anjing yang ditendang keluar oleh majikannya.

"Kun-ge..."

"Sicheng, kamu tahu salah kamu apa."

AKU MANA TAHU ASTAGA. CIPOK JANGAN? Pengen teriak kayak gitu. Cuman Sicheng masih mau menghabiskan hidupnya sama Kun-ge kesayangannya dia, jadi dia tahan.

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang