•28

705 109 14
                                    

"Dari mana kalian baru pulang sekarang?"

"Maaf Taeyong-hyung.."

"Aku nggak marah sama kamu, Kun. Aku marah sama Winwin."

Sicheng yang dari tadi diam saja saat sampai di dorm langsung melihat ke arah Taeyong dengan wajah datar tak berdosa.

"Apa? Kok aku?"

Taeyong mengernyitkan dahinya. "Gak mungkin Kun keluar malam-malam begini tanpa izin terlebih dahulu. Kamu pasti pelakunya."

Sicheng menghela nafas. Mau bagaimana lagi, daripada Kun yang kena, lebih baik Sicheng mengorbankan dirinya dimarahi.

"Iya iya aku yang ngajak Kun-ge keluar."

Taeyong mendengus, "Kamu tuh ya! Kalian itu mau debut loh, debut! Tahun depan kalian debut dan ini yang kalian lakukan? Bersenang-senang?"

"Maafkan kami, Taeyong-hyung. Lain kali aku akan memberitahu Winwin agar tidak berlebihan," Kun menunduk. "Aku lagi bersedih dan Winwin berusaha menghiburku."

Taeyong mengangkat alisnya dan menatap ragu Sicheng. "Kenapa aku ragu soal itu? Ku dengar dari yang lain kalian sedang ada sesuatu." Taeyong mengutip kata 'sesuatu' dengan jarinya. Kun menggeleng.

"Nggak kok. Maaf ya Taeyong-hyung. Aku akan istirahat sekarang." Sicheng melirik ke arah Kun ketika merasakan bahunya diremas pelan. Kun tersenyum ke arah Sicheng. "Kamu tidur juga ya? Makasih udah ajak gege ke luar.."

Sicheng tadinya mau menyela, mengingat alasan mereka keluar karena untuk menyelesaikan semua hal yang menyangkut sedari dulu terkait masalah-masalah yang lama. Tapi Sicheng tahu Kun berusaha melindunginya sekarang, itulah sebabnya ia tersenyum dan mengangguk. Sicheng berjalan dan memeluk Kun singkat.

Niatnya, singkat.

"Win?" Kun memanggil Sicheng. Dia masih tetap memeluk Kun, menelusup kan wajahnya di ceruk leher yang lebih tua. "Win, tidur sana."

"Gege masih wangi." Gumam Sicheng. Kun menatap Taeyong dengan tidak enak, sementara Taeyong berpura-pura tidak memerhatikan dengan fokus pada smartphone nya. Kun menghela nafas dan mendorong pelan Sicheng. Beruntung Sicheng langsung melepasnya.

"Udah ya, sekarang kamu tidur."

"Tidur sama gege boleh?"

"Win, sejak kapan kamu jadi manja begini?" Interupsi Taeyong. Sicheng menatap Taeyong sebentar sebelum mencium pipi Kun kemudian berjalan pergi.

"Dia bahkan nggak pamit." Ketus Taeyong melihat figur Sicheng yang menghilang di antara pintu lorong. Kun tersenyum dan menepuk bahu Taeyong.

"Kamu sudah bekerja keras hari ini hyung, terimakasih sudah mengkhawatirkan kami. Sekarang istirahat ya? Aku juga sudah mengantuk nih. Besok aku akan memberitahu Winwin tentang sikapnya."

"Dia itu kekasih mu atau anak mu sih? Kamu kayak ayahnya aja." Taeyong yang tadi wajahnya terlihat garang berubah melembut, "Baiklah Kun. Selamat malam." Setelah itu Taeyong pergi. Kun juga kembali ke kamarnya tak lama setelah mematikan lampu ruang tv. Ketika sampai di kamarnya, Kun melihat figur Yukhei yang sudah terbalut selimut tebal.

Kun berjalan pelan. Dia bahkan tak repot-repot untuk menyalakan lampu. Setelah cuci muka, Kun langsung melompat ke atas kasurnya dan menarik selimut untuk menutup dirinya.

Tapi sayangnya Kun tidak bisa tertidur. Tepat ketika matanya menutup, wajah Sicheng yang menciumnya di depan umum terulang di otaknya. Kun buru-buru membuka matanya dengan panik.

"Apa-apaan.." katanya dengan tidak suka. Wajahnya memerah, memori bibirnya yang merasakan kehangatan bibir Sicheng tiba-tiba saja terasa. Bagaimana Sicheng menciumnya dengan hangat. Bagaimana otak kotor Sicheng mengatakan sesuatu yang memalukan.

"Ah Sicheng!!" Kun merengek tak bisa menghilangkan kejadian sebelumnya. Karena itu dia jadi tidak bisa tidur.

"Hah apa? Apa?" Yukhei yang asik terlelap tiba-tiba saja bangun dengan siaga. Kun menengok dan melihat Yukhei yang terkejut. Kun pun duduk di atas kasurnya.

"Xuxi, maaf," ucapnya pelan. "Ini Gege."

"Ge? Kun-ge?" Yukhei terdengar terdengar terisak. "Oh, Kun-ge."

"Kamu nangis?" Kun tidak bisa menebak kenapa Yukhei terdengar terisak karena ruangan mereka yang gelap. Kun yakin Yukhei kembali tidur karena dia mendengar dengkuran kecil setelah itu. Kun menghela nafas dan kembali tertidur.

Aku harus cepat-cepat tidur.. pikir Kun dan memeluk erat gulingnya, berusaha menghapus kenangan sebelumnya.

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang