•8

1K 167 25
                                        

"Apa maksud kamu lebih dari sekali! Sekali aja udah besar efeknya!"

"Emangnya aku tahu itu bahaya apa engga, hah?? Lagian aku juga udah bilang ini ide buruk!"

"Oh nyalahin aku sekarang, hah, teman yang coba bantuin kamu ini? Jahat!"

"Udah udah ih!" Kun akhirnya engga kuat dan melerai mereka berdua. "Jadi maksudnya apa ini? Kenapa kalian semua jadi bertingkah aneh?"

"Hyung, nanti aku ceritain. Sekarang ikut aku sama Winwin dulu ya?" Pinta Jaehyun. Sicheng engga ngomong apa-apa dan Kun hanya mengangguk.

"Wendy-noona!" Jaehyun masuk ke dalam toko itu dengan brutalnya, diikuti dengan Sicheng dan Kun dari belakang. Jaehyun tak menghabiskan waktu dan langsung berjalan ke arah konter, di mana seorang wanita sedang mengelap beberapa botol. Jaehyun menatapnya bingung. Wanita itu memakai pakaian bodoh, pakaian dengan topi kebesaran, menunjukkan kalau dia itu seorang penyihir.

"Ada yang bisa kubantu, Tuan?" Tanyanya santai.

"Erm.. di mana Wendy?" Jaehyun jelas belum pernah melihat wanita itu.

"Unnie sedang pergi," jawabnya santai. "Aku di sini menggantinya sementara."

Sicheng kemudian berdiri di samping Jaehyun, terlihat tertinggal dengan obrolan singkat sebelumnya. Kun tidak mendekat dan lebih memilih lihat ke sekeliling.

"Win, Wendy-noona sedang pergi."

"Yah terus bagaimana sekarang? Aku engga bisa biarin Kun-ge pulang dalam keadaan..."

"Emang ada apa 'sih?" Tanya wanita itu memotong mereka berdua.

"Gini, ya, Noona-"

"Yeri. Dan aku lebih muda dari kalian." Jawab Yeri padat. Kayaknya tersinggung sedikit dipanggil Noona. Jaehyun berdehem.

"Erm.. gini, Yeri. Jadi kemarin kita ke sini dikasih parfum buat CLBK gitu. Warnanya hijau."

"Hm.. kuat itu."

"Nah iya itu," Jaehyun menjentikkan tangannya. "Yang jadi masalah, si Winwin ini salah semprot."

"Ng? Salah semprot gimana? Dia semprot di ketiak? Engga kenapa-napa kok, efeknya tetep sama." Yeri bingung sendiri. Jaehyun nyaris memukul jidatnya sendiri.

"Dia salah semprot, maksudnya semprot ke orang yang harusnya dia bikin jatuh cinta."

"Ya......udah?" Yeri mengedikkan bahunya. "Apa yang perlu dikhawatirkan? Dia cuman bikin orang disekitarnya yang jaraknya benar-benar deket aja buat jatuh cinta sama dia. Efeknya juga engga lama."

"Dia semprot lebih dari sekali." Ucap Jaehyun datar.

"Oh....." Yeri memainkan rambutnya yang dikepang dua. "...Berapa kali?"

Jaehyun menyikut Sicheng untuk menjawabnya. Sicheng ingat dia berniat menyemprot tiga kali, tapi tangannya reflek menyemprot lebih. Sicheng mengangkat tangan untuk menghitung.

"Erm.. lebih dari tiga pokoknya."

"Oh.. santai. Dia cuman bikin semua orang yang satu ruangan sama dia jatuh cinta selama, errm..." Yeri mengangkat kalender kecil yang entah sejak kapan ada di sana dan melipat beberapa kertas. "Seminggu?"

"Seminggu?! Kun-ge tadi aja mau dicium sama Haechan! Oke, wajar dia emang suka cium semua orang 'sih tapi- tapi tadi ga wajar!" Sicheng panik sendiri. Gimana bisa dia biarin semua orang jatuh cinta sama Kun-nya? Yah, bukan itu ide yang buruk 'sih, mungkin sekali-kali mereka harus memperlakukan Kun layaknya raja dan melayaninya, tapi tetep aja! It's a big no for Sicheng!

"Ya kalau engga mau mungkin kalian bisa tutup bau parfumnya?" Yeri mencoba memberi solusi, padahal sebenernya ga ada.

"Gimana maksudnya?"

"Ya.. tutup aja bau parfumnya. Lumuri dia pakai lumpur kek, apa kek. Pokoknya jangan sampai bau...."

"Permisi, di sini ada toilet ga? Aku kebelet." Kun tiba-tiba datang setelah berkeliling di toko itu, dan Yeri mendadak tersenyum manis.

"....bunga mawar merah manis yang baru saja dipetik dari kebunnya. Toilet di sebelah sana, tampan." Yeri mengedipkan matanya dan Kun hanya tertawa canggung dan pergi.

"Tuh 'kan!" Sicheng mengacak rambutnya frustasi. Yeri tertawa kecil.

"Oke, aku bercanda. Parfum sejenis itu engga akan ngaruh ke penyihir. Tapi harus kuakui, dia penuh dengan pesona," aku Yeri, lalu menatap Jaehyun. "Kenapa kamu engga kena efeknya?"

Jaehyun tersenyum. "Aku lagi pilek."

"Oke tuan-tuan, hanya itu yang bisa ku sarankan pada kalian. Tutup aja bau parfumnya dengan bau yang lain, dan mungkin dia akan selamat tanpa ada orang yang menyentuhnya seminggu ke depan." Jelas Yeri.

Kedua teman yang seumuran itu saling tatap sebelum Jaehyun mengangguk pelan dan Sicheng menghela nafas dengan pasrah.

Yah.

Coba lihat sisi baiknya.

Semua orang mungkin jadi akan memanjakan Kun.

Itu tidak akan menyusahkan, 'kan?

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang