•22

663 117 33
                                        

Acara makan mereka berjalan tidak terlalu lancar, namun setidaknya perut mereka kenyang. Sicheng sudah tidak memainkan ponselnya lagi dan lebih memilih terus menempel di sebelah Kun agar tak ada yang usil padanya.

"Katanya engga mau ketauan dulu, tapi kamunya sedeket ini sama aku." Omel Kun saat dia mencuci tangan di westafel dalam kamar mandi umum di restoran itu. "Lagian juga kamu ngapain ikutin aku ke kamar mandi 'sih, bikin makin curiga tau ga!"

Sicheng yang duduk di atas westafel hanya menyilangkan tangannya. "Kamar mandi itu tempat zina. Siapa yang tahu, bisa aja kamu diserang di sini."

"Siapa coba yang mau serang aku." Gerutu Kun dan dia telah selesai mencuci tangannya.

"Aku." Kata Sicheng dengan tampang smug nya itu. Kun menatap jengah, masih ingat tangannya basah karena belum dikeringkan, jadi dia berniat usil dan menempelkan kedua telapak tangannya ke baju Sicheng hingga berbekas.

"Apaan 'sih?!" Sicheng tidak suka melihat telapak tangan basah tercetak di bajunya itu. Kun tertawa.

"Makannya bercanda tuh jangan keterlaluan." Kun menjulurkan lidahnya dan berjalan duluan. Sicheng memutar bola matanya dan mengikuti Kun dari belakang, mengabaikan bajunya yang basah itu.

"Kun-ge, kita pulang engga bareng Manajer-nim 'kan?" Tanya Sicheng saat mereka berjalan berdampingan untuk keluar restoran.

"Iya. Kenapa?"

"Jalan yuk, sebelum balik ke asrama."

"Kamu engga capek emang? Mulai besok 'kan kita beres-beres buat pindah ke dorm baru, sama anggota WayV." Kun membukakan pintu restoran agar Sicheng keluar duluan, kemudian diikutinya dari belakang.

"Aku engga akan pernah capek kalau sama kamu, Ge." Sicheng menyengir, membuat Kun memerah.

"HADUH JIJIK!"

Kun dan Sicheng menatap ke arah manusia di sebelah pintu restoran.

"Ditungguin bukannya cepet-cepet malah mesra-mesraan." Ketus Ten.

"Ten? Kok kamu doang?" Kun engga melihat yang lain.

"Tau tuh. Dery, Lucas, Xiaojun sama Yangyang katanya mau ke arcade dulu."

"Kasian ga diajak." Ejek Sicheng, membuat Ten memplototinya, tapi kemudian dia tersenyum.

"Kun, main yuk! Doyoung ngajak ke arcade juga, tapi yang ada game olahraga indoor nya itu. Udah lama juga engga main sama kamu." Ten mengalungkan tangannya di leher Kun. Kun tertawa.

"Iya soalnya kamu berantem mulu sama Doyoung, jadi lupa sama aku." Kun mencubit pipi Ten, dan Ten hanya menekuk bibirnya.

"Sekarang engga berantem deh. Ayo!"

"Winwin gimana? Mau ikut?" Kun menatap Sicheng dengan semangat. Tentu lah diajak teman memang jauh lebih seru dibandingkan dengan kekasih, no offense.

Sicheng sendiri merasa kesal, gagal lagi deh dia berduaan sama Kun gara-gara imigran gelap dari Thailand itu. Sicheng mendengus, dan melepaskan tangan Ten dari leher Kun.

"Ya udah ayo." Gantian sekarang tangan Sicheng yang di bahu Kun. Dasar posesif, cih.

Kira-kira sepuluh menit mereka jalan, akhirnya sampai tujuan. Arcade nya untung ga rame, jadi mereka ga usah repot-repot pakai masker. Di dalam ternyata udah ada Doyoung yang nungguin dan......

"Lah kok?" Ten ngangkat alisnya. Doyoung geleng-geleng, ngasih tanda kalau dia engga ngajak itu setan. Si setan yang dimaksud berdiri di sebelah Doyoung, tersenyum lebar ke arah Kun dan Sicheng.

"Hai Kun, Hai Winwinie~"

"Tumben Yuta-hyung kosong?" Kun sebenernya belum melupakan kejadian beberapa waktu lalu, tapi itu bukan salah Yuta kok. Itu salah parfumnya, 'kan? Jadi dia santai aja sekarang.

Beda sama Sicheng. Dia ngedecak, terus melepas tangannya dari pundak Kun.

"Tau gitu aku engga ikut." Gerutunya. Yuta memajukan bibirnya kemudian mendekati Sicheng dan mencoba, camkan itu, mencoba, mencubit pipi Sicheng.

"Aduduh adik manis gemes deh kalau marah." Yuta cekikikan, tapi Sicheng segera menepis tangannya. Yuta berusaha mencubit pipi Sicheng lagi, namun pemuda itu lebih cepat bersembunyi di balik Kun.

"Ih benci deh! Yuta-hyung pergi sana ah!"

Ten memutar bola matanya dan menatap Doyoung, seakan-akan minta penjelasan maksud kehadiran makhluk halus dari Jepang itu.

"Aku engga ngajak dia, sumpah." Doyoung ngangkat kedua tangannya. "Pas aku mau keluar tau-tau dia di belakang ku."

"Kan bisa kamu usir, Doy. Males aku tuh, jadi ada saingan lagi main sama Kun." Ternyata si Ten..hadeh, kirain bakal beda gitu. Sekarang Doyoung yang memutarkan bola matanya.

"Emang kamu doang yang merasa ada saingan?" Pertanyaan Doyoung pelan, tapi mampu di dengar telinga Ten meskipun ada yang lagi riweuh di sebelah mereka. Ten langsung memasang wajah lucu.

"Oh ohoho? Apa ini? Kamu mau ikut-ikutan?" Ten mengangkat alisnya nakal.

Doyoung tersenyum miring, "Oh iya dong."

"Sekalipun ada Jungwoo di kamu?"

"Urusan nanti. Pokoknya aku mau deketin Kun dulu."

Perfume AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang