"Semua gara-gara kamu."
"Aku?" Yuta yang asik nyemilin takoyaki bekunya langsung bangun tegak, tersinggung dengan ucapan Doyoung. Doyoung sendiri cuman menyilangkan tangannya di ujung sofa.
"Iya, kamu."
"Iya aku kenapa?" Yuta justru engga paham. Doyoung memutarkan bola matanya malas.
"Yuta-hyung ga sadar ngerusak hubungan orang?" Mendengar itu, justru dua kepala yang menengok ke arah Doyoung. Taeyong yang sejujurnya duduk di antara mereka berdua yang niatnya cuman mendengarkan justru ikutan terlibat.
"Yuta ngerusak hubungan siapa?" Tanya Taeyong agak... Tegas?
"Ya siapa lagi hyung? Kun lah."
"Yuta...." Taeyong menengok dengan wajah gondok. Yuta mengangkat kedua tangannya ke udara, berusaha untuk melakukan self-defense.
"Aku 'kan udah kasih tahu. Kun itu gampang cemburu, cuman dia engga akan ditunjukkin. Kamu kok manasin dia mulu?" Omel Taeyong. Yuta jadi ikutan gondok, kenapa Doyoung harus ngomong gini dekat Taeyong? 'Kan jadi kena marah.
"Siapa yang manasin, Winwinie nya aja yang imut minta ku lahap setiap aku lihat dia." Jawab Yuta santai, sejujurnya masih engga tahu kenapa Doyoung nyindir begitu. Dia emang udah biasa godain si Sicheng, terus kenapa?
"Tuh hyung! Astaga! Aku ga percaya aku satu unit sama pelakor." Doyoung menunjuk tidak percaya dengan dramatisnya. Kening Yuta berkerut.
"Pelakor? Heh kamu ya kalau mulut dijaga, Doy! Kamu aja ngerebut Jungwoo dari Lucas 'kan?"
Jeng jeng.
Doyoung melototin Yuta dengan tatapan benci, benci banget karena yang dia juga ditatap balik kayak gitu. Mereka melototnya juga semakin dekat lagi, seolah-olah menambah intensitas bunuh-bunuhan mereka lewat tatapan itu. Taeyong yang posisinya di tengah-tengah hanya menghela nafas dan mendorong kedua wajah mereka berdua menjauh.
"Maju-maju lagi nanti kecium pipiku, awas." Ancam Taeyong. Doyoung dan Yuta pun menjauh, tapi Taeyong tahu diem-diem mereka ngatain masing-masing. Taeyong jadi engga bisa menikmati acara tv-nya.
Kenapa orang-orang engga bisa kayak dia aja?
"Heh apaan nih, ruangannya bau!" Tiba-tiba ada komentar dari balik pintu. Taeyong otomatis lihat ke arah siapa yang ngomong itu.
"Bau kenapa?"
"Bau karena ada Yuta-hyung sama Doyoung-hyung tatap-tatapan kayak mau nyerang satu sama lain. Jijik."
Yuta dan Doyoung pun langsung beralih melototin Donghyuck. Donghyuck sendiri yang merasa terintimidasi refleks mengepalkan tangannya dan berpose kungfu.
"Ayo sini! Berani?!" Donghyuck mengangkat dagunya dengan sombong.
"Beneran minta ditoyor." Kata Doyoung sambil bangun dari tempatnya. Donghyuck langsung panik dan menjerit.
"AMPUN AMPUN AKU BERCANDA DOANG HYUNG AHHH!" Mereka berdua pun pergi dari sana dengan Doyoung yang mengejar mangsa dan Donghyuck yang terlihat seperti akan merenggang nyawa saat itu juga.
Dan sekarang tinggal Yuta dan Taeyong yang menonton tv. Lupakan, Yuta bahkan tidak melihat ke tv satu lirikan sekalipun, dia terlalu sibuk dengan ponselnya setelah berargumen dengan Doyoung.
"Yuta." Panggil Taeyong. Yuta engga menengok. Barulah ketika Taeyong cubit pahanya Yuta mau menaruh ponselnya itu.
"Apa?"
"Kamu ngapain lagi coba?"
"Apanya?"
"Jangan pura-pura ga tahu. Itu yang diomongin sama Doyoung apa?"
"Ih, bukan urusanmu."
"Hubungan Winwin sama Kun juga bukan urusan kamu. Tapi kamu terus campurin, gimana 'sih?" Karena pertanyaan itu, Yuta bangun dan memeletkan bibirnya. Taeyong rasanya mau mukul juga cuman Yutanya udah keburu pergi. Dasar kekanak-kanakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfume Aftertaste
Fiksi PenggemarHubungan Sicheng dan Kun merenggang. [a birthday fic.]