•5

1.2K 177 34
                                        

"Erm.. Jaehyun, kalau dipikir-pikir, kayaknya beli parfum dari dukun bukan hal yang baik.."

"Ngaco. Buktinya hubunganku dengan Johnny-hyung dan Taeyong-hyung langsung baik lagi gara-gara parfum dari orang ini."

"Ya tapi 'kan..."

"Udah udah masuk aja dulu."

"Ini ide buruk, Jaehyun!"

"Ssst jangan banyak omong!"

Sicheng memutar bola matanya dan membiarkan Jaehyun mendorongnya masuk ke dalam. Sicheng berpikir dia bakal melihat berbagai macam hiasan halloween gagal seram yang mencoba menakuti siapapun yang berani masuk ke dalam rumah itu. Ternyata isinya cukup meleset dari sana.

Di dalam hanya ada beberapa rak yang diisi buku-buku yang disusun tidak rapih, dan benda kosong yang terlihat seperti botol-botol bekas pakai. Di tengah pojok ruangan ada meja seperti counter untuk melayani pelanggan. Jaehyun menarik Sicheng ke sana dan mengetuk bel.

"Ini ide buruk." Untuk kesekian kalinya, Sicheng berkata begitu. Jaehyun tidak menghiraukannya dan fokus kepada wanita yang berdiri di hadapannya. Tunggu, sejak kapan dia-

"Selamat datang di toko- Oooh Jaehyunieee!" Wanita itu menjerit dan melompat, kemudian memeluk lehernya. Jaehyun ikut tertawa karena wanita itu yang hiperaktif, kemudian melepas pelukan.

"Aku kangen, Jaehyunie~"

"Aku juga kangen sama Noona."

"Gimana kabarnya? Kamu kenapa ke sini? Oh, jangan bilang kamu mau parfum biru itu lagi yaaaa!" Wanita itu terkikik dengan seringai usilnya. Jaehyun hanya tersenyum meski telinganya jelas memerah karena ucapan wanita itu.

"Ga kok Noona. Aku ke sini mau minta parfum buat temenku ini." Jaehyun menarik lengan Sicheng. Sicheng yang tadinya lagi bengong dan mau megang salah satu kodok yang dimasukkan ke dalam toples.

"Dia Winwin, rekan satu unitku."

Wanita itu melihat ke arah Sicheng, lalu menjentikkan jarinya, "Ah! Kamu yang selalu ingin dicium oleh si orang Jepang itu ya? Apa ini, kamu mau membalas affection nya hm?"

"Ha apa? Ga!" Sicheng segera membantahnya. Siapa bilang dia bersama Yuta si alig itu? Dia mendengar Jaehyun menghela nafas di sebelahnya.

"Wendy-noona sering baca gosip, jadi.."

Wendy, kalau Jaehyun memanggilnya seperti itu, hanya tertawa kecil.

"Oh, bukan ya? Hm, padahal aku suka kalian berdua bersama. Cocok."

"Nggak." Potong Sicheng, sedikit marah dan tersinggung. "Aku bersama Kun-ge."

Wendy terlihat sedang berpikir.

"Kun..? Oh, yang belum debut itu."

Sicheng hanya tersenyum memaksa, niatnya mau nabok tapi masih inget kalau dia itu perempuan, jadi dia menatap Jaehyun.

"Ini. Ide. Buruk." Ucap Sicheng dengan gigi yang dirapatkan. Tapi Jaehyun mengabaikannya dan berpaling untuk berbicara dengan wanita pendek itu.

"Wendy-noona, Winwin telah melakukan kesalahan besar dan dia mencoba meminta maaf pada Kun-hyung, hanya saja dia kurang yakin apa Kun-hyung masih menyukainya atau sudah beralih-"

"Dia masih menyukaiku." Lagi-lagi Sicheng memotong dengan kasar.

"Yakin?" Jaehyun menatapnya dengan usil. "Kamu 'kan sudah keterlaluan terlalu gengsi untuk mengakui, emangnya Kun-hyung masih mau sama kamu?"

Jaehyun terbahak ketika melihat wajah Sicheng memucat.

"Aku bercanda! Dia pasti masih suka. Cuman, yah, sedikit berkurang?"

"Ah.. ini 'sih sangat mudah. Bukan Kun yang harus diberikan parfum, tapi dirimu!" Wendy menunjuk Sicheng.

"Aku ngga bau badan, terima kasih." Ucap Sicheng ketus. Jaehyun menampar dirinya sendiri dalam hati. Ini anak mau dibantuin apa engga 'sih?

Tapi sepertinya Wendy juga mengabaikan ucapan Sicheng, dan mengambil satu botol parfum dari rak di atasnya.

"Ini dia." Wendy tersenyum dan mengangkat parfumnya ke udara, menunjukkannya kepada dua orang itu.

"Hanya dipakai untuk dirimu saja, Winwin. Kamu semprot ini sekali ke leher kamu saat di dekat orang yang kamu sukai, kemudian dia akan luluh dan jatuh ke dalam pelukanmu! Hehe!"

Sicheng memicingkan matanya, dan melirik ke arah Jaehyun.

"Jadi.. ini parfum jatuh cinta?"

"Sebenarnya ini parfum untuk orang-orang yang CLBK." Celetuk Wendy.

"Apaan! Emangnya hubunganku sama Kun-ge begitu!" Sicheng langsung sewot.

"Hus, tenang dulu. Aku serius tentang parfum ini," Wendy menarik tangan Sicheng dan menaruh parfum itu di atas tangannya. "Harus dipakai sama kamu aja. Dan ingat, harus satu semprot!"

"Inget ga Win?" Jaehyun bertanya untuk memastikan.

"Iya kali." Sicheng ga terlalu peduli. Ini ide buruk, sekaligus bodoh. Mana mungkin Kun bisa tergila-gila lagi sama Sicheng dengan parfum ini?

Tapi Sicheng terlalu cepat menilai.

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang