•17

735 132 12
                                    

Kun bangun dengan sebuah ketukan di kamar itu.

Kun membukanya matanya, dan tidak melihat apapun kecuali kegelapan. Kun mendorong kepalanya ke belakang, dan baru sadar bahwa wajahnya dipeluk oleh Sicheng. Kun mengangkat tangan Sicheng pelan, mencoba melepaskan tangannya tanpa membangunkan, tapi gagal. Sicheng yang tidurnya sedikit terganggu justru semakin memeluk Kun.

"Sicheng," panggil Kun, dia mencolek hidung Sicheng. "Ada yang ketok pintu."

"Bodo." Kata Sicheng ketus, terus memeluk Kun kembali. Kun menggeram (imut).

"Aku serius Sicheng! Itu ada yang ketok, aku ga mau kalau siapapun itu lihat—"

Clekk....

"Aku masuk ya Kun, Winwin?" Seseorang berkata sembari membuka pintu. Orang itu berjalan ke arah Kun, dan Kun harus menahan malunya saat melihat siapa yang masuk ke dalam kamar.

"Erm.. Kun, kamu baik-baik aja?"

"Engga.." Kun berusaha bergerak, tapi mustahil dengan tangan Sicheng yang berada di tubuhnya. "Taeyong-hyung, tolong."

Taeyong menggeleng-geleng. Dia mengangkat tangan Sicheng dengan mudah, membuat Kun keluar dari perangkap mematikan itu.

"Kok sama Hyung kebuka sama aku engga ya?" Kun terheran. Taeyong mencibirkan bibirnya.

"Aku emang kuat, jangan remehin gitu dong."

"Aku ga berniat ngeremehin, maaf Hyung." Kun menunduk malu. "Ngomong-ngomong kenapa Taeyong-hyung ke sini? Ada apa ya?"

Taeyong tersenyum, "Kamu cepet-cepet mandi deh, terus pakai pakaian yang bagus. Ada meeting penting khusus buat kamu."

"Meeting penting? Khusus buatku?" Kun membelalakkan matanya. "Tunggu, jangan-jangan—"

Taeyong mengangguk sebelum Kun dapat mengutarakan apa yang membuatnya semangat itu. "Makannya cepat bangun, nanti manajer datang menjemput kalian." Sehabis itu, Taeyong pergi.

Saat Taeyong pergi, Kun menggoyangkan tubuh Sicheng.

"Sicheng. Sicheng! Bangun dong!"

"Ih apa sih Kun-ge?" Sicheng bangun dan duduk dengan wajah menggerutu. Dia memeluk boneka di sebelahnya untuk support agar dia tidak terjatuh ke atas kasur lagi.

Kun tersenyum lebar, "Aku bakal debut."

Sicheng, yang tadinya masih setengah hidup mengumpulkan semua sisa-sisa nyawa langsung melotot dengan penuh kesadaran tinggi, "Serius?!"

"Iya! Meetingnya hari ini! Nanti manajer jemput kita, ayo!" Kun bahkan sudah tidak sabar dan langsung berlari keluar kamar itu, tidak memperdulikan omongan Sicheng terlebih dahulu.

Kun berjalan cepat-cepat menuju kamarnya dengan Yukhei, dan dia terkejut ketika melihat tiga manusia berhimpitan di atas kasurnya. Kun lalu ingat kejadian tadi malam, dan menghela nafas.

Dia berjalan pelan-pelan menuju lemarinya, tidak ingin membangunkan tiga manusia itu. Tapi sepertinya Kun lupa soal parfum yang menempel di tubuhnya dan efek kuat yang masih berjalan sebelum seminggu berakhir.

Yuta yang pertama kali bangun dan mencium bau parfum Kun itu.

"Kun...?" Yuta duduk, membuat tangan Taeil dan tangan Yukhei yang tadi memeluk dirinya jatuh ke atas kasur. Dia mengusap matanya lelah.

Kun yang masih mencari baju langsung menengok ke arah Yuta, "Oh, Yuta-hyung. Pagi."

Yuta yang disapa begitu langsung tersenyum. "Pagi-pagi udah manis banget sih, mau ke mana?"

Kun tertawa, "Aku belum mandi tapi Hyung." Dia lupa kalau wanginya itu berasal dari parfum sialan yang ga sengaja disemprot ke dirinya. Saat tiga orang itu bersiap-siap bangun, Kun sudah selesai memilih bajunya dan langsung masuk ke kamar mandi.

Setengah jam kira-kira dia di dalam kamar mandi, Kun keluar dengan perasaan yang sangat segar. Dia merasa sangat bersemangat datang ke meeting kali ini. Saat dia keluar sudah tidak ada Yuta maupun Taeil, melainkan Yukhei sendiri yang masih terlentang, namun sudah bermain ponselnya.

"Taruh dulu itu ponselnya terus mandi, baru main lagi." Omel Kun. Dia tidak suka jika anak-anak langsung bermain ponselnya sesaat setelah mereka bangun. Yukhei mendecak lalu menaruh ponselnya, kemudian dia duduk dan menguap. Dia melihat Kun dengan wajah cemberut. Kun yang sedang menaruh pakaian kotornya menyadari itu, dan tertawa.

"Apa?"

"Kun-ge masih marah?"

"Marah? Soal apa?"

"Tadi malem."

"Tadi malem?"

Kun ingat soal tadi malam, tapi dia berusaha melupakannya. Itu efek parfum, bukan Yukhei sendiri kok, Kun tahu itu. Mana mungkin 'kan Yukhei berani memegang Kun, apalagi tahu sifat Sicheng yang kayak gitu. Kun tersenyum.

"Iya engga apa-apa. Eh iya lupa, mending kamu cepetan mandi deh, kita ada meeting."

"Ku kira Kun-ge doang?"

"Engga, meeting ini spesial."

Yukhei diam sebentar, sebelum akhirnya sadar maksud Kun apa. Dia berteriak senang lalu lompat dari kasurnya kemudian memeluk Kun. Kun panik bukan karena Yukhei memeluknya, tapi karena dia takut Yukhei mencium bau parfumnya kembali.

"YEY GE! AKHIRNYA!" Tapi ternyata yang Kun dapatkan hanya pelukan serta ciuman singkat di pipinya. Itu saja, kemudian Yukhei melepasnya dan berlari ke dalam kamar mandi.

Huh, aneh.

Apa efeknya sudah perlahan menghilang?

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang